Hari demi hari telah dilewati, setelah obrolan sore itu. Keduanya kini kembali bersama dan mempersiapkan segala sesuatu buat hari baik yang mereka rencanakan.
"Lebih baik langsung serius. Nggak usah berlama-lama," ucap Dareen menjelaskan.
"Bilang aja mas udah nggak sabar mau nikah," ledek Nadira.
Dareen tertawa pelan, "Itu kamu tahu."
Yaps, keduanya kini telah mempersiapkan pernikahan mereka. Restu yang sudah ia dapatkan dari kedua pihak, membuat mereka memantapkan semua rencana yang sudah mereka rancangkan dan impikan.
Mulai dari menyiapkan vendor, menghubungi wedding organizer, semua mereka lakukan juga dibantu oleh kedua sahabat yang sangat mereka kasihi, Diajeng dan Arion. Jangan tanya bagaimana hubungan mereka berdua, keduanya begitu tertutup dan terlalu misterius.
Bahkan ke sahabatnya sendiri.
Persiapan demi persiapan. Semua yang wajib disiapkan telah mereka cicil bahkan sejak sebulan sebelum pertunangan mereka. Dareen dan Nadira begitu senang menyiapkan ini semua.
"Mas, pokoknya jangan kemana-mana lagi. Dua hari lagi udah acara. Jangan macam-macam ya," ucap Nadira yang mengomeli Dareen lewat panggilan video itu.
"Iya sayangku. Tenang aja," ucap Dareen menenangkan.
Dareen merebahkan tubuh itu menatap langit-langit kamarnya. Thank you God for this amazing journey.
***
"Apa yang membuat kamu jatuh cinta pada Nadira?" tanya sang pastor saat sedang berkhotbah.
Dareen menatap calon istri yang akan disahkan sebentar lagi itu kemudian kembali menatap pastor dengan tatapan yakin. "Nadira punya segala sesuatu yang nggak bisa saya dapatkan dari perempuan manapun. Senyum seperti Nadira, suara seperti Nadira, tatapan seperti Nadira, tingkah laku seperti Nadira. Pokoknya apa yang ada pada Nadira itu membuat saya jatuh cinta."
Seluruh orang yang berada di ruangan tersebut bersorak riuh karena perkataan Dareen yang begitu romantis dan terdengar lantang.
"Sangat diluar ekspektasi saya jawabanmu itu, Dareen. Bagaimana dengan kamu Nadira?"
Nadira tersenyum yakin, "karena kehadirannya bagaimana obat dan pemberi warna dalam hidup saya. Semua perlakuannya, semua usahanya, semua yang ia lakukan begitu sempurna di hidup saya walaupun kehidupan kami bahkan diri kami ini tidak sempurna. Tapi sama Dareen, semua terasa sempurna."
Dareen menatap Nadira kemudian tersenyum bangga bahkan mengedipkan matanya membuat Nadira tertawa.
Ibadah Pemberkatan ini terasa begitu syahdu dan begitu terasa intim. Keduanya diberkati menjadi satu keluarga yang akan mengarungi perahu kehidupan bersama. Bahkan kedua keluarga juga tak kuasa menahan rasa haru terhadap keduanya.
"Thank you for coming into my life, Mas Dareen. Thank you for everything, terima kasih karena sudah lahir dan menjadi seorang pribadi yang akan menjadi kepala keluarga kecil kita. Aku percaya, kita bisa melewati semuanya, sesuai dengan janji nikah yang kita ucapkan." Nadira menggenggam tangan itu.
Dareen menatap Nadira dengan mata yang berkaca-kaca, "Aku bersyukur ke Tuhan karena aku punya istri yang sesempurna ini. Thank you for being here, sayangku, cintaku, ibu negaraku. Aku nggak bisa janjiin banyak hal ke kamu, tapi selama masih sama kamu bahkan sampai mata ini tertutup selamanya, i'm trying my best for you and our family. Love you, sayangku."
"Words aren't enough to describe how i love you so much, Mas Dareenku sayang. I love you, love you, love you!" Nadira membalas ucapan Dareen.
CUP!
Mata Nadira terbelalak melihat Dareen dengan cepat mengecup bibir Nadira. Gadis itu tersipu malu.
"Kenapa malu? 'Kan sudah halal toh," ledek Dareen.
"IH! MAS DAREEN! DASAR DOSEN ABSURD, untung suami."
***
Thank you semuanya yang sudah membaca cerita ini.
Semoga cerita sederhana ini setidaknya menghibur kalian yang membacanya.God bless you.
Dengan ini dinyatakan,
MY ABSURD LECTURER TAMAT!
![](https://img.wattpad.com/cover/282398524-288-k361967.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Absurd Lecturer [COMPLETED]
Romance[SEBAGIAN CERITA DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM MEMBACA] sebuah kisah yang mungkin terlihat sederhana, namun percayalah, kita tahu bahwa setiap masalah selalu ada alasan, dan setiap kali masalah itu kerap datang, komunikasikanlah. .. "Sebenarnya tadi sa...