10

2.5K 89 0
                                    

"Ngapain masih disini,bukanya tadi disuruh istirahat"ucap gio dingin dan jangan lupakan sambil natap tajam diyah dan varo

"Istirahat dimana"tanya balik varo

"Kamar"jawab gio datar

"Kamar yang mana,nanti kita masuk salah kamar gimana,lagian sekarang udah jam 04,00 nanggung kalau tidur bentar lagi dah pagi"ucap diyah yang masih tetap fokus sama benda persegi yang digenggamnya

Ya kali masuk kamat,ntar kalau salah kamar kan malu.

"Suara kamu kenapa dek kok serak gitu"tanya dafin yang baru datang sambil membawa jus jeruk dingin ditanngannya

"Huaa makasih abang seharus gak usah repot-repot bawain adek minuman,abang kok tau sih adek lagi haus"ucap diyah langsung ngambil jus jeruk dari tangan dafin dan langsung meneguknua sampai habis,sedangkan gio,dafin dan varo langsunf melotottin lihat diyah yang main sambar aja minumanan orang

"Dek suara kamu kenapa kok serak gitu"tanya lagi dafin datar

"O...ini gak papa kok cuma gatal doang tenggorokan adek"jawab diyah santai

Gio dan dafin mendengar jawaban diyah langsung mendekat buat periksa diyah

"Dafin ambilkan tas kerja abang"suruh gio

Dafin langsung pergi ambil tas kerja gio yang isinya peralatan buat periksa diyah,sedangkan gio lagi natap diyah tajam,diyah yang ditatap kayak gitu langsung ciut nyalinya takut,diyah buru-buru langsung meluk varo erat.

Varo yang dari tadi main HP terkejut secara tiba-tiba diyah meluk varo,varo yang paham juga langsung meluk diyah tak kalah eratnya,varo tau kalau diyah itu sangat takut sama yang namanya alat medis.

Varo terkejut pas kulitnya bersentuhan dengan kulit milik diyah,varo mearasakan hawa panas ditubuh diyah,ya tubuh diyah panas banget ada apa dengan diyah apa diyah sedang sakit,kenapa gak bilang,apa diyah takut mau bilang atau takut diperiksa.Pasti diyah takut diperiksa.

"A...abang adek takut"rengek diyah dipelukan varo

"Ssuutt gak usah takut ya cuma diperiksa doang kok"ucao varo lembut berusa menenangkan diyah

"Sekarang apa yang adek rasain"lanjut tanya varo lembut

"Pusing abang,perut adek juga sakit hikz"jawab diyah yang sekarang mulai nangis sesegukan

"Sejak kapan"tanga varo

"Udah dari tadi abang hiks...hiks"

Dafin datang sambik membawa tas kerja gio dan menyerahkannya ke gio,sebenarnya gio mendengar obrolan diyah dan varo.Tapi gio milih diam aja,gio mendekat agar lebih mudah buat periksa.

"Ayo dek baring dulu bang gio mau periksa kamu"ucap varo lembut

"Hiks...gak mau abang"rengek diyah sambik mencengram baju yang dikenakan varo

Varo melihat diyah ketakutan sebenarnya kasian,tapi mau bagaimana lagi,diyah harus diperiksa,kalau gak diperiksa takutnya nanti malah parah.

"Adek gak usah takut,masak adek gak kasian sama abang,kalau adek sakit nanti siapa doang yang main sama abang"ucap varo dramatis

"Sejak kapan abang jadi gila,mana abang varo yang datar"ledek diyah sedangkan varo memutar bola mata malas

Mendadak varo jadi lebay kerasukan setan kayaknya,peeasan varo datar kadang juga lembut sih,lah sekarang kenapa jadi kayak gini lebay banget.Sedangkan ogi dan dafin hanya menatap datar mereka berdua.

Dafin yang kesal melihat drama dari dua anak remaja didepanya langsung menarik tangan diyah kasar dari pelukan varo,dan merebahkan disofa dengan cekatan gio langsung periksa diyah.

Fatimatussa'diyah (ON-GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang