21

1K 110 9
                                    

Pagi yang indah menyapa jihoon yang saat ini tengah bersiap untuk pergi ke acara pertunangan soonyoung meski untuk hari ini ia memaksa wonwoo untuk di ijinkan pergi karena semalam kondisinya menurun.

Renjun dan yang lain menunggu diluar ruangan hari ini semua temannya berangkat dari rumah sakit agar jihoon tak merasa kesepian jika hanya berangkat dengan renjun dan Guanlin saja.

Jihoon sudah rapi dengan jas miliknya dan sedikit memberi riasan pada wajahnya agar tak terlalu pucat mengingat ia belum boleh keluar rumah sakit sebelumnya.

"Ayo kita berangkat"ujar jihoon saat keluar dari ruang rawatnya

Semua orang tersenyum bahagia meski jihoon tahu jika mereka semua mencoba untuk terlihat tegar untuk dirinya, mereka semua bergegas untuk menuju acara pertunangan soonyoung.

Selama perjalan renjun menggenggam tangan jihoon dan membiarkan guanlin menjadi supir hari ini karena renjun dan jihoon duduk dibelakang.

"Maaf ya Guan jadi harus menyetir dan duduk di depan sendiri"ujar jihoon
"Tidak apa paman ji, lagi pula kalau renjun di depan yang ada selama perjalanan kita adu mulut anggap saja terimakasih Guan karena paman mengijinkan Guan tinggal di rumah paman"sahut guanlin
"Tak apa renjun jadi ada teman bertengkar...urusan Guan sudah selesai?"tanya jihoon
"Sudah paman, aset milik mendiang eomma Guan jadikan tabungan untuk melamar renjun nanti"ujar guanlin membuat renjun mendelik sebal
"Memangnya aku mau menikah dengan tiang bendera seperti mu"celetuk renjun
"Ya kalau kau tak mau aku dekati jeamin saja"sahut Guanlin
"Jangan dong jaemin itu punya Jeno jangan di serobot"ujar renjun kesal
"Iya...iya aku dekati kamu saja"

Jihoon hanya menggeleng ketika melihat keributan romantis renjun dan Guanlin anggap saja sebagai hiburan sebelum sampai di tempat acara pertunangan soonyoung yang memang memakan jarak cukup lama dari rumah sakit.

Setiba di kediaman jihoon terdiam sesaat ketika melihat banyak mobil yang datang bahkan dekorasi yang ditata dengan sedemikian rupa membuat jihoon tersenyum bahagia dekorasi yang sangat mencerminkan soonyoung.

"Ayo jihoon-ie"ajak jeonghan

Jihoon hanya mengangguk dan berjalan mengikuti yang lain masuk kedalam dapat jihoon lihat suasana bahagia sangat terasa disini namun lagi-lagi mulut renjun membuat jihoon menatap lelah dengan mulut renjun

"Eomma yakin tak ingin mengacak-acak acara ini?"ujar renjun
"Jangan bermain dengan wonwoo atau jeonghan Hyung lagi renjun"sahut jihoon

Jihoon terakhir yang menemui kedua orang tua soonyoung sebelum pergi memberi selamat untuk soonyoung yang sudah bersama teman-temannya yang lain.

"Selamat untuk pertunangan soonyoung...imo samchoon"ujar jihoon memberi selamat kepada orang tua soonyoung
"Imo pikir ini tak akan melihat jihoon lagi, imo merindukan jihoon sungguh"ujar nyonya Kwon
"Jihoon juga merindukan imo...samchoon apa kabar"tanya jihoon pada tuan Kwon
"Kabar samchoon baik, jihoon sendiri apa kabar?"tanya tuan Kwon
"Baik samchoon...ah ya ada yang ini ku kenalkan pada kalian sebentar samchoon imo...renjun Guan kemari"panggil jihoon

Renjun dan Guanlin yang mendengar panggilan jihoon langsung menghampiri jihoon padahal mereka ingin langsung ke stand makanan manis dan tentu saja itu rencana renjun.

"Imo, samchoon ini renjun putra ku dan Guanlin..."ujar jihoon terpotong karena memang tak tahu status putranya ini apa
"Calon kekasih ku harabeoji...halmeoni"ujar renjun percaya diri
"Putra ku belum juga menikah tapi aku sudah di panggil halmeoni...putra mu manis sekali sama seperti mu"ujar nyonya Kwon senang
"Ternyata lebih manis dari yang di foto...sering-seringlah main ke rumah harabeoji nanti harabeoji belikan semua yang renjun mau"ujar tuan Kwon
"Siap harabeoji"senang renjun, tidak lupakan jika renjun memang suka memeras orang tanpa perlu usaha memeras
"Calon menantu mu tinggi sekali ji"ujar tuan Kwon
"Benar samchoon leherku sampai sakit jika bicara dengannya"sahut jihoon
"Temui soonyoung dulu renjun dan Guanlin biar dengan kami"ujar nyonya Kwon
"Baik imo, renjun jangan nakal ok"ujar jihoon
"Aku bukan anak kecil usia lima tahun eomma"sahut renjun
"Iya eomma tahu tapi kelakuan mu itu kadang seperti bocah Lima tahun"ujar jihoon setelah itu bergegas pergi
"Harabeoji, halmeoni boleh renjun acak-acak acar ini?"tanya renjun
"Injun-ie"ujar guanlin
"Memangnya kenapa?"tanya tuan Kwon
"Aku ingin melihat pipi soon samchoon merah karena ditampar bolak-balik oleh eomma...samchoon hamster itu membuat hati eomma ku sakit"adu renjun
"Yakin? Kalau renjun yakin halmeoni dukung"ujar nyonya Kwon
"Tapi nanti eomma marah"gumam renjun

Guanlin yang hanya mendengar hanya bisa menggelengkan kepala dengan tingkah renjun tapi bukannya dilarang malah di dukung oleh kedua orang tua soonyoung.

Langkah kaki jihoon menghampiri soonyoung yang tengah mengobrol dengan semua temannya bahkan jihoon dapat melihat perempuan cantik yang berdiri di samping soonyoung.

Soonyoung dan yang lain diam saat jihoon menghampiri mereka dengan senyuman tulus ah rasanya jihoon banyak tersenyum bahagian hari ini bahkan tak peduli dengan perutnya yang sudah mulai sakit.

"Selamat untuk pertunangan mu"ujar jihoon dengan senyuman cantiknya
"Terimakasih sudah datang"sahut soonyoung
"Selamat juga untuk mu, kau sangat cantik hari ini"ujar jihoon pada soora
"Masih cantikan oppa, apa aku boleh tahu oppa perawatan apa?"ujar soora yang terpesona dengan wajah jihoon
"Sama seperti yang lain hanya tidak perlu terlalu tebal"sahut jihoon
"Benarkah betapa beruntungnya calon suami oppa nanti tidak seperti orang bodoh yang memilih bertunangan dengan orang lain daripada memperjuangkan hatinya sendiri"sindir soora melirik soonyoung sekilas
"Bisa saja kau"ujar jihoon
"Oppa kesini dengan siapa?"tanya soora lagi
"Dengan putra ku dan kekasihnya"sahut jihoon
"Benarkah mana putra mu aku ingin melihatnya"

Jihoon dan soora terus mengobrol membiarkan soonyoung menyingkir karena di geser soora berbeda dengan seungcheol dan yang lain menahan tawanya sungguh soora serius dengan perkataannya yang tak ingin menikah dengan Soonyoung

Acara pertunangan inti akan segera di mulai semua tamu duduk pada tempatnya masing-masing begitu juga jihoon yang duduk di samping renjun dan wonwoo.

Jihoon menatap soonyoung yang tengah berdiri menunggu soora dengan senyuman manis dan bahagia meski hatinya menangis jihoon tak peduli yang jihoon pedulikan ia bisa melihat bahagia.

Berbeda dengan wonwoo dan renjun yang khawatir melihat jihoon yang sudah pucat dan kini bersandar pada renjun, renjun atau yang lain tak mendengar keluhan jihoon selama perjalanan bahkan sampai acara inti akan dimulai.

"Eomma kita kembali ke rumah sakit ya"ujar renjun
"Acaranya belum selesai renjun-ie"sahut jihoon lirih
"Tapi renjun takut eomma tumbang"
"Tunggu sebentar ya...eomma ingin melihat soonyoung memasukan cincin ke jari manis soora"
"Eomma"
"Eomma mohon renjun-ie"

Tidak tahukah jihoon jika mata renjun sudah merah menahan air mata agar tidak keluar.

"Saranghae soonyoung-ie"lirih jihoon sebelum pandangan mata sendu pura-pura bahagia itu menggelap, di iringi dengan pekikan renjun.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Don't GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang