TOK..TOK..TOK..
Nadira yang tengah mengambil gelas untuk minum itupun terkejut dengan gedoran tersebut. Ia menunda dan meletakkan gelasnya kembali kemudian beranjak keluar.
Mata bulat itu terkejut bukan main saat melihat sosok yang ada di depan rumahnya. Siapa lagi kalau bukan Dareen Melviano Singgih.
"Ra," panggilnya lembut.
Nadira masih setia terdiam saking terkejutnya, tak menghiraukan panggilan Dareen.
Pria itu dengan cepat memeluk Nadira. Menyampaikan rasa rindu yang terasa menyiksa dirinya. Merasa tubuhnya dipeluk, lamunan Nadira buyar begitu saja.
"Ra, saya lebih kangen sama kamu. Saya kira, kamu nggak merasakan hal yang sama seperti saya," ujarnya masih memeluk Nadira.
Kini gadis itu tak dapat lagi membohongi perasaannya. Perlahan tangan itu mulai terangkat dan membalas pelukan Dareen.
Nadira melepas pelukan itu, "Masuk dulu, Pak."
Dareen tersenyum tipis kemudian mengikuti langkah Nadira. Ia memilih untuk duduk di ruang tamu dengan tenang. "Tunggu sebentar ya, Pak. Saya buatkan minum dulu," ujar Nadira lalu beranjak.
Pria itu kembali tersenyum tipis sebagai respon. Ia menatap seisi rumah itu dan terhenti saat menatap foto keluarga Nadira. Rasa bersalah itu kembali menyerangnya.
Seandainya saat itu kejadian itu tidak terjadi, mungkin saat ini Nadira akan jauh lebih bahagia.
Melihat bagaimana gadis itu banyak berjuang untuk menghidupi dirinya, kembali membuat hati Dareen terasa tercubit.
"Silahkan diminum, Pak." Nadira membuyarkan lamunan Dareen.
Pria itu mengangguk kemudian meneguk minumannya. "Nadira," panggil Dareen lembut.
"Iya, Pak."
"Saya boleh jelasin semuanya sama kamu?" tanya Dareen dengan hati-hati.
Nadira tampak menghela nafasnya berat. Dareen menggenggam tangan Nadira, "nggak butuh dua hari. Ayo kita selesaikan dengan tuntas," ucapnya lagi.
"Silahkan ceritakan semuanya," ucap Nadira dengan yakin.
***
Beberapa tahun yang lalu..
Dareen memilih untuk meninggalkan tempat yang membuatnya terus-terusan sang mantan, Gita. Tempat yang akan menjadi tempat yang paling ia benci, sampai kapanpun.
Ia tak menyangka bahwa hal ini akan terjadi padanya.
"Aku tunggu di tempat biasa ya, sayang," ucap Dareen melalui panggilan itu. Ia begitu senang setelah banyak hal yang ia lewati bersama Gita, kekasihnya saat itu.
Kesibukan keduanya dalam mengurus hal-hal penting untuk pernikahannya, membuat Dareen semakin hari semakin tak sabar akan hari pernikahannya. Gaun pengantin, foto pre-wedding, undangan yang sudah siap cetak, semua itu sudah ia dan Gita siapkan dengan matang.
Ia tak pernah menyangka dengan akhir dari kisah cintanya dengan Gita yang begitu mengejutkan untuknya.
"Dareen pergi dulu ya," pamit Dareen.
Helen yang melihat anaknya begitu bahagia juga turut merasakannya. "Iya, jangan lama. Kamu itu harus jaga kesehatan menjelang hari pernikahan kalian. Nanti 'kan kamu juga bisa puas ngelihat Gita setiap hari," responnya sambil meledek.
"Ih, apaan sih ma." Dareen terlihat salah tingkah itu langsung pergi keluar.
Sepanjang jalan, Dareen masih sama tersenyum. Bahkan ia memilih untuk mengendarai motor dibandingkan mobil. Karena ia pikir, pasti akan lebih cepat jika mengendarai motor. Sebenarnya, ia mau untuk menjemput Gita terlebih dahulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Absurd Lecturer [COMPLETED]
Romance[SEBAGIAN CERITA DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM MEMBACA] sebuah kisah yang mungkin terlihat sederhana, namun percayalah, kita tahu bahwa setiap masalah selalu ada alasan, dan setiap kali masalah itu kerap datang, komunikasikanlah. .. "Sebenarnya tadi sa...