Tahun Pelajaran Baru

15 3 0
                                    

Pagi yang cerah di kediaman Cyara Devilyna, burung-burung  bersiul merdu di halaman belakang, suara angin melewati jendela-jendela yang terbuka, itu membuat suasana pagi tenang.

“Aku berangkat sekolah dulu,“ ucap Cyara, gadis 17 tahun itu.

Aku  berjalan kaki menuju sekolah, karena dekat dengan rumah. Di jalan aku memikirkan banyak hal, pertama aku masih bingung akan melanjutkan kuliah di mana, kedua aku harus apa saat di kelas 3 SMA ini, dan yang ketiga aku memikirkan siapa yang akan membuat pertemanan baru denganku.

Sesampainya di gerbang  sekolah, aku menghembuskan nafas “Hhh .... Semuanya akan dimulai lagi .... Ayo semangat!’’ gumamku.

Aku melintasi lapangan olahraga yang baru selesai direnovasi, ini sangat berbeda saat aku kelas 1 dan 2 SMA. Dulu jalannya tidak ada warnanya tapi sekarang sudah bewarna-warni.  Dulu tidak ada net terpasang di tengah-tengah lapangan, tapi sekarang sudah terpasang, mungkin akan dilepas kalau ada upacara, dan sisanya masih sama seperti dulu. Setelah melewati lapangan, aku mencari papan informasi sekolah dan mencari aku berada di kelas berapa. 12 IPS II itu kelasku. Setiap naik kelas, murid nya selalu dirombak. Jadi beruntung jika seorang sahabat dekat itu sekelas terus, tapi aku ga memikirkan tentang itu. Membuat hubungan pertemanan baru pasti sangat seru, tapi jangan melupakan teman yang lama, itu yang aku pikirkan.

Kelas 12 IPS II ada di lantai 3, aku segera menaiki tangga. Ada murid-murid yang berlarian kecil menuju kelasnya, ada yang berjalan santai sambil mengobrol dengan temannya. Sedangkan aku? Sendirian. Setelah menaiki 30 anak tangga, aku segera mencari kelas ku. ‘’12 IPS II ... mana ya?.... Ah! Ketemu!’’ ucapku.
Kelas baru kenangan baru, kata orang-orang sih gitu ... menurutku sih tidak, semua akan biasa saja .... Lagian sekarang siapa yang akan berteman denganku setelah dijauhi tanpa sebab?

Aku segera memasuki kelas. Saat membuka pintu, bangku-bangku berpasangan sudah penuh dengan murid-murid lain, sisa 2 bangku di pojok. Iya ... terpaksa aku duduk di situ sendirian .... Jumlah murid di kelasku hanya 25, semua bangku sudah terisi, berarti aku sendirian. Aku menghela  nafas pasrah, mungkin emang takdirku ya? Xixixi.... Aku segera menuju bangku kosong tersebut, dan segera duduk, tidak buruk juga duduk di belakang sendirian. Ada jendela yang bisa di buka tutup kapanpun yang kumau. Mungkin kalau kakiku capek, aku bisa meluruskan kakiku di bangku kosong itu. Namun ternyata rencana itu bakal sia-sia.

Kriiiing kriiiiing

Suara bel pun berbunyi. Anak-anak kelas 10 segera menuju ke lapangan untuk Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, sedangkan anak-anak yang masih berkeliaran di lorong segera memasuki kelasnya masing-masing.

“Selamat pagi anak-anak! “ salam pagi dari Bu Diah wali kelas.

“Perkenalkan nama Ibu, Diah Ariani. Pasti kalian sudah mengenal Ibu karena dulu ibu mengajar di kelas 10 dan 11 pelajaran sejarah. Dan sekarang ibu menjadi wali kelas kalian,“ ucap Bu Diah dengan ramah. Semua murid tersenyum manis merasa senang karena beruntung mendapatkan wali kelas seperti Bu Diah, bisa dibilang Bu Diah adalah guru yang suka bergaul dengan murid-murid. Aku juga merasa senang.

“Ah iya! Sebelum melanjutkan kegiatan hari ini, Ibu mau memperkenalkan salah satu murid baru. Tolong beri salam hangat kepadanya!” ucap Bu Diah sambil memberi kode untuk mempersilahkan murid baru untuk masuk.

Di samping itu para murid kelasku pada heboh, mengira-ngira apakah cewek atau cowok yang menjadi murid baru. Atau seseorang yang terkenal.

Tap tap tap

Suara langkah kaki si murid baru, aku tidak terlalu memperhatikan murid baru itu. Aku menatap pemandangan di luar jendela.

“Baiklah silahkan perkenalkan dirimu,“ ucap Bu Diah.

“Halo, perkenalkan nama saya ...."

C(y)traTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang