1. Awal mulanya begini..

134 18 5
                                    

Hi, happy reading!
Vote dan komennya jangan lupa ya.
Vomen kalian sebegitu berarti loh huhu.
Enjoy!

"Dira, lo abis manggung apa abis berantem sih? Kusut amat," ucap Diajeng.

"Sstt! Gue ngantuk jangan berisik." Nadira menatap Diajeng malas sambil menguap. Kemarin benar-benar hari yang melelahkan.

Dari pulang gereja hingga larut malam, Nadira harus melakukan pekerjaannya yang sangat banyak itu.

Siang bekerja sejenak menjaga toko milik tetangga, malam menyanyi di acara pernikahan. Iya, sekarang Nadira bekerja sebagai Wedding Singer.

Nadira melihat ke arah Diajeng sejenak sebelum menenggelamkan kepala ke atas tas. Gadis itu hanya menghela napas malas lalu kembali fokus kepada handphonenya.

Tak sampai semenit Nadira menundukkan kepala, dirinya sudah termasuk di alam mimpi.

Baru saja sepertinya Nadira hampir bertemu ayang beb gue si babang ichang wook di alam mimpi, suara riuh kelas mengacaukan semuanya.

"Ada apa sih?" gerutu Nadira mengangkat kepalanya.

"Kata si ganjen kelas kita, dosen makul ini setelah uts diganti ke dosen lain. Dosennya ganteng parah, Dir." ucapan Diajeng membuat Nadira mendengus kesal.

Like, really? Perkara begitu doang?

"Apaan deh kalian." Nadira kembali menundukkan kepalanya. Suasana seketika kembali sunyi senyap. Ini situasi yang sangat Nadira sukai.

Dia dapat kembali tidur dengan nyenyak.

Ekhm!

Seisi ruangan semakin sunyi karena dehaman dosen yang baru saja dibicarakan itu. Diajeng beberapa kali menyenggolkan bahu Nadira agar terbangun.

Semua itu berakhir sia-sia karena Nadira tak kunjung terbangun.

"Sebelum saya melanjutkan kelas, tolong itu mahasiswi yang tertidur dipaksa bangun," ucap dosen penyambung mata kuliah itu.

"Nadira," panggil Diajeng pelan.

Yang dipanggil tidak juga menyahut. Anak itu benar-benar kelelahan sampai akhirnya tidur seperti orang pingsan.

"Dira!" teriak Diajeng yang kesal.

"Apaan sih?" Nadira terbangun lalu melototkan matanya. "Sudah bangun anak muda?" tanya dosen itu tiba-tiba.

Nadira melihat ke sumber suara, dia hanya berdeham sejenak lalu mengatur napasnya, "Mohon maaf saya tertidur, Pak." ucap Nadira pelan.

"Sana cuci muka terlebih dahulu. Kamu sepertinya artis ibu kota ya, jadwal padat membuat kamu menjadi malas-malasan di kampus." Nadira tercengang mendengarnya.

Dengan gerakan malas, Nadira pamit keluar tanpa menatap dosen itu.

"Nama saya Dareen Melviano Singgih. Kalian bisa panggil saya Dareen. Setelah ujian tengah semester kemarin, saya yang akan mengajar kalian sampai akhir semester. Ada yang ingin ditanyakan?" ujar Dareen.

Tatapan Dareen kembali kepada Nadira yang tampak lebih segar setelah membasuh wajahnya.

Cantik, jujur Dareen.

"Saya boleh panggil bapak dengan sebutan "mas"?" ucap Diajeng setelah mengangkat tangan. Dareen terkekeh pelan menunjukkan senyum tipisnya.

"Boleh. Kalau kita berada diluar jam perkuliahan ya," jawab Dareen diresponi dengan sorakan riuh seisi kelas. Nadira hanya memotar bola matanya malas.

Dasar cewek-cewek ganjen.

Seusai kelas berlangsung, Dareen pamit dan membubarkan kelas. Disusuli beberapa mahasiswi lainnya yang sengaja mengikuti langkah Dareen.

Sesampainya di parkiran, Dareen melihat langkah Nadira yang cepat menuju motornya.

Sejak kapan gadis itu sudah lebih dulu sampai di parkiran?

"Nadira," panggil Dareen ketika melihat gadis itu tampak sibuk menggunakan helm dan jaketnya itu. "Eh, iya pak." ucap Nadira sopan.

"Sudah tidak ada kelas lagi?" tanya Dareen berbasa-basi.

Nadira mengangguk cepat, "Iya pak. Sudah enggak ada kelas lagi," jawabnya.

"Oh, baik. Hati-hati di jalan ya. Sebenarnya tadi saya mau nunjuk kamu jadi asisten pribadi saya. Cuman setelah saya lihat kayaknya kamu ga cocok jadi asisten di mata kuliah saya...," Nadira melongo mendengar ucapan Dareen yang random itu.

"Sepertinya kamu cuma cocok jadi masa depan saya." Nadira tertawa keras mendengar tuturan kata dari dosennya itu.

"Pak, lagi kebelet nikah ya? Ngaco banget tiba-tiba ngomong begitu ke saya. Saya pamit ya, saya udah buru-buru, Pak. Permisi Pak," ucap Nadira lalu langsung pergi meninggalkan kampus.

Sedangkan Dareen, entah kenapa dia malah senyum-senyum sendiri melihat Nadira yang sudah pergi itu.

Hi, Nadira.

Author's Note :
Terima kasih ya sudah membaca cerita ini.
Semoga suka ya hehehe.

Kritsarnya bisa kirim ke DM ya.

Have a blessed day,
God bless you.

-Pontianak, 25 Agustus 2021-

My Absurd Lecturer [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang