"Ganteng," reflek Diyah
Varo sama Rafa mendengar ucapan Diyah langsung melotot terkejut, apa-apaan Diyah berani banget mengagumi seorang lelaki yang baru dia lihat, mereka sangat tidak menyukai itu Rafa yang kesal langsung menutup mata Diyah menggunakan tangannya agar tidak bisa melihat orang tersebut lagi.
"Aaaaaaa gue buta gak bisa lihat lagi," teriak Diyah histeris ketika tiba-tiba menjadi gelap dan gak bisa melihat apapun
"Mulut kamu minta abang kuncir ya, kamu itu gak buta melainkan Rafa menutup mata kamu menggukan tangannya," ucap Varo dingin sambil menyentil mulut Diyah
"Kenapa ditutup sih, kan lagi ada pengeran yang turun dari kayangan jadi Diyah harus melihatnya sebelum pangeran itu kembali lagi ke asalnya, Rafa buka dong Diyah mau lihat pangerannya," kesal Diyah sambil menarik-narik tangan Rafa agar terlepas dari matanya tapi usahanya gagal Rafa tidak akan pernah membukanya
"Rafa bawa Adek pergi." Rafa mendengar suruhan dari Varo langsung mengangguk dan membawa diyah pergi
"Ada apa," tanya Varo datar kepada temannya yang ada di depannya ini
"Nanti istirahat pertama ada rapat osis," jawab orang tersebut yang juga tak kalah datarnya
Dua laki-laki yang sekarang bersama Varo adalah Alvano dan Alvaro, mereka berdua adalah wakil ketua osis dan sekretaris, dua laki-laki kembar identik yang memiliki nama hampir sama dengan Varo bahkan sampai ada yang ngiranya mereka bertiga kembar cuma yang satunya beda wajahnya aja, kenapa banyak bilang mereka kembar karena memiliki nama yang sama.
Jika dilihat sekilas varo juga memang terlihat sangat mirip dengan Al dan Vano maka dari itu banyak yang bilang mereka bertiga kembar, kini sekarang Varo pergi menuju ruang kepala sekolah untuk melihat ke dua adeknya dan di ikuti oleh Al sama Vano.
Diyah memberontak ketika Rafa menariknya, lagi enaknya mau lihat pangeran malahan ditutup matanya dan sekarang ditarik agar tidak bisa melihat pangeran yang ganteng.
"DIEM," bentaknnya, Rafa sangat tidak suka ketika melihat Diyah memberontak
Sampailah di ruang Kepala Sekolah Rafa langsung menanyakan kelas mereka biar tidak berlama-lama di ruang Kepala Sekolah ini.
"Murid baru, kelas," ucap Rafa datar, sedangkan Bapak kepala Sekolah menatap Rafa bingung apa maksud yang diucapkan Rafa barusan
"Kami murid baru pak, sekarang kami ada dikelas mana" jelas Diyah ketika melihatnya Bapaknya bingung
"Untuk nak Rafa masuk kelas X IPA 1 dan untuk nak Diyah masuk jelas X IPS 5," ucap Bapaknya dan seketika Diyah berbinar senang banget karena tidak satu kelas dengan Rafa
Rafa menatap tajam Bapak Kepala Sekolahnya, dia sangat marah kenapa tidak satu kelas dengan adeknya Rafa sangat kesal banget, Rafa juga menatap Diyah tajam karena melihat adeknya senang banget tidak satu kelas dengannya.
"Ya udah pak kami masuk kelas dulu ya," ucap Diyah senang banget langsung ingin pergi dari ruangan Kepala Sekolah
Baru aja Diyah buka pintu dikejutkan dengan keberadaan Varo yang ada di depannya.
"Abang isshh bikin kaget aja ngapain sih di depan pintu segala," kesal Diyah sambil mengatur nafasnya
Gara-gara terkejut Diyah jadi agak sulit untuk bernafas, Rafa yang melihat sangat kawathir dan langsung membuka tas Diyah mencari inhaler, Rafa semakin di buat kawathir ketika tidak mendapatkan inhaler di tas adeknya.
"Dek kok gak ada sih apa gak kamu bawa," tanya Rafa yang masih mengobrak-abrik isi tas Diyah
"Lu...lupa hah Rafa ta...tadi seingat Diyah ada di atas meja belajar hah ta..tapi kayaknya Diyah lupa ma...masukin dalam tas hah," jelas Diyah terbata-bata karena sambil mengatur nafasnya yang sesak
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatimatussa'diyah (ON-GOING)
RandomJangan pernah mau berteman dengan Diyah jika tidak ingin tertular sifat bar-bar dan nakalnya, kesehariannya selalu memberontak dan pembangkang. Diyah punya moto "Dibuatnya sebuah peraturan berarti juga harus ada langgaran, buat apa ada peraturan jik...