17

1K 61 11
                                    

" Heh" anggota keluarga terkejut mendengar ucapan Diyah

Ya terkejut banget lah secara tiba-tiba Diyah bengek mendadak, ini anak memang kuat banget ya padahal barusan udah bikin keluarganya ketar-ketir loh pas jantung diyah nakal lagi, tapi dengan gampangnya diyah bilang besok udah bisa sekolah.

"Mana ada gak usah aneh-aneh dek, besok gak usah sekolah dulu lebih baik istirahat dirumah dulu" ucap Gio datar yang langsung diangguki lainnya

Diyah merenggut kesal mendengar ucapan Gio, gimana gak kesal coba kan besok hari pertamanya belajar disekolah milik Papa tirinya, tapi Gio bilang malah gak boleh sekolah dulu.

"Pokoknya besok sekolah gak ada penolakan" ucap Diyah sewot

"Pokoknya nggak boleh sekolah" ucap Anggota keluarga bersamaan kecuali Ayah sama Mama yang udah tau kelakuan Diyah

"Sekolah"

"Nggak"

"Sekolah"

"Nggak adek"

Terjadilah perdebatan antara Diyah dengan keluarganya, Diyah yang semakin kesal langsung menatap Ayah dan mamanya meminta bantuan agar besok diperbolehkan untuk sekolah.

"Udah lah gak papa besok adek boleh sekolah kok" lerai Ayah yang mulai jengah melihat perdebatan, dan Ayah juga kasian melihat Diyah jadilah diperbolehkan

"Kok Ayah bolehin" ucap Varo marah begitupun juga anggota keluarga lainnya menatap Ayah marah

"Udah gak papa,kalian gak usah kawathir kan Adek disekolah banyak yang jagain juga ada Varo sama Rafa kalian berdua jaga Adek, kalau Adek kenapa-napa kalian langsung telfon aja" ucap Ayah yang langsung diangguki oleh Varo sama Rafa

"Dan untuk kamu dek, jangan banyak tingkah disekolah turutin apa yang dibilang Varo sama Rafa" lanjut Ayah datar yang udah hafal sama kelakuan anaknya ini ketika berada disekolah

Diyah yang jesal sekarang tambah semakin merenggut kesal, gimana gak kesal coba udah bisa di pastikan Diyah gak bakalan bisa bebas disekolah, pasti kemana-mana selalu diikutin sama dua kulkas berjalan ini, mana yang satunya lagi osis pasti susah banget buat bolosnya.

"Iya Ayah" ucap Diyah lesuh

"Mami, Rafa umur berapa sih kok masih cengeng" celetuk Diyah yang langsung membuat anggota keluarga menatapnya

"15 tahun sama seperti Adek, Rafa lahir bulan november sedangkan adek oktober" jelas Mami yang langsung buat Diyah berbinar

"Berarti Rafa jangan panggil aku Adek harusnya panggil kakak" ucap Diyah senang sekali

"Nggak"

"Ihh kok gitu kan lebih muda jadi harus panggil kakak"

"Beda satu bulan, Rafa bakal tetap panggil kamu Adek"

Segitu pinginya Diyah dipanggil kakak yang padahal cuma beda satu bulan doang, tapi ya memang dasarnya diyah gak mau jadi bungsu, soalnya jadi bungsu itu gak enak dan gak bisa bebas. Tapi Rafanya malah gak mau panggil Diyah kakak jadinya diyah cuma bisa merenggeut kesal.

"Udah jangan berdebat lagi sekarang waktunya makan malam" lerai Kakek yang mulai jengah

Diyah dan anggota keluarganya langsung bergegas menuju meja makan, sampai meja makan Diyah melihat menu makanan gak ada yang menarik sama sekali, masa sayur terus sih gak bosen apa sekali-kali seblak gitu kan enak.

"Mama kenapa sayur sih nanti kalau ke seringan makan sayur berubah jadi kambing gimana"ucap Diyah lesuh banget

"Mana ada kayak gitu, malah kalau sering makan sayur jadi sehat dan gak mudah sakit"ucap Gio datar

Fatimatussa'diyah (ON-GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang