Hi, long time no see.
Finally update kembali.
Semoga suka ya!
Jangan lupa di vote dan komen.
Happy reading!Sejak pagi tadi, Nadira sudah sibuk menyiapkan beberapa barang. Hari ini merupakan hari di mana kedua orangnya pergi meninggalkannya. Tak terasa sudah tiga tahun, ia menjadi anak yang begitu mandiri.
Bukan hal yang mudah Nadira lewati. Namun ia sangat bersyukur ia masih punya kekuatan untuk bertahan hidup dengan caranya sendiri.
Sesudah menyiapkan bunga dan air yang akan ia bawa, Nadira mengecek ponselnya yang berdering itu dan langsung menerima panggilan tersebut.
"Pagi, Pak."
"Pagi, ibu negaraku. Sudah siap buat ziarah?"
Nadira tersenyum lembut setelah mendengar suara Dareen, "Udah, pak. Bapak udah di mana?" tanyanya.
"Saya udah mau masuk ke komplek kamu kok ini. Sebentar ya."
"Siap, Pak. Ini saya udah tinggal keluar aja kok."
Nadira memutuskan panggilan tersebut dan bergegas membawa barang bawaannya itu. Melihat mobil milik Dareen itu sudah sampai, Nadira langsung bergegas mendekati mobil Dareen.
"Selamat pagi," sapa Dareen dengan lembut.
Nadira terkekeh pelan, "Selamat pagi, Pak."
"Mau langsung pergi aja atau gimana?" tanya Dareen dan Nadira mengangguk pelan. "Boleh pak," jawabnya. Nadira langsung memasuki mobil dan mereka pergi menuju tempat pemakanan kedua orang tua Nadira.
"Kamu udah sarapan?" tanya Dareen fokus menyetir.
"Belum, Pak. Bapak sudah makan?"
Dareen menggeleng sejenak, "Kita sarapan dulu aja, ya," ajaknya.
"Oke, pak." Nadira tersenyum lembut. Dareen mengangguk sekilas dan langsung menuju tempat makan untuk sarapan terlebih dahulu.
Sesudah makan dan merasa kenyang, keduanya langsung melanjutkan perjalanan menuju tempat pemakaman kedua orang tua Nadira. "Akhirnya sampai," ucap Nadira kemudian langsung keluar dari mobil dan membawa barang-barang miliknya.
Dareen mengikuti langkah Nadira menuju ke makam orang tua Nadira. Gadis itu menatap makam kedua orang tuanya kemudian tersenyum lembut. "Pa, Ma, Nadira datang berkunjung," ucapnya.
Nadira mulai bergerak membersihkan sekeliling makam yang sedikit kotor dengan bunga tabor yang sudah layu itu. Dareen pun langsung membantu Nadira membersihkan dengan penuh inisiatif.
Sesekali Dareen tampak mengusap kedua nissan orang tua Nadira.
Gadis itu menatap tingkah laku Dareen kemudian tersenyum tipis. "Pa, Ma, kali ini Nadira enggak datang sendiri," ucapnya monolog.
"Nadira datang sama seseorang yang belakangan ini menemani Nadira. Namanya Dareen," sambungnya sambil menyiapkan bunga tabor dan seikat buquet bunga segar yang sudah ia pesan.
Dareen tersenyum malu mendengar Nadira yang secara tidak langsung memperkenalkan dirinya walau ia tahu, orang tuanya tidak bisa melihat langsung.
Setelah selesai membersihkan sekitar makam, Nadira terduduk di samping nissan papanya. Gadis itu mengusap pelan sembari membaca nama kedua orang tuanya.
Dareen mengamati gadisnya itu tengah menatap makam kedua orang tuanya itu. Tak dapat ia bending lagi, Nadira meneteskan air matanya dan menangis pelan.
"Seandainya...," ucap Nadira.
"Nadira enggak memaksa papa mama buat datang waktu itu, pasti papa mama sampai sekarang masih ada di samping Nadira 'kan?" sambungnya.
Dareen masih setia untuk tetap diam sambil menatap Nadira yang masih menangis dan sesekali mengusap air matanya. "Keluarga papa dan mama mana ada yang peduli sama Nadira setelah berhasil mengambil perusahaan papa," curhatnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/282398524-288-k361967.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Absurd Lecturer [COMPLETED]
Romance[SEBAGIAN CERITA DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM MEMBACA] sebuah kisah yang mungkin terlihat sederhana, namun percayalah, kita tahu bahwa setiap masalah selalu ada alasan, dan setiap kali masalah itu kerap datang, komunikasikanlah. .. "Sebenarnya tadi sa...