My Absurd Lecturer [COMPLETED]

13. Nyari perkara

Hi, malam minggu nih wuakaka.
Jangan lupa vote dan komen ya 💚
Enjoy yeay!

Setelah dari mall kemarin, Dareen kembali berulah. Hari ini Dareen kembali mendiami Nadira.

Walaupun ia bertingkah demikian, Nadira cukup heran karena sepertinya kalau Dareen terlihat sangat merajuk, pria itu akan mengirimi Nadira begitu banyak makanan.

Nadira Alodie Kusuma
Pak, gojekin saya makanan lagi?

Dosen, Pak Dareen
Makan aja.

Nadira Alodie Kusuma
Masih dalam mode ngambek, Pak?

Dosen, Pak Dareen
Ya.

Nadira Alodie Kusuma
Yah, masih ngambek.
Padahal saya udah kangen sama bapak negara.

Nadira terkekeh pelan saat ia membaca kembali pesan yang ia kirim untuk dosennya itu. Sejak kapan lo berubah menjadi orang cringe begini, Ra?

Dosen, Pak Dareen
Besok siang datang ke ruangan saya.

Raut wajah gadis itu berubah seketika menjadi sumringah. Senyum manis Nadira begitu terkembang saat Dareen akhirnya mau bertemu dengan dirinya.

Setelah puas menikmati makanannya, Nadira langsung tersandar sambil meneguk segelas air putih dinginnya itu.

“Pak, besok-besok jangan kayak begini dong,” ucap Nadira mulai protes.

Dareen menatap ke arah Nadira dengan bingung, “Jangan kayak begini itu gimana maksudnya?”

“Kalau saya di paksa makan sebanyak ini, saya jadi punya dua perasaan,” jawab Nadira membuat Dareen semakin bingung.

“Kamu kalau ngomong jangan suka dibikin bingung, deh. Langsung aja gitu intinya apa?” tanya Dareen.

“Ya gini loh, Pak. Saya dihukum seperti ini buat saya ada dua perasaan. Pertama, saya merasa sangat beruntung dengan hukuman yang bapak berikan. Dan kedua …”

“Saya merasa sedikit bingung dan tak habis pikir. Saya juga ga bisa menghabiskan semuanya ini, Pak.” Nadira melanjutkan pembicaraannya.

“Bukannya kamu harusnya lebih merasa beruntung karena saya bikin kenyang?” tanya Dareen.

“Iya, itu benar, Pak. Tapi, saya tetap saja tidak enak hati kalau diginiin, Pak.” Nadira kembali protes.

Dareen menatap raut wajah Nadira yang terasa lucu itu kemudian tersenyum tipis serta memajukan sedikit kepalanya, “Jadi, ibu negara saya maunya saya gimana?” tanyanya.

Nadira terdiam sejenak menatap raut wajah Dareen yang menatapnya intens dengan posisi yang benar-benar berhasil membuatnya salah tingkah.

Dengan cepat, Nadira berdeham kecil lalu meneguk kembali air putihnya.
“H-hm, ya ga gimana-gimana, Pak,” ucapnya salah tingkah.