Felix tengah bersiap. Membawa boneka pinguin yang ia pilih sebagai hadiah untuk anak Renjun yang berumur satu tahun.
Celana kain, kemeja biru laut dengan di tambah pernik dibagian leher berupa scraft pendek, membuat Felix terlihat manis di cermin.
Pikir Felix sih begitu. Sebelum puas melangkah yakin datang ke acara Renjun pukul empat sore di salah satu tempat outdoor ternama di tengah kota.
Dengan taksi, karena mobilnya masuk bengkel dan belum bisa di kendarai. Felix sampai juga di tempat tujuan dengan menenteng hadiah yang lumayan besar.
Hingga saat ia sampai, rasanya Felix mau mengubur hidup hidup dirinya di palung dunia. Karena semua datang bersama pasangan mereka, tau gitu kan Felix titip saja hadiah ke Eric yang akan datang bersama Sunwoo.
Tidak modal nekat, melangkah maju ke depan menghadap Renjun yang sedang bahagia menata beberapa pemberian hadiah dari sanak saudara.
"Hai!" Sapa Felix gemetar, takut menatap mata rubah Renjun yang coklat kehitaman.
"Hai— kamu nyempetin datang... aku seneng banget"
Dalam hati Felix berujar, bagaimana tidak seneng. Mereka sudah lama tidak bertemu karena Felix kerja dan Renjun jadi tuan besar ketika menikahi Jenonya.
"Hehehe ya begitu..." kikuk Felix melepas pelukan Erat Renjun.
"Kamu datang sendiri?"
Sumpah mati, Felix sudah mengumpat dalam hati ketika Renjun secara gamblang menanyakan apakah ia sendiri atau bersama seseorang. Felix sedikit gengsi ketika ia jujur— sahabatnya ketika kuliah sudah menikah semua sedangkan ia? Jangan ditanya lah.
Senggolan di siku Felix membuat ia sedikit oleng ketika otaknya berhenti bekerja karena pertanyaan Renjun secara tiba tiba, jadi secara spontan juga Felix menggandeng cepat orang di sampingnya tanpa melihat siapa orangnya.
"Sama dia hehehe" cengir Felix lebar, sambil menunjuk siapapun orang yang menerima glendotam Felix dengan tenang.
Sedikit takut, Felix mengucap terimakasih Tuhan.
"Sama Hyunjin Hwang?"
Bagai tersambar petir di siang bolong, seketika Felix menoleh dengan tidak santainya menatap Hyunjin yang tersenyum manis kepadanya. Bagaikan takdir apik yang turun dari Nirmala Tuhan yang ada.
"Aku kira kamu tidak mau menikah dan masih cari anak ke bank sperma"
Sambaran kedua, Felix rasanya ingin terjun bebas saja. Rahasia nya di bongkar didepan orang asing yang bahkan Felix tidak kenal tetek bengeknya.
"Ternyata sama Hyunjin toh" sebut Renjun enteng. Sedangkan Felix mukanya sudah memerah dan siap bersembunyi di balik bahu Hyunjin.
"Biasalah malu malu kucing" Hwang itu membuka suara, tanpa mengelak kalau ada kesalah pahaman antar mereka.
"Hadiahnya udah aku kasih Jeno didepan, selamat ulang tahun buat Jeno junior ya..." ucap Hyunjin terlihat seperti tidak terjadi apa apa yang makin membuat Felix yang bersembunyi di bahu makin memerah karena malu.
Jadi Felix dengan kaku menyerahkan boneka di paper bag besar yang ia bawa tanpa melihat Renjun yang sudah puas menertawakannya.
"Met ultah buat dedek bayinya" ucap Felix putus putus.
"Jangan lupa cicipin makanan sebelum pulang ya~" itu yang Felix tangkap pesan dari Renjun sebelum Tuan Hwang yang ia glendotin manja bergerak menjauh dari kerumunan.
Sampai pada bagian bangku yang pojok, Felix tetep tidak melepas.
Bayangkan! Mau di taruh di mana muka Felix sekarang.
"Dokter Lee"
Nama beserta gelar Felix di panggil oleh Hyunjin Hwang.
"Mungkin ada yang bisa dokter jelaskan kepada saya sekarang.."
Begitu kata terucap, Felix melepas tangannya dari lengan Hyunjin dan duduk di bangku depan mereka yang sepi tidak ada menempati. Meja pojok yang kurang diminati.
Mau mengucap tapi bingung harus berkata apa, hanya maaf yang terlontar dari bibir Felix ketika menghadap si Hwang yang menuntut penjelasan.
"Maaf Tuan Hwang" tunduk Felix dalam.
Memori ia dibuang ke kutub utara karena menggocek keluarga penting korea terputar lagi di pikirannya.
"Nggak nggak nggak" monolog Felix sendiri kemudian menatap Hyunjin penuh penyesalan karena takut kedepannya ia kenapa kenapa.
"Tuan mau saya berlutut, Maaf berkata lancang" sepertinya Felix kalau tidak ada di acara kerumunan seperti ini sudah menangis sesenggukan memohon ampun karena tindakan implusifnya yang selalu merugikan.
"Dokter Lee"
Lagi lagi Felix dipanggil Hyunjin beserta gelar. Padahal Felix tidak butuh itu sekarang hanya pengampunan dari si Hwang.
"Felix!! Kamu disini!!!" Dari belakang Hyunjin, Felix menangkap sosok temannya Eric yang datang bersama Yeonwoo dan Sunwoo dengan girang.
"Loh Hyunjin!" Chit chat basa basi Sunwoo dengan Hyunjin yang terlihat akrab membuat Felix heran. Saling kenal?
Sedangkan Hyunjin sudah tidak menatapnya lagi dan malah asik berbicara santai dengan suami Eric dengan pembahasan yang Felix sama sekali tidak mengerti.
"Pendonor sperma untukmu boleh juga" bisik kecil Eric ditelinga kiri Felix yang membuatnya bergidik.
"Jaga mulutmu Eric sssttt" kesel Eric mencoba menutup mulut sahabatnya tapi teralih bayi lucu di gendongan Eric yang sedang membuka mata.
"Yeonwoo-yaa—" panggil Felix pada anak laki laki berumur lima bulan di gendongan Eric yang memakai baju cokelat bergambar rakun.
"Mau gendong" mohon Felix yang langsung mendapat Yeonwoo di gendongannya tanpa babibu dan hitungan satu dua tiga.
"Aku nitip dulu ya, mau ke Renjun bentar. Datang tadi malah ngelihat kamu duluan" bisik Eric sekali lagi. Sebelum pamit menarik Sunwoo pergi.
Felix sudah melupakan kesalahaannya pada Hyunjin yang kini menatapnya intens.
"Mau punya?"
Spontan saja Felix menjawab "mau!" Tanpa ragu. Kemudian tersenyum pada Hyunjin yang ternyata menjebak dirinya.
"Kalau begitu, Ayo miliki satu"
Dasarnya Felix yang lola apa gimana, ia masih asik aja bermain bersama Yeonwoo yang seperti menertawakannya entah karena apa.
"Dokter Lee saya mau memberi penawaran pada anda, dari pada ke Bank Sperma bagiamana kalau memiliki bayi lucu bersama saya saja?"
"Hah!"
Seperti yang sudah di duga, Felix ingin melebur sekarang juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
We need baby!
Short StoryFelix getol ingin bayi, tapi tumbuh sebagai anak broken home. Ia trauma dan berencana untuk tidak menikah. Jadi temannya Eric menyuruh ke Bank Sperma saja- tapi bagaimana kalau yang lahir bayi monster? Sedangkan di lain pihak ada Hyunjin yang terus...