Hari berganti suasana juga masih terasa sama bagi jihoon, tak ada yang berubah di rumah sakit pun saat menemani guanlin juga sama, tak ada komunikasi antara jihoon dan soonyoung saling diam satu sama lain.
Hari ini jadwal jihoon cuci darah setelah dipaksa oleh wonwoo bahkan mingyu sendiri yang menjemputnya, yang ia lakukan sekarang hanya diam di kamar rawat sebari menunggu kegiatan nya selesai dengan cepat.
"Aku temani jangan murung begitu"ujar wonwoo
"Aku lelah jika harus seperti ini terus won"ujar jihoon
"Jangan lelah, kau harus sembuh"
"Kita dokter itu kadang aneh ya won"
"Anehnya?"
"Kita tahu harapan yang pasien punya itu sedikit tapi kita berlagak jika pasien masih bisa sembuh"
"Ya kau benar dan aku sering merasakannya"
"Aku juga pasien mu ngomong-ngomong"
"Ya kau pasien ku yang paling sulit, semua pasien ku tak ada yang sesulit kau..."
"Itu karena mereka termakan bujuk rayu mu"
"Aku juga ingin kau termakan bujuk rayu ku"
"Wonwoo-ya, jika akhirnya aku menyerah tolong jaga renjun untuk ku pastikan malaikat kecil ku itu bahagia dan baik-baik saja dan pastikan juga soonyoung bahagia"
"Kenapa kau memikirkan bahagia orang lain di saat kau sendiri diambang bahagia dan derita"
"Kebahagian orang lain itu juga bahagia ku won"
"Tapi deritamu bukan derita orang lain ji, jika kau menyerah aku tak ingin pakai gelar dokter lagi"
"Kenapa?"
"Aku gagal membuat sahabatku bertahan"
"Jangan di lepas banyak orang yang masih bisa kau bantu lewat semangatnya, aku ingin istirahat jika sudah selesai bangunkan aku"Wonwoo hanya mengangguk, tersenyum dan membetulkan letak selimut jihoon sebelum keluar dari ruangan jihoon, di luar ruang rawat jihoon wonwoo mendapati mingyu tengah duduk di bangku tunggu.
Mingyu mendekati wonwoo serasa orang yang ia cintai kini tengah menahan tangisnya, mingyu akan selalu mendapati wonwoo dalam keadaan menangis setelah memeriksa jihoon atau hanya sekedar menemani jihoon saat proses cuci darah.
"Jihoon akan selamat kan Gyu? Aku tak ingin kehilangan jihoon lagi Gyu...cukup sepuluh tahun dia menghilang aku tak ingin dia pergi ketempat dimana aku sulit untuk menemuinya"racau wonwoo
"Aku akan terus berusaha untuk cari ginjal baru untuk jihoon Hyung"sahut mingyu menenangkan wonwooMingyu juga sama takutnya seperti ini terlebih lagi bagaimana pun ia juga pernah membuat jihoon menghilang mungkin ia juga akan melepas jas dokternya
.
.
.
Kediaman keluarga Kwon menjadi tepat dimana soonyoung kini hanya duduk bersama sang ayah menikmati pemandangan taman milik sang ibu yang menyejukkan mata.Soonyoung jarang berkunjung ke rumah kedua orang tuanya sejak kepergian Yuna dan hanya sesekali saja itu pun jika ingin dan memiliki jadwal kosong saja.
Hanya belakangan ini soonyoung sering pulang kerumah orang tuanya dan mengurusi perihal acara pertunangannya yang akan dilakukan beberapa Minggu lagi.
"Yakin dengan keputusan mu?"tanya tuan Kwon
"Aku tak tahu appa"sahut soonyoung
"Pikirkan lagi, appa dan eomma tak memaksa mu menikah dengan orang yang tak kau cintai...kita masih bisa membatalkannya sebelum hari pernikahan"
"Appa apa aku begitu jahat?"
"Dalam artian apa?"
"Aku menyakiti hati jihoon setelah kembali dekat dengannya bahkan undangan pertunangan ku jihoon yang menerimanya pertama kali"
"Ya kau jahat, harusnya dulu kau tak menyerah untuk mendapatkan jihoon namun semua berubah saat kepergian Yuna dan tak lama setelah itu jihoon juga ikut menghilang, bagaimana kabarnya? Appa baru sekarang mendengar kau bercerita tentang jihoon"
"Yang terakhir ku lihat dia baik-baik saja, aku ingin tunjukan sesuatu pada appa"Tuan Kwon diam sejak kematian Yuna ia tak pernah melihat Soo young seperti ini yang ia tahu soonyoung menjadi pribadi yang dingin dan tertutup namun saat datangnya jihoon soonyoung jadi lebih sering menelfon atau sekedar singgah di rumah.
"Ini appa maniskan?"ujar soonyoung menunjukan foto renjun
"Ya manis, dia siapa?"tanya tuan Kwon
"Dia putra jihoon"
"Jihoon sudah menikah?"
"Belum dia putra angkat jihoon dan juga alasan ku tak ingin menyakiti jihoon lagi namun aku kembali menyakiti hati jihoon terlalu dalam"
"Siapa namanya?"
"Huang renjun, dia cahaya hidup jihoon appa dan itu cukup untuk jihoon jika aku tak di samping jihoon"
"Kau masih mencintai jihoon soon?"
"Sampai kapan pun aku tak mungkin tak mencintainya appa, meski sudah berulang kali aku mencoba mencari yang lain entah mengapa hati ku masih memilih jihoon tapi aku malu appa...jihoon banyak terluka karena ku, dia kehilangan lisensinya juga karena ku, dia tak bisa mengoprasi lagi juga karena ku, dia terlalu baik untuk orang jahat seperti ku"
"Pikirkan lagi ya soon, appa tak ingin melihat mu menyesal kembali seperti saat kehilangan Yuna"Soonyoung hanya diam mendengarkan apa yang sang ayah katakan yang membuatnya kembali teringat dengan apa yang wonwoo katakan tempo hari dan tak lebih juga sama maknanya.
Rumah sakit kini terlihat panik lebih tepatnya ruang rawat jihoon yang kini penuh dengan dokter, terlihat wonwoo tengah memberikan pertolongan pertama pada jihoon.
Kondisi jihoon tiba-tiba drop setelah melakukan cuci darah yang kini malah membuat jihoon kehilangan kesadarannya, renjun sudah menangis histeris di luar kamar rawat jihoon memohon agar jihoon tak kenapa-napa.
"Bangun ji, kau masih harus menampar pipi soonyoung sampai kepalanya lepas"ujar wonwoo setelah memastikan kondisi jihoon baik-baik saja
Wonwoo keluar dari ruang rawat jihoon dan mendapati renjun yang kacau dalam pelukan Chan bahkan wonwoo juga mendapati Chan juga menangis yang mana bisa wonwoo tebak jika renjun sudah memberi tahu Chan.
"Paman bagaimana keadaan eomma"ujar renjun
"Sudah stabil kembali meski sempat kritis tadi...kita harus segera menemukan donor untuk jihoon"ujar wonwoo
"Eomma pasti sembuh kan paman?"
"Harus sembuh...paman akan bantu eomma nya renjun agar sembuh, kau sudah makan?"tanya wonwoo yang masih melihat renjun menggunakan seragam
"Belum paman, tadi kelewat panik sampai aku meninggalkan sekolah tiba-tiba"sahut renjun
"Ayo paman temani makan di kantin, kau juga harus makan agar tak ikut sakit"ujar Chan menghibur
"Paman juga akan temani"timpal wonwooChan dan wonwoo membawa renjun ke kantin untuk mengajak makan karena jika dalam keadaan seperti ini mereka bertanggung jawab atas renjun, terlebih lagi wonwoo yang mendapat amanat dari jihoon.
"Jihoon-na ayo ikut dengan ku..."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc