17

948 118 14
                                    

Hari ini apartemen jihoon di serbu oleh wonwoo dan semua temannya bahkan Chan pun ada padahal setahu jihoon Chan ada jadwal hari ini itu pun kata hoseok dan sekarang ruang tamunya penuh dengan enam orang dari rumah sakit.

Beruntung saja renjun sudah berangkat sekolah kalau tidak pasti anak itu akan mengira jika ia dan jihoon terjangkit penyakit berbahaya.

"Wah rumahku seperti sedang di sidak oleh tenaga kesehatan"ujar jihoon sebari memberikan minum dan camilan
"Kau sudah tahu tentang ini?"tanya jeonghan sebari mengeluarkan undangan yang jihoon lihat tiga hari lalu
"Oh kalian baru dapat sekarang? Aku sudah mendapatkannya tiga hari lalu"sahut jihoon santai

Semua terdiam mendengar jawaban jihoon mereka tak menyangka jika jihoon yang mendapat undangan pertunangan soonyoung pertama kali padahal baru tadi pagi soonyoung membagikan undangan ini.

"Ji, are you oke?"tanya Jisoo
"Aku tidak baik-baik saja Hyung, hati ku hancur untuk kesekian kalinya karena dirinya dan sekarang juga sama"sahut jihoon dengan senyuman
"Hyung kau bisa menangis sekarang"ujar Hao
"Bolehkah? Rasanya...hisk sakit sekali"

Tangis jihoon pecah seketika di hadapan semua temannya tiga hari menahan air mata karena tak ingin renjun khawatir kini malah pecah saat semua temannya ada di hadapannya memberikan pelukan.

Jihoon tidak baik-baik saja sejak saat itu sulit untuk jihoon melupakan soonyoung padahal soonyoung sudah tak lagi menghubunginya lagi bahkan tak menampakkan wajahnya lagi.

Berbeda dengan di sekolah renjun kini terdiam di meja kantin seorang diri tawaran haechan dan jeamin ia tolak karena otaknya sedang penuh dengan masalah beberapa hari ini.

Namun kini pandangannya tertuju pada sekaleng cola yang ada dihadapannya dengan Guanlin yang duduk dihadapannya.

"Di minum"ujar guanlin
"Aku lebih suka susu padahal, tapi tak apa terimakasih"sahut renjun
"Masih memikirkan kejadian tiga hari lalu?"
"Heum"
"Paman ji baik-baik saja?"
"Tidak, eomma ku tidak sedang baik-baik saja, hatinya tengah terluka meski senyuman selalu nampak dalam wajahnya"
"Lalu kau sendiri kenapa?"
"Ya memikirkan eomma ku lah bodoh, aku lebih suka eomma menangis dan mengamuk dari pada pura-pura bahagia begini dan bersikap biasa saja"
"Ya biar eomma mu saja yang mengamuk kau jangan mengamuk seram"
"Oh aku seram begitu"
"Itu untuk orang lain, kalau untuk ku jatuhnya lucu"
"Issss"

Renjun yang kesal memilih untuk pergi meninggalkan guanlin yang masih tertawa melihat tingkah lucu renjun padahal renjun sedang marah.
.
.
.
Jam pulang sekolah tiba jihoon bergegas untuk menjemput renjun karena beberapa hari ini renjun memang ingin di jemput padahal jika di jemput sebelumnya selalu menolak dan memilih naik bus.

Setibanya di sekolah renjun, jihoon di kejutkan dengan renjunbyang berlari panik menghampiri jihoon yang mana membuat jihoon ikut panik dan bingung sendiri.

"Eomma tolong Guan...tolong"panik renjun
"Tenang dulu, pelan-pelan katakan pada eomma apa yang terjadi"ujar jihoon
"Guan pingsan di kelas eomma padahal saat istirahat tadi dia tak apa-apa, ayo eomma"

Renjun langsung menarik jihoon untuk menuju kelas dimana Guanlin pingsan sungguh jihoon sampai pusing dengan putranya dan orang menyukai putranya yang entah kenapa suka sekali gantian masuk rumah sakit.

Setibanya di kelas guanlin jihoon sudah di hadapkan dengan teman yang renjun bawa ke rumah waktu itu dan Guanlin yang terkapar tak sadarkan diri di lantai.

Dengan cekatan jihoon memeriksa keadaan guanlin namun saat memeriksa dada guanlin jihoon di kejutkan dengan luka lebam yang memenuhi tubuh putih guanlin

"Renjun-ie panggil ambulance sekarang, dari kalian berdua siapa yang bisa mengemudi mobil? Ah tidak yang sudah punya SIM"ujar jihoon menatap Jeno dan Mark
"Saya paman"sahut Mark
"Bawa mobil ku, ajak renjun dan yang lain, kalian ikut aku ke rumah sakit nanti aku akan ikut ambulance"ujar jihoon
"Eomma ambulance nya sudah datang"ujar renjun

Petugas ambulance langsung memeriksa guanlin dan memindahkan guanlin ke tandu, jihoon ikut menaiki ambulance sedangkan renjun bersama dengan yang lain menggunakan mobil jihoon.

"Ada luka lebam pada bagian dada kemungkinan bekas tendangan atau pukulan benda tumpul kemungkinan ada pendarahan di sana dan luka dalam lainnya bilang pada dokter yang menangani pasien ini untuk melakukan rongen pada bagian dada sampai bawah perut"ujar jihoon
"Maaf tuan apa kau dokter?"tanya salah satu petugas
"Lebih tepatnya mantan"

Setibanya di rumah sakit guanlin langsung di hampiri beberapa dokter dan perawat dan sialnya jihoon adalah dokter itu adalah soonyoung, tak lama mobil milik jihoon juga sampai di rumah sakit.

Renjun langsung mengikuti jihoon oh ya renjun sudah cukup hafal rumah sakit ini karena sering ikut jihoon untuk kontrol dan cuci darah.

"Eomma bagaimana?"tanya renjun
"Masih di tangani, bisa ceritakan yang terjadi?"tanya jihoon

Renjun, jaemin dan haechan tentu saja diam karena memang mereka tak tahu bagaimana pastinya dan menerima kabar jika guanlin tumbang.

Otomatis pandangan jihoon langsung tertuju pada Jeno dan Mark yang tengah duduk dengan tas dan jaket milik guanlin.

"Appa Guan yang melakukan itu"ujar Jeno membuat semua terdiam
"Lalu?"tanya jihoon
"Tadi appa Guan datang ke sekolah untuk melihat nilai Guan, appa guan memang sering marah dan memukul Guan jika nilai Guan turun dan tadi puncaknya, nilai Guan turun drastis dan guru melaporkan beberapa pelanggaran yang Guan buat dan berakhir appa Guan menghajar Guan di ruang kepala sekolah...dan...."
"Dan apa?"
"Appa Guan mengusir guanlin dari rumah"

Jihoon diam ia tak tahu bagaimana kehidupan guanlin sebelum ini yang mana membuat jihoon teringat nasib renjun dulu.

Soonyoung menghampiri jihoon yang terdiam mendengar apa yang dikatakan Jeno, soonyoung sebelumnya memang sudah tahu namun soonyoung tak tahu jika akan seperti ini.

"Bagaimana keadaannya dokter Kwon?"tanya jihoon
"Guan sudah di tangan dengan baik dan menunggu penyembuhan saja terlebih lagi pada limpanya, sekarang sudah di pindahkan ke ruang perawatan"jelas soonyoung
"Syukurlah, renjun ajak yang lain untuk menemani Guan, eomma akan mengurus administrasinya dulu sekalian membelikan kalian makan siang...Mark paman butuh kartu pelajar Guan"ujar jihoon
"Ini paman dompet milik Guan"sahut Mark
"Renjun pergi dulu eomma"pamit renjun

Renjun dan yang lain bergegas mengikuti perginya perawat memindahkan Guanlin sedangkan jihoon masih berdiri dihadapan soonyoung.

"Terimakasih dokter Kwon, saya permisi"pamit jihoon

Jihoon pergi meninggalkan soonyoung yang masih diam ingin sekali soonyoung bicara dengan jihoon namun soonyoung sadar diri jika dirinya terlalu dalam menyakiti jihoon

Di ruang administrasi rumah sakit jihoon di kejutkan dengan datangnya wonwoo dan soonyoung entah kenapa jihoon selalu melihat soonyoung padahal niat hati ingin menghindar.

"Jihoon"panggil wonwoo
"Baru tadi pagi kita bertemu sekarang bertemu lagi"sahut jihoon
"Renjun di rawat lagi?"
"Bukan renjun...anak itu sudah muak dengan rumah sakit"
"Lalu siapa?"
"Guanlin"
"Oh si tiang bendera itu?"
"Kau juga tiang bendera won kalau lupa"
"Kenapa dia?"
"Tanya Soonyoung, dia dokternya"
"Kenapa kau yang mengurus, dimana orang tuanya"
"Dia tanggung jawab ku sekarang, orang tuanya mengusirnya setelah membuat anak itu tak sadarkan diri"
"Akan jadi anak atau menantu?"
"Kira-kira cocok yang mana?"
"Menantu ji"
"Benar juga tapi aku tak mau jadi nenek terlalu cepat, aku sudah selesai aku ke ruangan Guan dulu"

Jihoon pergi meninggalkan ruang administrasi dengan senyuman sungguh soonyoung hanya diam saja dan bicara apa pun ia hanya mendengarkan wonwoo dan jihoon bicara saja.

"Kau yakin dengan keputusan mi untuk tunangan?"tanya wonwoo
"Heum"singkat soonyoung
"Aku bingung dengan mu soon"
"...?"
"Kita kenal bukan hanya sehari dua hari tapi sudah lama, kau masih memiliki perasaan pada jihoon tapi memilih untuk menyakiti jihoon dengan tingkahmu, kau tidak hanya menyakiti hati jihoon tapi juga menyakiti hati mu sendiri dan calon mu itu"
"..."
"Pikirkan Kwon banyak hati yang kau sakiti karena diri mu sendiri, dalam cerita mu kali ini bukan orang lain tokoh antagonisnya tapi kau sendiri"

Wonwoo pergi meninggalkan soonyoung yang lagi lagi hanya diam, apa keputusan yang ia mabil sudah benar atau salah dan berkahir menyakiti banyak pihak seperti yang wonwoo katakan sebelumnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
______________________________________

"AAAAAAA....ketika na bangga jadi carat dan bisa pamer ke temen na kalau na ngak nyesel jadi carat..."

Don't GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang