BERJODOH ?

120 11 0
                                    

Mobil hitam yang di kendarai Yusuf melaju dengan kecepatan setandar, dengan fikirannya yang semerawut. Ponselnya berulang kali berdering namun tak di gubrisnya, Yusuf hanya menambah kecepatan agar segera sampai di rumah.

Tidak berselang lama, mobil Yusuf kini telah terparkir dalam bagasi rumahnya. Terlihat umi Dania juga Hanan yang telah siap dengan pakaian rapinya, dan kini hanya tinggal menunggu Yusuf untuk bersiap-siap juga. Tak bisa di sembunyikan oleh Yusuf akan raut wajah lesu tak bersemangat, yang juga beberapa kali diiringi dengan hembusan nafal sesak saat melewati uminya menuju kamar.

Beberapa menit berlalu, merekapun berangkat menuju tempat yang di arahkan oleh umi Dania. Rumah yang juga tak kalah megah dari rumah keluarga Ardian.

Hari itu berlalu begitu lama bagi Yusuf, meski berusaha untuk menikmati suasana yang di suguhkan begitu indah di rumah itu, juga orang yang sangat baik dan ramah tidak membuat Yusuf nyaman. Bagaimana tidak, seperti sudah di tanam dalam kepalanya yang hanya terbayang gadis pujaan hatinya. Terkadang Yusuf juga terlihat melamun, juga tidak fokus saat menjawab pertanyaan yang dilontarkan padanya, dengan jawaban berbeda yang di berikan Yusuf.

Tepat pukul 21:00 mereka sampai di rumah dengan selamat.

Saat akan bersiap-siap tidur, Yusuf kembali masuk ke dalam kamar Umi Dania seperti sebelumnya jika dia merasa gelisah atau untuk sekedar berbagi keluh kesahnya.

"Umi, dulu kalau Alm. Abi menghibur umi klau lagi marah kayak gimna?" tanya Yusuf spontan sembari berbaring di samping umi Dania.

Dengan tatapan heran, juga senyum tipis sekaan tengah menelaah maksud pertanyaan dari Yusuf. Umi kemudian mengambil sedikit nafas untuk memulai kembali menceritakan kisah masa lalunya pada Yusuf.

"Alm. Abimu orangnya gak banyak omong. Dia pendengar yang baik untuk orang cerewet seperti umi, hehe,,"_Umi

Sedikit memperbaiki posisinya, kini Yusuf menatap Umi Dania penuh tanya seakan menunggu jawaban yang ia cari.

"Umi sering kali marah, sering keras pada keputusan umi, tapi baiknya Abi itu gak pernah balas seperti yang umi lakukan. Dan akhirnya selalu umi yang ngalah, bahkan ikut keputusan Abi. Entahlah, Abi mu pakai jurus apa"_Umi

"Umiiii,,,bukan jawaban kayak gitu yang aku maksud. Iiiiih,,," ucap Yusuf mulai jengkel.

"Yaa,, terus kamu mau yang kayak gimana cara umi jawabnya?"_Umi

"Masak kurang jelas sih pertanyaannya umi?"_Yusuf

"Oke okeee,,Minta maaf. Itu poinnya"_Umi

"Minta maaf ? Tapi aku gak tau salahnya di mana umi. Terus kenpa setiap kali,,,. Aah,, udah lah" ucap Yusuf lelah dengan tubuh yang mulai memalingkan diri dari hadapan Umi.

"Eeh,,,hahaha. Kok gitu" Umi Dania seolah mengejek.

"Au ah Umi"_Yusuf

Karena merasa kesal akan respon Umi Dania, Yusuf memilih memutar arah tidurnya untuk menghindar.

"Itu rahasianya perempuan. Berlari untuk di kejar, menghindar untuk di tahan, dan pergi untuk di cari. Bukan jual mahal, tapi itu memang sudah di pasang secara permanen dalam diri perempuan. Dan semua itu dikembalikan lagi pada laki-laki, mau melakukan atau tidak. Jawabannya bukan lagi pilihan, karena perempuan tidak suka mempertimbangkan"_Umi

Sedikit terkejut dengan jawaban uminya, Yusuf kembali bertanya.

"Aku harus gimana?"_Yusuf

"Yaa,,bilang apa adanya. Tpi jangan lupa untuk selalu minta maaf, karena perempuan itu tau dirinya salah hanya saja yang dibutuhkan itu pengakuan maaf dari laki-laki terlebih dahulu. Setelah itu dia akan mengakui kesalahannya. Ini masalah sederhana, cuman gengsi aja." ucap Umi Dania meyakinkan.

AINUN s.1 [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang