Vomen,ya.HeHeHe.
Setelah beberapa hari sejak kejadian Nadira tidak sengaja mendengar semua pembicaraan Dareen, Helen, dan juga Gita, hubungan Nadira dengan Dareen mulai merenggang.
Sejujurnya, Nadira tidak mempermasalahkan hal itu jika Dareen dengan cepat menjelaskan semuanya. Tapi dengan sikap Dareen yang malah menghindari membuat Nadira hanya bisa menahan kesal.
"Beberapa hari ini dia jadi nggak ngehubungi gue kalau gue nggak memulainya duluan," ucap Nadira bercerita pada Diajeng.
Nadira rasa ia perlu untuk meminta pendapat Diajeng sebagai sahabat dekatnya. "Mungkin dia lagi sibuk, Ra. Dia ada bilang gitu nggak tentang kegiatannya?" tanya Diajeng.
"Nggak ada. Kalau gue tanya dia jawab seadanya aja sekarang," ucap Nadira sambil menggeleng pelan.
Kini Diajeng terdiam sejenak. Ia juga bingung dengan sikap Dareen saat mendengar cerita dari Nadira.
"Coba deh lo telepon dulu," ujar Diajeng.
Nadira mengeluarkan ponselnya kemudian mencoba untuk menghubungi Dareen. Pada panggilan ketiga, barulah panggilan itu diterima Dareen.
"Halo, Pak."
"Iya, Ra. Ada apa nelpon?"
"Bapak lagi di mana sekarang?"
"Saya lagi pergi sama keluarga saya dan udah mau balik ke kampus. Kenapa, Ra?"
"Ngggak papa kok, Pak. Saya cuma khawatir karena bapak udah jarang kasih kabar ke saya,"
"Oh, maaf ya. Nanti malam saya ke sana ya."
"Kalau masih sibuk, mending nggak usah, Pak."
Dareen terdengar menghela napas di sana, "Maaf, Ra."
Hanya itu yang bisa Dareen ucapkan. Hal itu membuat Nadira memutuskan panggilan sepihak. "Kenapa dia minta maaf sama gue, Diajeng?" tanya Nadira mulai sedih.
Diajeng yang mendengar permintaan maaf dari Dareen itu juga merasa terkejut dan rasanya begitu sedih. "Dia mau balikan sama Gita kali, ya?" tanya Nadira.
Sejujurnya, Nadira cukup merasa sedih. Tapi apalah daya, ia juga tahu diri. Seseorang yang seperti dirinya akan susah menyamakan tingkatnya dengan keluarga Dareen.
"Gita emang cantik banget sih," ucap Nadira.
Diajeng menatap sahabatnya itu kemudian mengusap tangannya pelan, "Nggak boleh begitu. 'Kan lo sendiri yang bilang waktu itu Dareen membela lo," ucapnya.
Nadira mengangguk, "Iya, itu emang bener. Tapi, hal itu nggak menutup kemungkinan dia memilih Gita, Diajeng."
"Nanti kita bahas lagi, Ra. Kita ke kelas dulu aja," ucap Diajeng. Setelah selesai menikmati makan siang di kantin, keduanya berjalan kembali ke kelas.
Tiba-tiba Nadira mendengar riuhan dari beberapa mahasiswa yang melihat ke satu arah yang sama. Diajeng mengikuti arah pandang para kerumunan mahasiswa itu.
Dengan cepat, Diajeng menyikut lengan Nadira. "Ra, lo lihat sana," ujar Diajeng.
Nadira mengikuti arah yang Diajeng tunjuk dan terdiam. Dilihatnya Dareen sedang berjalan memasuki kampus bersama dengan Gita. Dan posisi wanita itu menggandeng lengan Dareen erat.
Dareen juga terlihat nyaman dengan posisi demikian.
Nadira hanya mampu terdiam sambil menikmati pemandangan yang begitu menarik perhatiannya. Namun tak lama kemudian, pandangan keduanya bertemu.
![](https://img.wattpad.com/cover/282398524-288-k361967.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Absurd Lecturer [COMPLETED]
Romance[SEBAGIAN CERITA DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM MEMBACA] sebuah kisah yang mungkin terlihat sederhana, namun percayalah, kita tahu bahwa setiap masalah selalu ada alasan, dan setiap kali masalah itu kerap datang, komunikasikanlah. .. "Sebenarnya tadi sa...