Ch. 16 [Mimpi]

2.1K 306 33
                                    

Felix berusaha terihat baik baik saja padahal dalamnya sangat amat menderita di depan kedua sahabatnya. Menampilkan topeng yang selalu ceria, agar si Na tidak terlalu khawatir mengenai keadaan tubuh Felix yang kian lemah. Tapi soalan Eric—

"Berhenti meminum obat tidur..."

Gigitan pada daging sup yang sedang di makan pada kantin rumah sakit, membuat Felix menjadi tidak selera. Eric memulai untuk perang dunia ketiga—

"Seminggu waktu yang cukup lama untuk break kalian... tidak jelas juntrungannya..." Eric bilang, sikutan di lengan Jaemin berikan.

Felix melihat, tapi jengah bertengkar. Jadi ia hanya diam— pikirannya sudah terlalu berisik tentang kemungkinan kemungkinan buruk, jangan ditambah soal presepsi Eric barusan yang membuat kepalanya jadi makin tak karuan.

"Aku gak mau dia nyakitin diri sendiri lebih parah lagi Na Jaemin..." Eric berdecih kecewa, meninggalkan meja makan kantin rumah sakit yang untung saja sepi pengunjungnya.

"Kim..." Jaemin berusaha mencegah, tapi sisi Felix ingin tak kalah. Jadi gelengan ia berikan ketika Jaemin berusaha mencegah Eric pergi lebih jauh dari mereka berdua.

Istirahat sebentar sebelum pulanh di ruangan dengan berkas yang berserakan, Felix menghadap langit langit. Mencoba menerka besok ia harus pakai tenaga cadangan yang mana lagi untuk terlihat baik baik saja.

Memejamkan mata mencoba menikmati ketenangan yang jarang di dapatkan. Felix terlelap untuk hari yang panjang.

Felix membuka matanya perlahan lahan, melihat sosok Hyunjin berjalan mengantar orang yang Felix kenal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Felix membuka matanya perlahan lahan, melihat sosok Hyunjin berjalan mengantar orang yang Felix kenal. Grandma Hwang, yang terlihat selesai dari rawat jalan.

Jarak yang cukup dekat tapi tak terlihat, Felix menangkap dengan mata kecilnya yang tidak tega Hyunjin begitu pucat. Ingin sekali Felix dekati dan bertanya, tapi balik lagi kalau mereka masih dalam tahap yang di katakan sudah mau berhenti.

Berputar balik, dua puluh menit berlalu. Seperti takdir yang apik. Felix bertemu Hyunjin kembali di dalam lift. Yang turun ke bawah pada lobi parkir.

Perempuan lanjut usia itu menyapa, kebetulan hanya mereka bertiga dalam lift bergerak ke lantai utama.

"Dokter Lee masih kenal cucu saya..." kata yang sama seperti saat Felix jumpa grandma.

Felix harus jawab apa kalau sudah kenal Hyunjin sampai seluk beluk tak berdasar yang berputar diambang batas hal tabu bernama cinta.

Berbicara sebentar, setelah Lift terbuka. Hyunjin memuntun bersama Felix, grandma ke bagian depan. Cucu kebanggan keluarga Hwang itu izin sebentar mengambil mobil.

Meninghalkan Felix yang kikuk ditanya pulang sama siapa karena terlihat tidak membawa kendaraan.

Ingat Felix membayang ketika janji mau pulang bersama si Kim tapi sedang marahan, pulang dengan Jaemin tapi lembur kerjaan. Pilihan terakhir Felix mengatakan kalau sudah memesan taksi online yang membuat Grandma Hwang kecewa dengan muka yang di buat buat. Guratan senja terpantul dari cahaya rumah sakit membuat Felix sedikit tertawa karena Grandma mirip sekali dengan Hyunjin kalau lagi terluka.

We need baby!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang