Sesampainya di rumah, aku memberi salam, “aku pulang.“ Lalu aku membuka sepatuku dan menaruhnya di rak sepatu yang ada di samping pintu masuk/keluar,lalu pergi ke dapur untuk menaruh tempat bekal, dan aku melihat Ibu yang sedang memasak di dapur.
“Halo ibu,“ ucapku.
“Eh? Udah pulang? Kok ga ada suaranya? Atau kamu ga salam tadi?“ Ibu bertanya.
“Tadi Cy udah salam kok, mungkin Ibu tidak dengar,“ jawabku.
“Ibu tidak percaya,“ canda Ibu.
“Aku pulang. Tuh, ibu sudah dengarkan?“ candaku.
“Hahaha, ibu percaya kok kamu sudah memberi salam saat masuk rumah, mungkin Ibu tidak dengar.” Ibu membenarkan celemek yang dipakai. “Omong-omong, bagaimana hari pertama masuk mu?“ tanya Ibu.
“Biasa aja si ...“ ucapku menjawab.
“Syukurlah, sudah dapat teman baru?“ ucap Ibu kepo.
“Sudah dong,“ ucapku berbohong.
“Baguslah, kapan-kapan ajak dia main ke rumah ya? Ibu pengen tau siapa,“ ucap Ibu.
“Baiklah. Ibu, Cy ke kamar dulu ya mau ganti baju,“ izinku.
“Oke, jangan lupa di gantung baju nya, besok di pakai lagi kan?“ ucap ibu menyeru.
“Iya bu,“ ucapku sambil meninggalkan Ibu dan dapur.
Aku segera menaiki tangga di depan ruang dapur, dan menuju kamarku. Sesampai di kamar aku menutup pintu dengan pelan.
“Maaf kalau Cy suka bohong,“ bisikku di dalam kamar.
Aku suka ngomong, bergumam, dan berbisik sendiri di dalam kamar. Setelah mengucapkan kata itu, aku segera mengganti baju santai dan menggantung seragam sekolah. Lalu aku segera mengambil novel di meja belajar yang belakangan ini aku baca yang berjudul Di Balik Pelangi genrenya Fantasy. Aku sangat suka genre Fantasy. Membaca novel adalah salah satu hobiku. Aku sering dimarahi dan di tegur Ibu karena sering membaca novel, karena dalam seminggu atau dua minggu aku bisa menamatkan satu novel, dan aku meminta ingin membeli novel lagi. “Haduh, uang ibu akan terkuras kalau kamu meminta beli lagi dalam waktu dekat.“ Biasanya ibu berkata seperti itu saat aku meminta., dan dia akan berkata, “Kalau baca novel, sehari itu 2 halaman aja!“ kalau melihat aku berjam-jam membaca novel. Tapi akan kala aku berfikir kalau ucapan ibu benar, uang akan terkuras jika aku terlalu membaca cepat dan penasaran dengan kelanjutan/cerita lain. Jadi sejak diomeli aku selalu membaca 5 halaman aja. Terkadang karna penasaran ... aku khilaf .... hehehe ....
“Okey, stop membaca, nanti khilaf lagi,” ucapku menahan diri.
Lalu aku segera menaruh novel di tempatnya lagi. Aku melihat jam, dan menunjukkan angka setengah 11. Lantas aku merebahkan diri di atas tempat tidur, dan memulai ritualku yaitu, berfikir.
“Sebenarnya apa yang terjadi sebelum masuk SMA, aku tidak bisa mengingatnya, bahkan teman-teman saat SMP,SD, bahkan TK aku tidak mengingatnya, yang aku ingat hanya Riku. Apa yang terjadi coba ... apa ya? Hm ... capek untuk mengingatnya. Oh ya, tadi Sakira ada apa ya? Tumben dia berbicara denganku, bahkan sebelum itu dia mengejekku. Devil ... emang namaku, sebenarnya ga keberatan sih dipanggil itu, cuman mereka sengaja memanggilku seperti... ada maksud khusus gitu,“ pikirku.
“Cy, kamu sedang berbicara dengan siapa?“
Aku menghentikan berfikirku. Refleks mengubah posisi dari tidur menjadi duduk.
“Ini Abang. Abang masuk ya?“
“Oh Abang, masuk aja.“
Aksa Devilyna, dia nama Abangku, kami mempunyai nama belakang yang sama. Kita hanya beda 2 tahun.
“Kamu tadi berbicara sama siapa? Pacar?“ ucap Abang menggoda.
“Dih, engga ya,“ ucapku menentang.
“Terus sama siapa? Hantu? Seingatku kamu takut hantu,“ candanya.
“Aku tadi hanya ngomong sendiri.“ Aku merapikan rambutku .“Haduh, kira-kira abang denger dari awal ga ya? Semoga engga,“ dalam hatiku.
“Abang minjem novel mu yang judulnya Bumi dan Isinya dong, kata temanku bagus!“ ucap Abang antusias.
“Dih, saat itu aku sudah menyarankan untuk membaca itu gamau, waktu temannya baca baru mau baca,“ kesalku.
“Hehehe, maaf lah, ada di mana buku nya?“
“Sebentar aku ambilkan.“
Lalu aku segera berdiri atas ujung tempat tidur dan mengambil sebuah box di atas lemari, lalu aku taruh di tempat tidurku dan membukanya.
“Astagaa, banyak sekali novel mu,“ kagetnya.
“Ga banyak si ... baru 10,“ kataku.
“Menurut Abang banyak loh, mungkin sebulan Abang baru menyelesaikan 50 halaman.“
“Abang baca nya ga pakai perasaan si ... coba bacanya pakai rasa, dan membayangkan tempat yang di gambarkan.“
“Oh gitu ya, oke deh, aku akan mengembalikan nya secepatnya.“
“Awas di hilangin.“
“Ga bakal! “ ucap Abang meragukan.
Abang Aksa selalu meminjam barangku, tapi tidak ada satupun yang kembali, contohnya pulpen, pensil, bahkan tote bag ku.
“Yaudah deh, makasi ya, akan kubaca sekarang,“ ucap Abang sembari keluar kamarku.
“Ya ...“ ucapku pasrah.
“Semoga beneran dikembalikan,“ gumamku.
Lalu aku menaruh box itu di tempatnya kembali. Baru saja Abang keluar kamar, tiba-tiba memasuki kamarku dengan membanting pintu.
“Cy! Ini ada bagian sebelumnya? Kok udah langsung ke kejadian nya sih?“ ucap Abang heran.
Lantas aku menghembuskan nafas heran, baru saja membaca halaman pertama. “Abang baca dulu, nanti di belakangnya akan ada kejadian sebelumnya.“
“Oh gitu, oke deh,“ ucap Abang antusias dan segera keluar dari kamarku.
Lantas aku heran dengan Abang, lalu aku tidak memikirkannya, Abang dari dulu emang seperti itu. Lalu aku mengambil Handphone ku dan memulai melihat berita, dan sosial media. Tangan ku mulai mengotak-atik, meng-click, meng-scroll Handphoneku sampai waktu makan siang. Lalu aku segera turun untuk makan siang bersama Ibu, dan Abang Aksa. Setelah makan siang, Abang Aksa mengajakku nonton film di ruang Tv di salah satu chanel favorit keluarga kami.
“Cy! Nonton Film ‘Misteri Bulan Juli ku’ yuk.“
“Pasti horor.“
“Bener, ayo nonton.“
“Hm ... okelah, aku juga bosan.“
Lalu kami segera duduk di ruang Tv. Ibu awalnya ikut menonton, tapi di tengah-tengah Ibu pergi ke kamarnya, katanya bosan. Padahal ibu belum pernah menontonnya. Aku dan Bang Aksa tetap lanjut menontonnya. Saat menonton aku memegang bantal, karena aku bisa menutupi mataku dengan sempurna saat adegan menyeramkan, tapi Bang Aksa menjailiku dengan menarik bantal yang kupegang. “Kamu harus lihat hantu nya,“ katanya.Tapi walaupun begitu, aku tetap menutupi mataku. Setelah menonton film, Bang Aksa bilang dia mau ke supermarket sebentar, aku nitip beberapa jajan.
“Ga boleh, uangku habis nanti,“ ucap Abang.
Aku tidak bisa memaksa, jadi aku hanya ‘meng-oke’ kan saja. Aku pun segera pergi ke kamar mandi untuk mandi sore.
Saat aku selesai mandi sore bang Aksa datang, dan ternyata dia membelikan jajan yang aku inginkan.
“Wah, makasi Abang ,“ ucapku berterima kasih.
“Sama-sama,“ ucap Abang sambil tersenyum.
“Jangan habiskan jajan-jajan itu hari ini, hemat, biar besok ada yang bisa di emilin,“ ucap Abang Aksa yang tau kalau aku akan menghabiskan jajan-jajan itu sekarang.
“Siap bang,“ ucapku yang harus menerima itu.
Lalu aku kembali ke kamar dengan membawa jajan-jajan itu, dan hanya membuka satu untuk mengemil sambil menonton Youtube hingga malam. Setelah menonton banyak video Youtube, aku segera membersihkan diri sebelum tidur, dan beranjak tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
C(y)tra
Short StoryCyara Devilyna. Saat mengejar apa yang dia impikan, pasti ada kesedihan, kebahagiaan, kelumpuhan, kebangkitan, kelupaan, dan cinta.