Felix bangun pukul sepuluh lebih lima puluh enam menit, bersyukur lah pada Tuhan karena jadwal Felix longgar. Tidak mendadak di panggil ke rumah sakit dan lain sebaginya.
Felix terjaga duluan dan Hyunjin masih molor disebelahnya dengan nyaman. "Apa tidak kebas?" Cicit Felix kecil, memperhatikan apa yang sekarang di jadikannya bantal. Yaitu tangan si Hwang.
"Mas, mau jam sebelas..." kata Felix gemas sambil mengapit rapat hidung Hyunjin dengan jari.
Otomatis yang tua segera kelabakan mencari udara.
"Hahhhh..."
"Tidurnya nikmat banget, mimpi apasih..." tanya Felix, posisinya masih tetap seperti tadi. Enggan berdiri, bergerak, makan, mandi atau apapun lagi. Karena pingganya tidak bisa bergerak dan tidak berasa sama sekali.
Hyunjin menatap Felix, kemudian matanya menyipit dan merengkuh Felix kembali dalam peluk dan terpejam lagi.
"Lahh... masih di lanjut..." heran Felix karena baru tau kalau Hyunjin suka loading sehabis tidur.
"Mas udah jam sebelas!" Nada Felix makin tinggi. Tapi pelukan erat dari Hyunjin semakin jadi.
"Bentar dikit lagi ai..."
Felix menenggelamkan wajahnya di dada Hyunjin sembari berpikir cara apalagi yang ia lakukan untuk yang tua bangun.
Ide jahil muncul di benak Felix, saat melihat ke atas ada rahang yang terkatup rapat. Naik ke atas begeser sedikit, hidung Felix menyentuh ujung hidung Hyunjin.
"Maassss udah jam sebelas...." Felix berujar sambil Hidung nya digerakkan ke kiri dan kanan secara konstan. Sesekali mengecup bibir si Hwang pelan dan mengulang kata di awal "Masss udah jam sebelasss..."
Tanpa aba aba, kepala Felix di belakang di tahan saat ia memberikan kecupan kelima.
Felix mendapat balasan berupa lumatan dalam, Hyunjin menggigit bibir bawah Felix agar memberikan akses masuk bagi lidah yang tua. Menjelajah mulut Felix dan bertukar saliva. Mengabsen setiap gigi Felix yang ada sampai pasokan udara tak bersisa.
"Haaahhh" Felix menarik diri, menjauhkan kepalanya sendiri.
"Biar impas"
Felix tertawa, mendengar kata parau yang keluar dari mulut Hyunjin yang basah sehabis berciuman dengannya. Impas karena tadi Felix menghentikan jalan nafas Hyunjin Hwang.
Tapi begitu Hyunjin mau membuka mata, tangan Felix naik keluar dari selimut menutupi mata Hyunjin.
"Jangan lihat..."
"Why..." Hyunjin berujar dengan nada yang di mainkan.
"Aku jelek" maksud hati Felix, sekarang dia benar benar kacau. Rambut nya seperti singa yang ada di alam liar, pirang dan tak karuan. Berbeda dengan Hyunjin yang masih tampan bak pangeran.
Felix merasakan bulu mata Hyunjin bergerak, yang tua memaksa membuka mata.
"Mas, beneran jangan lihat..." kekeuh Felix pada pendiriannya.
Tapi seperti masuk telinga kanan keluar telinga kiri, tangan Felix di turunkan Hyunjin, telapan kecil itu di kecup menggunakan bibir.
Mana segala Hyunjin pakai bilang "kamu tetap cantik..."
Apa tidak Felix cepat membalik badan karena mukanya memerah karena malu malu kucing di puji calon suami. Makin jadi saat Hyunjin mendekat dan mengecup tengkuk Felix pelan pelan.
Felix terkikik, bergidik geli karena ulang Hyunjin Hwang "Mas jangan di endus..."
"Wangi bayi..."
KAMU SEDANG MEMBACA
We need baby!
Short StoryFelix getol ingin bayi, tapi tumbuh sebagai anak broken home. Ia trauma dan berencana untuk tidak menikah. Jadi temannya Eric menyuruh ke Bank Sperma saja- tapi bagaimana kalau yang lahir bayi monster? Sedangkan di lain pihak ada Hyunjin yang terus...