3

1K 122 5
                                    

Ruang dokter menjadi tempat dimana jihoon duduk dengan tenang dengan seorang dokter yang sedari tadi hanya diam memandangnya tanpa mengatakan apa pun yang mana malah membuat jihoon bingung sendiri.

Jeon wonwoo dokter yang nantinya menjadi dokter penanggung jawab jihoon di rumah sakit ini yang mana juga membuat jihoon terkejut saat tahu jika dokter penanggung jawabnya adalah salah satu dari masa lalunya.

"Mau sampai kapan kau memandangi ku begitu kau masih banyak pasien yang harus kau urus"ujar jihoon santai
"Ah...maaf, aku hanya terkejut"sahut wonwoo
"Aku juga sama terkejutnya dengan mu"
"Bagaimana kabar mu"
"Kau sudah membaca rekap medis ku jadi tak perlu ku jawab pertanyaan mu itu"
"Sudah berapa lama?"
"Sejak dua tahun yang lalu, jadi kapan aku bisa mendapatkan jadwal rutin ku?"
"Lusa kau bisa kesini untuk jadwal rutin dan membicarakan jam berapa yang kau inginkan"
"Baiklah, aku harus segera pulang"
"Ah ya disini dokter mu meminta untuk kau di beri obat dulu paling tidak sampai lusa, ini resepnya kau bisa menebusnya di ruang obat"
"Baiklah aku permisi...ah ya aku hampir lupa bisa kau rahasiakan keadaan ku"
"Rahasia pasien VVIP akan aman"
"Bagus"

Jihoon bergegas keluar dari ruangan wonwoo dengan santai bahkan seungkwan yang ingin ke ruangan wonwoo di buat terkejut karena jihoon keluar dari ruangan wonwoo sedangkan jihoon berjalan begitu saja.

Langkah kaki jihoon bergegas menuju ruang obat untuk menembus obat yang harus ia minum baru ia akan menyusul renjun ke kantin rumah sakit.

Selesai dengan obatnya jihoon bergegas pergi menuju kantin rumah sakit untuk menjemput renjun terlebih lagi ia butuh makan namun jihoon tak tahu jika seungkwan dan wonwoo sedari tadi mengikuti jihoon bahkan sampai kantin.

"Eomma!"

Jihoon bergegas menuju kearah renjun yang sepertinya sangat lapar karena banyak sekali yang renjun pesan berbeda dengan wonwoo dan seungkwan yang terkejut dengan panggilan yang di gunakan anak yang tengah duduk itu kepada jihoon.

"Aku tak tahu jihoon Hyung sudah menikah"ujar seungkwan
"Bukan tak tahu tapi kita yang tak peduli waktu itu"sahut wonwoo
"Waktu itu? Bilang saja sepuluh tahun yang lalu kok repot"

Wonwoo dan seungkwan sibuk dengan argumen mereka berdua bahkan saat jeonghan dan yang lain datang untuk makan siang mereka juga tak sadar kalau hansol tak menegur mereka berdua.

"Kalian sedang apa?"tanya soonyoung
"Ah...itu kami sedang...emm"bingung wonwoo
"Jihoon?"celetuk jeonghan yang membuat semua langsung memandang salah satu meja

Berbeda dengan jihoon Yang sedang sibuk membereskan barang-barang renjun ke dalam tas renjun juga obat miliknya sedangkan renjun membayar makanan yang ia pesan.

Langkah jihoon terhenti saat sebelas orang berdiri tak jauh darinya bahkan mereka berjalan mendekat kearah jihoon.

"Eomma, ayo kita pulang"ujar renjun berdiri di samping jihoon
"Kau sudah selesai?"sahut jihoon
"Heum...eomma mereka siapa?"tanya renjun
"Mereka dokter di rumah sakit ini jun-na"sahut jihoon
"Lalu kenapa berhenti dihadapan eomma?"tanya renjun lagi
"Eomma menghalangi jalan, ayo kita pergi, kita masih harus mencari keperluan mu...maaf dokter saya menghalangi jalan kalian kami permisi"ujar jihoon

Jihoon dan renjun pergi meninggalkan kantin dengan cepat atau lebih tepatnya meninggalkan rumah sakit dengan cepat.
.
.
.
Ruang kerja seungcheol menjadi tempat dimana semua orang berkumpul bahkan soonyoung sudah sampai disana lebih dulu dari pada yang lain beruntung saja mereka semua sedang jam istirahat.

Semua masih diam bahkan bingung harus bicara apa sampai Jisoo memilih untuk membuka pertanyaan untuk wonwoo dan seungkwan

"Bagaimana kalian bertemu jihoon?"tanya Jisoo
"Aku melihatnya keluar dari ruangan wonwoo Hyung"sahut seungkwan
"Dia kolega salah satu pasien ku dan datang untuk menanyakan kondisinya sekaligus cek kesehatan katanya"ujar wonwoo bohong
"Dia sudah menikah rupanya...padahal aku disini menderita karenanya dia malah sibuk bahagia"ujar soonyoung
"Kita kan belum tanya soon mungkin saja itu adiknya yang dirawat jihoon sejak bayi"ujar jeonghan

Belum juga menjawab perkataan jeonghan pintu ruang kerja seungcheol terbuka dan mendapati Chan yang membuka pintu

"Ada apa Chan? Kau ingin bergabung juga?"ujar seungcheol
"Tidak, dokter xu pasien mu mencari mu dan dokter Choi pasien kamar VIP 5 membutuhkan pemeriksaan mu"ujar Chan
"Chan! Apa kau tahu jihoon jika jihoon sudah menikah?"ujar soonyoung
"Oh benarkah, bagus dia sudah menikah dan tak mengharapakan manusia bodoh itu lagi...saya permisi"ujar Chan sebelum keluar
"Bagaimana caranya menggembalakan Chan yang dulu"ujar hansol
"Terlalu tak mungkin untuk di kembalikan hansol-ie"timpal seungkwan.

Berbeda dengan jihoon yang hanya diam sejak pulang dari rumah sakit yang mana membuat renjun jadi khawatir sendiri dengan keadaan jihoon.

"Ji eomma"panggil renjun
"Heum...ada apa kau lapar?"tanya jihoon
"Mana ada aku sudah makan banyak tadi di rumah sakit kenapa masih tanya apa kau masih lapar? Eomma kenapa?"
"Eomma tak apa kau tenang saja, eomma sudah minum obat kok"
"Apa karena dokter-dokter tadi, harusnya aku memukul mereka semua"
"Memang kau tahu siapa mereka"
"Kumpulan orang yang menghancurkan eomma"
"Kau tahu?"
"Heum appa park dan eomma min pernah memberitahu ku"
"Dasar orang tua itu sungguh"
"Kau juga sudah tua eomma cepat sana cari pacar"
"Kau dulu saja yang cari pacar"
"Hih aku malas pancaran"
"Kau ini"
"Eomma tak perlu takut ada renjun disini yang terpenting sekarang eomma harus sehat dulu jangan memikirkan yang lain"
"Iya injun nya eomma, sekarang bantu eomma masak saja bagaimana? Nanti malam ada yang akan datang berkunjung"
"Siapa?"
"Teman appa park dan eomma min"
"Benarkah? Wah uang jajan ku akan bertambah pasti"
"Iya akan bertambah, sekarang bantu eomma memasak ok"
"Baik eomma"

Jihoon dan renjun memilih untuk menyibukkan diri di dapur dari pada harus memikirkan apa yang terjadi di rumah sakit.

Taman rumah sakit menjadi tempat dimana Chan istirahat dari pada di kantin ia terlalu malas melihat soonyoung dan yang lainnya sebut saja Chan sudah menghindari mereka semua sejak sepuluh tahun lalu.

"Sudah makan?"tanya dokter senior Jung hoseok
"Sudah tadi"sahut Chan
"Jangan bohong aku sudah melihat mu disini sejak kau selesai operasi tadi"
"Itu tahu kenapa masih bertanya"
"Ada yang mengganggu pikiran mu?"
"Mereka bilang mereka bertemu dengan jihoon Hyung"
"Lalu?"
"Kata mereka jihoon Hyung sudah menikah tapi kenapa hati ku berkata jika ia belum menikah"
"Kita saja yang menikah bagaimana"
"Hyung kau gila ku tinggal pergi nih"
"Iya maaf, nanti kau pulang jam berapa?"
"Selesai operasi setelah ini aku bisa pulang dan libur dua hari"
"Apa itu kode untuk pergi jalan-jalan"
"Aku kadang bingung bagaimana bisa eomma Jung memiliki anak seperti mu...aku tak ingin jalan-jalan aku ingin tidur dan istirahat dirumah"
"Iya...aku paham, nanti aku jemput ku ada janji setelah ini"
"Siapa?"
"Hanya teman tak perlu cemburu"
"Siap yang cemburu"
"Aku pergi"
"Hem hati-hati"
"Manisnya, ayo kita menikah saja"
"Hoseok Hyung ku buang ya nanti ke sungai Han"

Hoseok pergi meninggalkan Chan yang masih sibuk dengan pipi merah nya sungguh rasanya Chan ingin memaketkan Jung hoseok siapa yang mau bilang pada Chan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Don't GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang