Toko buku menjadi tempat dimana jihoon dan soonyoung mengikuti renjun untuk membeli buku padahal setahu jihoon buku milih renjun sudah banyak, karena malas berkeliling akhirnya jihoon dan soonyoung memilih untuk menunggu renjun selesai dengan kegiatan berkeliling.
"Ini minumlah"ujar soonyoung sebari memberikan air mineral untuk jihoon
"Terimakasih, maaf jadi merepotkan mu"sahut jihoon
"Aku tak merasa di repotkan kok, renjun suka sekali dengan buku"
"Ya dia memang suka mengkoleksi buku, padahal buku di rumah sudah banyak"
"Sama seperti mu bukan? Kau dulu juga suka sekali mengkoleksi buku"
"Ya mungkin karena aku juga begitu mungkin"
"Suami mu tak marah jika aku pergi dengan mu dan renjun"
"Untuk apa marah"
"Santai sekali, apa dia tak ikut kesini?"
"Tidak...ah ya jangan bahas mengenai itu jika ada bersama renjun"
"Kenapa?"
"Kau dokter bukan jadi paham maksud ku"Ya jihoon memang menghindari bahasan Mengani orang tua renjun terlebih lagi jika membahas ia punya suami padahal ia menikah saja belum.
Mereka kembali hening karena tak ada bahan pembicaraan dengan santai terlebih lagi mereka juga belum lama kembali dekat jadi masih bingung ingin membicarakan apa.
"Kau tak ingin mengambil lisensi mu kembali ji, aku bisa mengembalikannya"ujar soonyoung
"Tidak, aku sudah memerlukan itu kembali"sahut jihoon
"Kenapa?"
"Aku sudah tak bisa melakukan operasi kembali"
"Apa itu karena..."
"Salah satunya...kepergian Yuna ketika menjadi pasienku membuatku takut untuk jadi dokter kembali dan juga karena mu"
"Aku?"
"Kemarahan mu waktu itu yang membuat pergelangan tangan ku hampir saja di amputasi, sejak saat itu dokter melarang ku untuk melakukan hal yang banyak menggunakan tangan dan pergelangan tangan termasuk membedah..."
"Jihoon aku.."
"Tak apa...aku sudah memaafkannya lagi pula saat itu aku tahu bagaimana keadaan mu yang marah karena Yuna tiada di tangan ku"
"Kau tahu kenapa aku mempercayakan Yuna pada mu saat itu?"
"Karena dia sahabat ku tapi kau juga lupa fakta jika aku juga sahabatnya...aku lebih mengenalnya dari pada kau bahkan aku juga yang mengenalkan kau pada Yuna"Soonyoung di buat diam tak berkata oleh jihoon ya ia lupa akan itu jika Yuna dan jihoon memiliki hubungan persahabatan yang hanya di mengerti oleh mereka berdua berdosakan soonyoung lupa akan fakta itu.
Tak lama renjun datang dengan satu keranjang penuh dengan buku yang mana membuat jihoon geleng kepala sendiri.
"Ini semua siapa yang bayar?"tanya jihoon
"Eomma lah, ayolah eomma renjun lupa beli seri ini sejak keluar seri tiga dan sekarang sudah seri sepuluh dan beli beberapa buku untuk sekolah"sahut renjun
"Novel mu itu sudah bertumpuk renjun bahan eomma harus membuat rak buku pada dinding rumah"
"Ya eomma?"rengek renjun
"Sudah biar aku yang bayar, hadiah untuk renjun"ujar soonyoung
"He? Tidak ada aku saja yang bayar"ujar jihoon
"Kemarikan keranjangnya renjun-na menunggu eomma mu mengomel bisa-bisa sampai malam kita disini"ujar soonyoung yang mengambil keranjang buku renjun.Soonyoung pergi ke kasir untuk membayar buku yang di beli renjun namun soonyoung bingung dengan satu buku yang menurut soonyoung aneh karena ia pernah melihat buku seperti ini sebelumnya tapi lupa dimana.
Selesai membayar Soobyoung menghampiri jihoon dan renjun yang menunggu tentu saja dengan jihoon yang masih mengomel sedangkan yang di omeli sibuk dengan buku yang ada di hadapannya..
"Kita makan dulu baru aku antar kalian pulang"ujar soonyoung.
.
.
.
Waktu berlalu dan tak terasa sudah malam sejak mereka keluar dari rumah sakit, kini jihoon tengah menemani renjun menata buku yang baru ia beli dan buku buku yang berantakan kembali.Jihoon sudah biasa melihat renjun yang menata buku namun kali ini pandangan jihoon bukan tertuju pada buku tapi pada lengan renjun yang nampak lebam.
"Renjun-ie, kemari sebentar"ujar jihoon
"Ada apa eomma"sahut renjun duduk di samping jihoonJihoon langsung melihat lengan renjun dan benar saja bukan hanya satu luka lebam namun banyak dan jihoon di buat terkejut dengan banyaknya luka lebam pada tubuh renjun.
Renjun hanya diam saat jihoon memeriksa tubuhnya ia sudah tak bisa berbohong lagi bahkan sekarang renjun merasa tubuhnya mulai bergetar
"Katakan pada eomma siapa yang memukul mu"panik jihoon
"Eomma..."lirih renjun
"Kenapa tak bilang pada eomma jika kau kesakitan...ayo ke rumah sakit eomma takut terjadi sesuatu pada mu"
"Tidak mau eomma...renjun takut eomma, renjun takut mereka pukul renjun lagi... renjun takut eomma"Jihoon memeluk tubuh renjun jika seperti ini jihoon juga tak bisa sembarang membawa renjun ke rumah sakit karena sungguh jihoon takut renjun tiba-tiba histeris.
"Tak apa, jangan takut ada eomma yang lindungi renjun...sekarang renjun ke kamar saja istirahat bukunya bisa di tata besok"ujar jihoon
"Temani tidur eomma"sahut renjunJihoon hanya mengangguk menuruti renjun sudah cukup ia melihat renjun menjadi korban bully saat smp jangan terjadi lagi jihoon takut jika proses kesembuhan traumanya milik renjun tak berpengaruh.
Namun itu hanya berlangsung sebentar karena jihoon tahu jika renjun seperti ini pasti demam yang akan datang jihoon tak tahu apa beberapa hari ini renjun selalu seperti ini.
"Hyung bisa ke apartemen ku"ujar jihoon lewat ponselnya
"..."
"Renjun demam dan tadi sempat kambuh traumanya"
"..."
"Terserah kau ingin datang dengan siapa yang penting putra ku dulu"
Jihoon memutuskan panggilan itu dan bergegas keluar dari kamar renjun untuk mengambil air dan handuk untuk mengompres renjun meski ia pernah jadi dokter jihoon tetap akan minta dokter lain untuk membatu renjun.
Tak butuh waktu lama untuk jihoon menunggu orang yang ia hubungi karena saat membuka pintu jihoon sudah melihat hoseok dan beberapa orang di belakangnya.
"Chan dan yang lain ikut juga?"tanya jihoon bingung
"Iya tadinya hanya Chan saja tapi si seungkwan dan wonwoo juga ikut berhubung sedang main di rumah Chan"sahut hoseok
"Oh...ayo masuk, renjun ada di kamarnya Hyung"Semua masuk kedalam rumah jihoon dan hoseok langsung bergegas menuju kamar renjun sejak dulu renjun memang pasien hoseok sejak saat di Jepang karena memang hoseok teman yoongi dan hanya hoseok yang rela bolak-balik Korea Jepang hanya untuk kesehatan renjun.
"Kalian mau minum apa?"tanya jihoon
"Apa saja Hyung yang penting bukan air putih"sahut Chan
"Tunggu sebentar"Jihoon bergegas menuju dapur untuk membuatkan minum sedangkan Chan dan yang lain sibuk melihat isi rumah jihoon yang penuh dengan foto renjun dan dirinya.
"Ji aku tak melihat foto pernikahan mu?"tanya wonwoo
"Sejak kapan aku menikah jeon wonwoo"sahut jihoon
"He? Bagaimana Hyung lalu renjun?"bingung seungkwan
"Renjun anak ku"sahut jihoon
"Maksudnya kau...ditinggal begitu Hyung?"tanya Chan
"Jika ingin membahas ini jangan di rumah aku takut renjun dengar dan traumanya kembali lagi buat janji saja nanti akan ku jawab pertanyaan kalian"sahut jihoonSemua diam dan mencoba mengerti jihoon terlebih lagi wonwoo yang tahu betul bagiamana jihoon jika sudah ada kata buat janji bertemu berarti memang serius.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc