PERJODOHAN-2

109 10 0
                                        


Siang itu di rumah keluarga Ardian.

Hidangan yang telah tersaji di atas meja makan, juga dengan sedikit dekorasi cantik menghiasi ruang tamu yang luas itu. Melihat kehadiran keluarga In, Umi Dania menyambut hangat mereka dan mempersilahkan duduk. Tidak mau diam saja In pergi membantu umi Dania yang masih sedikit sibuk membereskan dapurnya.

"In bantu ya"

"Aah,, jangan-jangan, kamu kan tamu sekarang di sini. Nanti biar umi aja yang bereskan"

Tanpa memperdulikan ucapan Umi Dania, In mengikis lengan bajunya. Tangannya yang masih di perban tidak dia hiraukan.

"Eeeh, sudah sudaah. Tangan kamu masih sakit kan. Nanti kita beresin lagi kalau gitu." Umi Dania menahan tangan In dan menariknya ke arah ruang tamu.

Dari atas tangga, Yusuf turun bersama Hanan dengan pakaian rapinya. Kini In yang tak mampu berpaling, terpaku dan hanya menatap kagum Yusuf. Sesampainya di hadapan In, Yusuf hanya mengumbar senyum yang memperlihatkan lesung pipi kirinya. Peci hitam tetap melekat erat pada kepalanya dengan sangat Indah.

Mata In masih tetap menatap, tidak berkedip dan tidak juga di palingkan ke arah lain. Melihat itu, bik Ria menarik lengan baju In untuk menyadarkannya. Umi Dania juga sempat membelai Yusuf dengan sangat bangga memperlihatkan nya di hadapan In.

"Tampan kan?"_Hanan

"Cantik"_Yusuf

Yusuf kembali terkejut dengan ucapannya sendiri. Umi Dania juga Hanan tertawa lepas mendengar nya.

"Nggak sia-sia kan siap-siapnya dari subuh kak" ledek hanan untuk keduanya.

Yusuf dan In menunduk malu. Berusaha menyembunyikan kembali seberkas rasa dalam dada.

"Tapi pangeran tampan tentu hanya untuk putri cantik"_Hanan

Mendengar obrolan itu bik Ria terlihat bahagia, karena yakin jika In memang telah di terima dengan baik di sini. Sedikit harapan tersirat untuk masa depan In dengan Yusuf agar dapat menjalin mahligai pernikahan dari dalam hati bik Ria.

Namun, tidakak ada yang menyadari kehadiran tamu lain di ambang pintu rumah.

"Assalamualaikum"_pak Heri

"Waalaikumussallam. Ya Allah, maaf kami tidak memperhatikan tadi" sambut Umi Dania ramah.

Tanpak Keluarga Irawan beserta anak satu-satunya yaitu dokter Adelia Irawan menghadiri acara itu. Namun siapa sangka, kedatangan mereka bukan karena undangan Umi Dania namun memang di sengaja.

Setelah penyambutan itu, mereka duduk bersama dan berbincang akrab satu sama lain di ruang tamu.

"Maaf, kedatangan kami sangat tiba-tiba. Dan kami tidak tau kalau sedang ada acara di sini"_pak Heri

"Jangan bilang begitu. Kalian juga sudah saya anggap seperti keluarga. Lagi pula semakin ramai semakin seru. Rumah ini sudah lama tidak ramai seperti ini"_umi Dania

Tangan dokter Adelia sedikit memberikan kode pada ayahnya untuk memulai perbincangan serius.

"Khem, jadi sebelumnya tujuan kami datang ke sini adalah untuk membicarakan hal yang pernah Umi Dania sendiri utarakan pada keluarga kami. Dan saya rasa memang ini momen kebetulan yang pas karena semua keluarga berkumpul"

Semua orang masih menyimak maksud perkataan pak heri.

"Jadi begini, mungkin ini sudah terlalu lama. Tapi karena anak kami Adelia sedikit lama memikirkan keputusannya jadi itu sebabnya kami juga terlambat memberikan jawabannya"_ibu Ana

Kali ini semua orang benar-benar di buat bingung dengan maksud ucapan  ibu Ana. Mereka berusaha menerka-nerka dengan wajah kebingungan.

"Ayo pak" ibu Ana memberi kode pada suaminya untuk berbicara.

AINUN s.1 [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang