Hi, enjoy ya untuk bab 2 ini.
Jangan lupa vote dan komen yaa :(Enjoy!
Malam hari ini tentu saja Nadira telah berada di sebuah cafe yang memberinya pekerjaan tetap. Nadira terlihat beberapa kali mengecek mic yang akan dia gunakan.
"Telat mulu lo," celetuk Nadira.
"Namanya juga gitaris terkenal 'kan ya. Wajarlah sibuk." Nadira tercengang mendengar ucapan Rama, gitaris yang selalu mengiringinya bernyanyi.
"Oh bagus kalau udah terkenal, nggak usah pakai latihan lagi berarti." ledek Nadira.
"Ya nggak gitu juga kali, neng." balasnya. Nadira hanya terkekeh lalu keduanya kembali sibuk menyiapkan diri dan alat.
Ketika Nadira menyanyi satu lagu, matanya tertuju pada pintu masuk cafe tersebut. Seorang pria yang tampak gelisah antara ingin masuk atau tidak.
Nadira menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas.
Ketika tatapan mereka bertemu, Nadira terlonjak kaget. Itu Dareen, dosennya di kampus. Dirinya terlihat sangat kikuk.
Dareen yang terlihat sama kagetnya langsung berjalan menjauhi cafe tersebut. Nadira hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan aneh dari dosennya itu.
Tepat jam 7 malam, pengunjung cafe tersebut mulai diisi oleh beberapa kalangan anak-anak muda dengan berbagai tujuan.
Pacaran, kerja kelompok, sekedar ngumpul bareng dan lainnya.
"Selamat malam semuanya. Saya Nadira dan gitaris yang ada disebelah saya Rama akan menemani malam minggu pengunjung semua dengan alunan lagu yang sedang hits belakangan ini. Enjoy!" sapa Nadira diawal.
Alunan melodi yang keluar dari petikan senar gitar Rama begitu indah. Nadira menatap ke arah Rama sekilas lalu tersenyum sejenak sebelum masuk ke bait pertama.
Ku yakin dalam hatiku..
kau satu yang ku perlu.
Ku rasa hanya dirimu,
yang membuatku rindu..Bila saat nanti kau milikku,
ku yakin cintamu
takkan terbagi takkan berpaling.
Karena ku tahu engkau begitu,
karena ku tahu engkau begitu..Suara lembut Nadira mengiringi indahnya malam minggu yang cukup dingin itu. Beberapa pengunjung cafe ada yang mengikuti nyanyian Nadira.
Di sudut cafe, Dareen tengah menatap mahasiswinya itu tengah bernyanyi dengan indah. Suaranya yang halus membuat Dareen terdiam dan menikmatinya.
Gadis itu bahkan berani mengimprovisasi dengan nada tinggi yang sangat pas. Dareen beberapa kali merekam suara dan video Nadira yang tengah bernyanyi itu.
"Baiklah, bagi pengunjung sekalian yang mungkin ingin bernyanyi, saya persilahkan," ucap Nadira ditengah-tengah live accoustic.
Ada satu pria yang mendekati Nadira lalu berbisik padanya.
"Baiklah, ada satu pria tampan yang akan bernyanyi dan mengutarakan perasaannya. Good luck, bro!" Nadira tersenyum manis.
Ketika pengunjung itu duduk dan memegang mic, Nadira pergi menuju toilet.
Dareen yang melihat Nadira hendak mendekat ke arahnya langsung berdeham pelan dan mengangkat tangannya sedikit.
"Nadira," sapa Dareen namun sayangnya ternyata langkah Nadira terlalu cepat hingga tak mendengar sapaan Dareen.
Ah, kampret.
Mata Dareen mengikuti langkah Nadira yang tengah menuju toilet, "Buru-buru amat sih neng. Kebelet boker kali ya dia," ucap Dareen pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Absurd Lecturer [COMPLETED]
Roman d'amour[SEBAGIAN CERITA DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM MEMBACA] sebuah kisah yang mungkin terlihat sederhana, namun percayalah, kita tahu bahwa setiap masalah selalu ada alasan, dan setiap kali masalah itu kerap datang, komunikasikanlah. .. "Sebenarnya tadi sa...