Hari ini hari dimana jihoon sudah di ijinkan pulang dari rumah sakit namun kali ini soonyoung yang mengantarnya pulang renjun tak bisa menjemputnya karena harus mengerjakan tugas kelompok di rumah bersama jaemin dan yang lain.
Tadinya jihoon ingin meminta Mina untuk menjemputnya namun soonyoung malah menahan ponsel jihoon jadilah sekarang ia duduk di samping soonyoung yabg tengah mengemudi.
"Kau tak berniat ingin menikah ji?"tanya soonyoung
"Tidak, hidup dengan renjun saja sudah cukup"sahut jihoon
"Masih belum move on dari orang yang kau suka dulu"
"Itu kau tahu, sulit melupakan orang yang meninggalkan jejak abadi di hati"
"Aku masih penasaran ji, kau tak berniat memberitahuku?"
"Tidak, ada saatnya kau tahu nanti"Soonyoung kembali diam meski ia penasaran dengan cinta pertama jihoon berbeda dengan jihoon yang hanya diam menatap lurus belum saatnya soonyoung tahu rahasia itu dan hanya Yuna saja yang mengerti.
Sesampainya di apartemen soonyoung mengantar jihoon menuju unitnya sekaligus menerima tawaran mampir dari jihoon namun betapa terkejutnya jihoon dan soonyoung saat melihat keadaan apartemen jihoon yang sudah seperti diterpa badai karena banyak sekali buku yang berserakan dimana-mana
"Astaga Huang renjun kau apa kan rumah ha"pekik jihoon
"Eoh, eomma sudah sampai rumah? Maaf eomma tidak menyabut eomma di depan pintu tugas renjun menumpuk"sahut renjun
"Kau di rumah dengan siapa?"
"Kelompok belajar renjun eomma, ada jaemin, haechan, guanlin, Jeno dan Mark"
"Turun kalian semua"Mau tak mau renjun mengajak semua temannya turun untuk menghadap jihoon yang duduk di sofa bersama soonyoung yang sedari datang hanya diam karena terkejut dengan kondisi rumah.
Kadang jihoon masih tak percaya dengan renjun yang bisa membuat seluruh isi rak buku hanya untuk mengerjakan tugas-tugas sekolahnya.
"Kalian sudah makan?"tanya jihoon yang hanya mendapat gelengan kepala sebagai jawaban
"Kalian bereskan semua buku yang yang berserakan ini dan kerjakan nanti tugas kalian, eomma pesankan makan dulu"perintah jihoon
"Kau istirahat saja biar aku yang pesan, anak-anak bereskan semua bukunya mengerti"ujar soonyoung
"Baik"Jihoon hanya duduk melihat renjun dan semua temannya menata semua buku yang berserakan di lantai, sedangkan soonyoung sibuk memesan makan untuk mereka semua.
Berbeda dengan renjun yang tengah menata rak buku lantai dua bersama temannya sungguh dua teman Guanlin masih tak percaya jika jihoon adalah eomma renjun.
"Kau serius paman Lee itu eomma mu?"tanya Jeno
"Tentu saja dia eomma ku kenapa?"tanya balik renjun
"Seperti masih anak SMA njun"ujar Mark
"Bukan aku dan jaemin saja yang berfikir seperti itu, paman ji itu satu tahun diatas mingyu samchoon"jelas haechan
"Yang benar saja kau Chan"tak percaya Jeno
"Chan tak bohong paman ji memang satu tahun di atas mingyu samchoon"ujar guanlinMereka kembali mengerjakan apa yang jihoon minta karena demi apa pun renjun harus menata kembali rak buku yang berisi puluhan bahkan mendekati ratusan buku.
.
.
.
Taman rumah sakit menjadi tempat dimana soonyoung tengah duduk di temani mingyu sebari menyesap kopi yang sengaja mereka pesan untuk jam istirahat."Kau yakin Hyung"ujar mingyu
"Heum..."sahut soonyoung
"Tak ingin..."
"Aku terlalu malu pada nya mingyu-ya, eomma juga berfikir sama dengan mu tapi sungguh aku tak ada muka jika terus berharap dia akan jatuh pada ku"
"Lalu apa yang akan kau lakukan?"
"Menerima yang ada"Mingyu tak pernah mengerti dengan cara berfikir soonyoung sejak kepergian Yuna yang kadang membuat jengah sendiri dan sekarang berita yang membuat kepalanya pusing malah harus menyeret namanya.
Hanya mingyu yang tahu dan soonyoung melarang mingyu untuk memberitahu semuanya ia ingin memberitahunya sendiri.
"Besok aku libur jangan ada yang menghubungi ku selama dua hari"ujar soonyoung sebelum pergi meninggalkan mingyu
Berbeda dengan jihoon yang sedang duduk bersama renjun di balkon kamarnya menikmati suasana kota, doa orang ini lebih memilih melihat lampu dari bangunan kota dibandingkan dengan menonton tv.
"Eomma belakangan ini renjun lihat senang sekali?"tanya renjun
"Tentu saja, urusan eomma sudah selesai semua, hanya tinggal satu"sahut jihoon
"Urusan apa lagi eomma?"
"Eomma ingin melihat mu wisuda dan masuk universitas baru eomma tenang"
"Aku jadi malas naik kelas"
"Hei..."
"Eomma pasti sembuh tolong percaya itu renjun dan yang lain juga tengah berusaha mencari donor ginjal untuk eomma jangan menyerah, aku tak ingin eomma hanya melihat ku sampai wisuda atau masuk universitas tapi juga melihat ku menikah dan punya anak"
"Tak ada yang tahu umur renjun-ie"
"Karenanya tak ada yang tahu makannya jangan bicara seolah eomma besok akan pergi, bisa saja renjun yang pergi lebih dulu dari eomma"
"Ya jangan dong, kasian guanlin nanti"
"Ih...eomma kenapa malah sampai si Kong Guan"
"Anak eomma sudah ada yang suka ternyata, tentu saja renjun kan cantik mana ada yang tidak suka"
"Eomma tak ingin mengungkapkan perasaan eomma pada soonyoung samchoon?"
"Untuk apa, biar saja seperti ini eomma tak ingin membuatnya terperangkap dengan orang seperti eomma akan menyusahkan nanti dan eomma takut menyakitinya"
"Cinta dalam diam itu sakit eomma, eomma harus berkorban apa lagi, dulu untuk Yuna imo sekarang untuk kebahagiannya? Eomma juga butuh bahagia eomma"
"Eomma sudah bahagia, cukup renjun temani eomma saja"Renjun tahu betul bagaimana jihoon selalu mengorbankan perasaanya untuk orang lain terlebih lagi untuk soonyoung yang mana orang yang sama yang membuat jihoon harus kehilangan lisensinya.
"Eomma renjun ingin jadi dokter"celetuk renjun membuat jihoon menatap renjun
"Yakin?"ujar jihoon
"Heum"
"Kalau renjun jadi dokter siap menghadapi situasi dimana kau mendapat dua pasien yang mana harus kau selamatkan salah satunya?siap dihadapkan tuduhan pembunuh jika pasien mu tidak selamat? Siap jika menghadapi situasi dimana pasien mu selamat tapi harus membuat pasien lain tiada karena pendonoran organ? Eomma dulu juga mendapat pertanyaan ini dari orang tua eomma nyatanya eomma tak bisa bertahan dalam profesi itu meski eomma mencoba bertahan...renjun tahu kan eomma akan memberi dampak buruknya dulu agar renjun paham situasinya dampak baiknya renjun bisa rasakan sendiri nanti...jadi siap untuk jadi dokter?"
"Siap eomma, renjun kan tahan banting, renjun ingin meneruskan keinginan eomma untuk menyembuhkan orang banyak"
"Kalau begitu semangat belajarnya"Bolehkan jihoon berharap kondisinya bisa sampai dimana renjun mengatakan semua itu, jihoon tak ingin renjun kecewa hanya renjun yang membuat jihoon bisa bertahan sampai sekarang.
Penyakitnya bukan penyakit seperti demam atau pilek namun termasuk penyakit serius, jihoon paham meski melakukan donor ginjal resiko saat operasi kemungkinan ada yang membuatnya entah bisa bertahan atau tidak.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc