Part 11

20 4 0
                                    

Yeyy update part 11
Bakal ada obrolan 18+ disini( ͡° ͜ʖ ͡° )
Klo ga nyaman skip aja.
Happy reading..

***

Ini sudah satu hari terlewat dan dia masih mengharap sebuah pesan dari nomor asing masuk ke ponselnya. Melirik beberapa kali ke ponselnya yang berada di atas meja, Arsen lantas mengacak rambutnya kesal. Sepertinya dia mesti menemui gadis itu. Terakhir mereka bertemu, Rafflesia begitu kacau hingga membuatnya sangat khawatir. Dan karena itu pula dia nekat menyimpan nomornya di ponsel gadis itu tanpa persetujuan si pemiliknya.

Berharap cewek itu menghubunginya dan mencurahkan segala keluh kesahnya. Naif sekali ya dia? Padahal mereka sebelumnya adalah orang asing yang baru beberapa kali bertemu.

"Kusut amat bro. Ngopi dulu nih." Arsen mendongkak, mendapati tamennya mengangsurkan sebuah cup kopi. Menghela napas pelan, Arsen menerima cup kopi itu dengan senyum tipis. Apa iya dia sekusut itu?

"Mikirin apa si bro? Tumben banget gue ngeliat lo bengong gitu."

Arsen menggeleng, kemudian menyeruput kopinya. Menceritakan kegundahan hatinya pada seorang Regan bukan keputusan yang bijak. Bisa-bisa dia malah di ejek habis-habisan oleh temannya ini. Dia mengenal Regan hampir separuh hidupnya. Jadi lebih baik dia diam saja, dari pada mendengar bibir tipis itu menghinanya.

Arsen akui, jika dibandingkan dengan Regan kisah percintaannya masih berada di level newbie. Tapi bukan berarti dia tidak pernah mencecap manisnya pacaran. Tentu saja dia pernah, hanya saja Arsen tidak semahir Regan dalam urusan asmara. Saking mahirnya, dia bahkan bisa dengan mudah berganti pasangan layaknya mengganti celana dalam.

"Sen, sen! Cakep gak?" Nah kan baru saja dia bilang, Regan sudah mendapat mangsa baru lagi.

"Udahan sama Sella?" Tanpa menatapnya balik Regan mengangguk. Matanya lebih fokus pada ponsel di genggamannya. "Gila si ni cewek bodynya cakep banget. Cupnya 36 ada gak si?!"

Arsen tersedak! Sialan Regan, bisa tidak sih dia lihat tempat dan kondisi kalau mau mengeluarkan kata-kata vulgar! Jika ada yang mendengarkan bisa-bisa dia ikut dicap mesum juga. Arsen tidak mau, dia 'kan laki-laki baik-baik yang menjungjung tinggi harkat dan martabat wanita.

Tapi dia penasaran juga, sebagus apa si badan cewek itu hingga membuat Ragan mupeng seperti itu. Meliriknya sekilas, Arsen lantas berdecih. "Apanya 36, 34 itu mah."

"Dih sok tau banget lo, pernah pegang juga kagak."

"Anjing mulut lo!"

"Iya kan ngaku aja lo!"

"Kagak!" Balasnya sewot. Enak saja, Arsen tidak sepolos itu ya! Dia juga pernah merasakan benda kenyal itu di dalam genggamannya! Oh shit! Dan itu satu tahun yang lalu.

"Kan! Lo kagak pernah pegang!" Regan terbahak puas, sialan setan satu itu! Muka Regan benar-benar menyebalkan di mata Arsen. Rasanya ingin dia menggaruk wajah sok ganteng itu! "Enak tau Sen, kek mainin squishy." Kikiknya sinting. "Mau gue kenalin cewek ga?" Tawarnya.

"Gak, makasih."

"Halahh punya muka ganteng, tapi gak dimanfaatin lo mah. Mubadzir." Cibir Regan yang dibalas dengusan oleh Arsen. "Bacot lo ah."

"Nih, namanya Laura anak bahasa, Kalem orangnya, tipe-tipe lo lah." Katanya sembari memperlihatkan layar ponselnya yang berisi sebuah postingan instagram seorang gadis. Arsen meliriknya tanpa minat, cantik si. Tapi Arsen tidak tertarik, dia lebih tertarik pada gadis bengal yang saat ini membuatnya uring-uringan.

RafflesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang