Sepi itu yang jihoon rasakan saat membuka kedua matanya sampai pintu ruang rawatnya terbuka dan dapat jihoon lihat wonwoo masuk dengan perawat.
Wonwoo memeriksa jihoon dengan teliti ia tak ingin kelewatan sedikit pun perkembangan kesehatan jihoon lalu setelah selesai menyuruh perawat yang datang padanya untuk keluar lebih dulu.
"Sudah lebih baik?"tanya wonwoo duduk di bangku yang berada di samping ranjang rawat jihoon
"..."jihoon hanya bisa mengangguk sebagai jawaban
"Terimakasih sudah bertahan ji"
"Maaf membuat mu takut"
"Bukan hanya takut kau membuat ku hampir mati berdiri"
"Bagaimana renjun?"
"Dia sehat sempat ambruk dua hari dan menginap di ruangan seungcheol Hyung"
"Dia pasti kelelahan"
"Bukan lelah ji hanya terlalu khawatir dan panik saja"
"Tanggal berapa sekarang won?"
"Sepuluh"
"Enam hari lagi soonyoung tunangan bukan?"
"Kau ingin datang?"
"Aku dapat undangan jadi harus datang"
"Kau masih belum pulih ji"
"Aku ingin datang ku mohon ini yang terakhir kali"
"Renjun dan Guanlin harus ikut"
"Tentu saja, bisa kau pesankan jas untuk ku, renjun dan Guanlin"Wonwoo hanya mengangguk menuruti apa yang dikatakan jihoon meski nanti mingyu yang akan membelinya wonwoo masih ingin bicara berdua dengan jihoon.
"Aku bertemu dengan Yuna"ujar jihoon
"Benarkah? Apa yang kalian lakukan?"tanya wonwoo
"Hanya bercerita satu sama lain dan..."
"Dan...?"
"Dia mengajak ku untuk ikut bersamanya"
"Akan ku hajar kau jika ikut dengan Yuna"
"Aku sudah pasrah won, soonyoung belum tahu kan?"
"Belum, tak ada yang memberitahunya bahkan renjun sekali pun"
"Jika kemungkinan terburuk terjadi pada ku, titip renjun ya kau bisa menghubungi yoongi Hyung untuk mengurus asuransi ku dan tabungan renjun...jika renjun tidak ingin disini antarkan renjun pulang ke tempat yoongi Hyung"
"Tidak mau antar sendiri, aku sudah bilang aku akan membuat mu sembuh kembali jadi semangat lah aku masih ingin melihat mu menampar pipi soonyoung bolak balik sampai biru karena sikap bodohnya"
"Bisakah won?"
"Bisa...kalau tak dapat juga ku Carikan tahanan yang akan di hukum mati untuk menjadi donor mu"
"Kau dokter won bukan psikopat jeon wonwoo"
"Itu untuk pasien ku yang lain aku jadi dokter tapi untuk mu aku harus jadi psikopat agar kau mau hidup lebih lama...aku ingin kau ada di samping ku saat si tiang hitam jelek Kim play boy mingyu itu menikahi ku paham!"
"Akan ku usahakan"Sungguh rasanya jihoon ingin tertawa melihat wajah merah wonwoo yang menahan marah dan memilih mengomel padanya, ia pernah merasakan apa yang tengah wonwoo alami sekarang dulu saat Yuna menjadi salah satu pasiennya.
Kantin sekolah kini nampak ramai dengan siswa yang ingin mengisi perut begitu juga dengan renjun dan semua temannya yang tengah duduk menikmati makan siang kecuali renjun yang hanya melamun.
Guanlin menarik nafasnya dan menghembuskan nafasnya panjang sebari menatap renjun yang hanya diam sungguh guanlin lebih suka melihat renjun yang galak dari pada yang seperti ini.
"Makan renjun, kau ingin paman ji sedih melihat mu kurus begini?"ujar guanlin membuat yang lain menatap renjun sendu
"Aku tak bisa makan kalau eomma saja tidak mengisi perutnya dengan nasi"sahut renjun
"Makan atau ku adukan pada paman ji"
"Eomma belum bangun"
"Tapi baru saja paman ji mengirim ku pesan dan meminta mu untuk makan"
"Eomma sudah bangun?"
"Ya paman ji sudah bangun"
"Sungguh! Eomma ku sudah bangun?"
"Iya sudah bangun, jadi makan ya"
"Heum"Bolehkan guanlin memekik gemas dengan tingkah renjun yang baru saja kalau tak ingat mereka sedang di kantin mungkin kalau sedang berdua pipi renjun sudah Guanlin makan.
.
.
.
Rumah kediaman Kwon kini nampak ramai dengan beberapa orang yang tengah menata dekorasi untuk acara pertunangan besok, tak terasa bagi soonyoung hari akan berlalu secepat ini.Soonyoung tengah duduk manis dengan seorang perempuan yang menunjukan wajah kesal kepada Soonyoung, Im soora calon tunangan soonyoung sekaligus putra dari teman kolega tuan Kwon.
"Hentikan wajah sebal mu itu"ujar soonyoung
"Oppa kau yakin dengan pertunangan ini?"tanya soora kesal
"Memangnya kenapa?"
"Ayolah oppa aku punya kekasih appa dan eomma juga sudah setuju, lalu kau datang dan menerima perjodohan yang sudah lama ini"
"Kau tidak ingin memiliki suami tampan seperti ku?"
"Tidak, sebetulnya alasan mu apa? Jangan bilang kau hanya ingin melihat orang yang sangat kau cintai itu mendapat pasangan yang layak tidak seperti diri mu yang menyakitinya"
"Itu kau hafal, kenapa masih tanya"
"Oppa sadarkah kau jika kau itu masih sangat mencintainya dan memilih untuk melukai hati dan perasaan mu sendiri? Lepas dari patah hati itu tidak sebentar oppa butuh waktu lama untuk menyembuhkan luka itu, termasuk orang yang kau cintai itu...dia masih harus menyembuhkan lukanya yang lama karena mengorbankan perasaanya dan orang yang ia cinta untuk sahabatnya dan sekarang ia harus mendapat luka baru dan dalam karena pikiran bodoh oppa yang ingin dia memiliki pasangan yang lebih baik dari mu yang brengsek ini...oppa aku tak ingin kau menyesal begitu juga dengan ku jadi berpikirlah dengan matang, aku pergi aku ada janji dengan kekasih ku"Soonyoung masih diam setelah mengijinkan soora pergi, sudah banyak orang yang memintanya untuk berfikir akan pertunangan ini bahkan memintanya untuk memikirkan bagaimana sakit hatinya jihoon
Soonyoung bahkan belum bertemu jihoon belakangan ini selain terakhir kali melihat renjun di rumah sakit setelah itu soonyoung belum melihat renjun, guanlin ataupun jihoon.
Berbeda suasana di kamar rawat jihoon yang hanya ada jihoon dan renjun saja, jihoon memang belum boleh pulang namun ia di ijinkan wonwoo untuk menghadiri pertunangan soonyoung tentu saja dengan pengawasan wonwoo langsung.
"Eomma yakin ingin melepas soon samchoon?"tanya renjun
"Kenapa memangnya, kan dia akan bertunangan jadi sudah milik orang"sahut jihoon
"Ayo dong eomma harus kejar soon samchoon sampai dapat, aku masih ingin melihat pipi soon samchoon merah kareba eomma tampar bolak-balik"
"Kau terlalu banyak bermain dengan wonwoo renjun kenapa kau jadi mirip dia"
"Bukankah eomma dulu juga begitu"
"Itu dulu sebelum eomma punya kamu"
"Eomma ku manis sekali"
"Guanlin kemana?"
"Dia sedang menyelesaikan urusannya dengan appanya"
"Urusan apa?"
"Appa guanlin menikah lagi dan ada yang ingin dia selesaikan...tenang eomma akan punya menantu orang kaya"
"Orang biasa juga tak apa yang penting sayang pada mu dan tidak menyakiti mu itu sudah cukup untuk eomma"
"Iya eomma, aku tepi eomma yakin merelakan soonyoung samchoon untuk yang lain lagi"
"Rela tidak rela ya harus rela itu keputusan soonyoung bukan keputusan eomma"
"Atau aku acak-acak saja acara besok"
"Kau tak boleh dekat dengan teman eomma lagi"
"Kenapa?"
"Kau lama-lama jadi mirip mereka semua"
"Hehehe tidak lagi...eomma"
"Kenapa?"
"Janji sembuh ya...jangan menyerah, renjun masih butuh eomma di samping renjun"
"Doakan saja eomma bisa ok"
"Renjun sayang eomma"Mungkin bertahan lebih lama tak apakan ia masih ingin menikmati waktunya dengan renjun dan yang lain meski akan sulit nantinya dengan soonyoung.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
______________________________________"Ini cerita udah mau end aja"