"Jangan ada yang berani keluar dari kamar ini, sebelum waktunya makan malam nanti," ucap Winarto langsung pergi dari ruangan ini dan diikuti oleh lainnya, kecuali Diyah dan teman-temannya
Ruangan mendadak jadi sunyi hanya terdengar suara sesegukan saja.
"Keluarga lo kejem banget gue takut lihatnya hiks...hiks," celetuk Kevin tiba-tiba sambil menangis yang langsung mendapat anggukan dari lainnya
"Maka dari itu gue gak mau punya papa baru tapi mama gue tetap aja kekeh nikah sama pak tua itu, mana posesif banget lagi apalagi anaknya, gue itu pingin banget bisa bebas kayak dulu tapi sekarang udah gak bisa lagi kayaknya, bakalan susah buat keluar rumah, main sama kalian aja bakal susah pastinya minta ijin, kalaupun gue kabur pasti mereka bisa menemukan gue," jelas Diyah panjang kali lebar
"Lo gak ada niatan kabur yang jauh gitu," tanya Kevin
"Ada, lo mau ikut," tanya balik Diyah sedangkan Kevin mengangguk semangat
"Kalau lo mau harus siapin Roket dulu soalnya kabur ini dijamin mereka gak akan bisa menemukan," ucap Diyah yang langsung membuat teman sekelasnya bingung kecuali Radit yang tahu apa maksud dari ucapan Diyah barusan
"Jangan bilang planet Saturnus lagi, mending lo diem aja deh Vin gak usah lo dengerin apa yang dibilang sama bocah ini," Celutuk Radit yang membuat Diyah merenggut kesal.
Radit gak bisa diajak kompromi padahal kan tadi Diyah udah seneng banget pas lihat Kevin mau ikut kabur dengannya, tapi malah digagalkan sama Radit.
Saat ini mereka berada diruangan yang mirip dengan rumah sakit itu rasanya udah mulai bosan, ingin tidur tapi tidak ngantuk, mau main tapi main apa ya kali pisau bedah ataupun infus yang dibuat mainan kan bahaya kalau sampai keluar darah yang ada malah takut sendiri. Diyah pingin banget keluar ngambil mainannya yang ada dikamar tapi Diyah juga takut kena amuk papanya, soalnya tadi kan udah diancam gak boleh keluar.
Diyah menatap sekeliling ruangan ini siapa tau ada cctv dan papanya bisa melihat aktivitas yang Diyah lakukan sekarang, dan gak lama Diyah menemukan cctv tersebut, kalau dilihat-lihat itu bukan hanya cctv biasa melainkan bisa digunakan untuk mengobrol. Diyah akan mencobanya siapa tau benar papa nya nanti bisa menjawab.
"Papa," panggil Diyah sambil menatap cctv
"Hmm." Berhasil ternyata dugaannya benar papanya bisa mendengar suara Diyah
"Papa bosen mau ambil maninan dikamar boleh ya, sebentar kok papa adek gak akan kabur lagii," rengek Diyah yang merasa udah mulai sangat bosan sekali
"Hmm, awas sampai berani kabur lagi, papa gak segan-segan buat hukum adek yang bikin jera dan gak berani untuk mengulangi lagi," ucap Papa yang langsung membuat Diyah mengangguk semangat
Sedangkan teman-teman Diyah hanya melongo melihat interaksi Diyah dengan papa nya lewat cctv tersebut yang menghasilkan suara tanpa ada orangnya. Awalnya mereka kaget tiba-tiba mendengar suara Winarto tapi pas mereka cari tidak ada dan gak lama mereka langsung paham.
"Biar gak bosen disini enaknya mau ambil mainan apa," tanya Diyah pada teman-temannya
"PS aja lah soalnya kan tadi masih belum puas," jawab Raka cepat sedangkan Diyah mengangguk
"Papa ambil mainannya bareng Radit, Raka sama Kevin ya soalnya kalau ambil sendiri gak bisa," tanya Diyah takut jika papanya tidak memperbolehkan
"Mainan apa," tanya balik papa dengan nada andalan datarnya
"PS,"
"Hmm, papa juga akan nyuruh bibi nganterin camilan dan minuman dikamar, setelah ini bibi akan mengantarkannya," jelas papa Diyah hanya mengangguk semangat
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatimatussa'diyah (ON-GOING)
RandomJangan pernah mau berteman dengan Diyah jika tidak ingin tertular sifat bar-bar dan nakalnya, kesehariannya selalu memberontak dan pembangkang. Diyah punya moto "Dibuatnya sebuah peraturan berarti juga harus ada langgaran, buat apa ada peraturan jik...