Hi, happy reading!
Panjang loh ini, hampir 2.500 kata😂
Jangan lupa vote dan komen yaa.
Semoga suka ya!
Enjoy~~
Sudah terhitung 3 hari sejak Dareen mengajak Nadira untuk berpacaran. Kepala Nadira rasanya pusing tujuh keliling akibat tingkah absurd dosennya itu.
Dosen, Pak Dareen
Ibu negara tersayang.
Hari ini ada kuliah ampe jam berapaNadira Alodie Kusuma
Saya kuliah sampai jam 11 siang aja, Pak.
Ada apa?Dosen, Pak Dareen
Saya mau ajakin kamu malam jalan.
Harus mau ya?Nadira Alodie Kusuma
Baru aja kemarin bapak aja saya jalan.
Masa hari ini kita jalan lagi?Dosen, Pak Dareen
Kamu ga tahu kalau rindu itu berat?Nadira Alodie Kusuma
Mulai deh mulai.
Kayak ga ketemu setahun aja.Dosen, Pak Dareen
Bagi saya, sehari itu bagai setahun.
Jam 6 ya, ibu negara.
Saya jemput hehehe.Nadira Alodie Kusuma
Emang di kamus Bapak Dareen Melviano,
ada kata penolakan?Dosen, Pak Dareen
Pinternya calon istri saya.
See you, cantik.
Eh, ga mau bilang cantik.
See you, masa depanku.Nadira Alodie Kusuma
Iya, bapak negara yang super bawel.Dosen, Pak Dareen
😘💙Nadira hanya terkekeh pelan saat melihat pesan terakhir yang dikirim Dareen. Senyumnya terkembang begitu saja. Hari demi hari, Nadira merasa ke-absurd-an Dareen terasa menyenangkan untuknya.
Pak, kalau boleh saya berharap, maka saya berharap ini bukan kebahagiaan sementara, batin Nadira.
Gadis itu kembali terfokus pada ponselnya saat pesan dari Diajeng masuk.
Diajeng
Ra, hari ini gue ga kuliah ya.Nadira Alodie Kusuma
Loh, kenapa?Diajeng
Gue ada urusan keluarga.
Ntar gue cerita ya.Nadira Alodie Kusuma
Iya, baik-baik lo.
Kalau butuh bantuan, chat gue ya.Pesan itu hanya tercentang biru tanpa adanya balasan dari Diajeng. Perasaan Nadira mulai merasa ada yang tidak beres dengan Diajeng belakangan ini.
"Selamat pagi, semuanya."
Dengan cepat Nadira langsung memasukkan ponselnya ke dalam kelas dan terdiam mendengarkan dosen yang sudah memasuki kelas tersebut.
***
"Kasiahan adek, Ma."
Gadis itu mengusap wajahnya kasar. Diajeng mengerti hal seperti ini cepat atau lambat akan terjadi pada keluarganya. "Maaf, sayang. Tapi ini keputusan terbaik yang mama dan papa putuskan," ujar Winda.
"Dengan perceraian apakah akan menyelesaikan semuanya?" tanya Diajeng. Air matanya kini sudah tidak lagi mengalir deras.
"Apakah mama harus terus bertahan dengan papamu yang kasar dan tidak pernah menafkahi kita lagi?" Winda tersandar pada kursi sofanya. Ia memandangi anak sulungnya itu dengan tatapan sedih.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Absurd Lecturer [COMPLETED]
Romance[SEBAGIAN CERITA DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM MEMBACA] sebuah kisah yang mungkin terlihat sederhana, namun percayalah, kita tahu bahwa setiap masalah selalu ada alasan, dan setiap kali masalah itu kerap datang, komunikasikanlah. .. "Sebenarnya tadi sa...