Alarm pada sebuah ponsel berbunyi cukup nyaring pagi itu. Sepasang matapun kian terbuka perlahan menyeimbangi keadaan. Pukul 04:25 dini pagi dengan cuaca yang cukup dingin tak menyurutkan niat laki-laki berlesung pipi untuk beranjak bangun dari tidurnya.
Air wudhu belum mengering dari bagian wajah Yusuf yang tengah melaksanakan solat subuh kala itu. Peci hitam turut menghiasi bagai mahkota para raja.
Waktu berlalu cepat, dari lantai atas rumah Yusuf hanya menatap uminya bahagia dengan sesekali mengumbar senyum tipis.
"Hanan, coba kamu panggil kakak kamu sana. Kita sarapan sama-sama" ucap umi yang tengah sibuk menyunguhkan beberapa hidangan sarapan.
"Kaaaaaaaaaaaak,,, sarapaaaaaan" berteriak,suara Hanan menggema dalam ruangan itu.
"Eeh,, ya Allah. Kenapa teriak-teriak"_Umi
"Tadi kan suruh manggil. Gimana sih umi" jawab Hanan kesal.
"Ya tapi gak harus,," ucapan umi Dania terpotong.
"Kenapa siiih?" tanya Yusuf menyela sambil menuruni tangga.
"Tuuh kan. Koneksinya kenceng makanya langsung ke sini" ejek hanan pada uminya.
"Iiiis,, Yaudah ayo kita sarapan, nanti keburu dingin"_Umi
Yusuf hanya tertawa melihat tingkah kedua orang yang sangat ia cintai itu sambil mengambil posisi duduk yang berhadapan dengan uminya yang juga bersebelahan dengan sang adik. Keluarga yang terlihat begitu rukun dan bahagia. Canda dan gurau beberapa kali terlontar dari mereka sembari menikmati sarapan pagi itu. Mood Yusuf pagi itu benar-benar baik yang berbanding terbalik dengan beberapa hari yang lalu.
"Kamu gak kemana-mana hari ini kan suff?" tanya umi.
"Mmmm,, kayaknya gak ada umi. Tapi gak tau juga sih nanti"_Yusuf
"Kok kayaknya?"_Umi
"Kenapa ? Kan Yusuf harus kemasjid umi. Kok heran gtu?" jawab Yusuf dengan tatap penuh tanya.
"Maksudnya umi mau ngajak kamu ke rumah teman umi"_Umi
"Emng Hanan gak bisa nganter?"_Yusuf
"Hanan juga ikut, makanya umi mau kamu juga ikut sekalian. Biar bareng gituu" ucap umi memperjelas.
"Tapi Yusuf kan harus ke masjid" mengelak.
"Ya setelah kamu selesai dengan kegiatannya, baru kita ke sana"_Umi
Yusuf hanya tertunduk berfikir dengan penuh pertimbangan.
"Paling kakak gak mau umi. Alasannya bla bla bla lah," celetuk Hanan.
"Ssssst,, jangan gitu" bela umi pada Yusuf.
Yusuf masih berfikir keras.
"Kita kan jarang jalan-jalan bareng. Inikan mumpung adikmu lagi di rumah juga, nanti susah kalau dia udah balik ke sekolahnya. Mau yaa!" pinta umi memohon.
"Iya udah umi. Yusuf ikut"_Yusuf
Senyum bahagia dengan gerak tubuh yang berusaha umi Dania tahan seolah ada rencana yang berhasil ia lakukan.
Siang itu,
Dari luar masjid, In tengah duduk menunggu seseorang keluar dari pekarangan masjid yang tidak lain adalah lelaki tampan berlangsung pipi berwajah oriental. Tampilan biasa dengan Hoodie hitam yang tidak lupa menutup kepalanya meski keadaan tengah terik.
Tidak jauh dari posisi In berada, sebuah mobil berwarna Hitam mengkilat terlihat keluar dari dalam masjid itu. Kemudian berjalan menuju gadis cantik berparas Timur Tengah di tempat biasa nya Ia menunggu. Kaca mobil di turunkan begitu terlihat In yang tengah duduk menunggunya, dan tanpa basa-basi menyapa In sambil tersenyum ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
AINUN s.1 [ END ]
Teen Fiction"Kita tidak gagal saling mencintai. Kita hanya gagal untuk saling memiliki" batin In Seketika tangis Yusuf pecah dalam kesendirian setelah In lenyap dalam bayang matanya. "In, mungkin setelah ini aku akan membenci dunia yang tidak ada kamu di dalamn...