John Yu.

3.5K 258 9
                                    

vote ayo, biar semangat update.

(bayangin posisinya jhonny duduk di lorong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(bayangin posisinya jhonny duduk di lorong. terus kakinya yg ditekuk itu  posisinya sejajar sama dadanya)

Johny duduk bersandar tembok. melihat berita teraktual dan terpercaya dari salah satu media. cukup serius lantaran tak ingin tertinggal pembahasan mengenai topik paling hangat itu.

tak jauh darinya, sekumpulan bocah Tk sedang bermain ular tanggam bukan bocah Tk sungguhan. melainkan sebutan untuk Haechan, Mark, Yuta juga Jungwoo. sebut saja begitu, lantaran mereka amat berisik dan susah diatur ketika telah bermain. kini isi otak mereka hanya bermain, cemilan manis dan susu atau jus kotak.

"Jhooo- hehe😆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jhooo- hehe😆." panggil Yuta dengan riang. berlari dengan sedikit melompat. berbanding terbalik dengan image sangar di atas panggung.

merasa terpanggil, Johnny tentunya menoleh. menatap lembut buntalan kapas yang melompat layaknya biri-biri. sungguh lucu pikirnya. saat Yuta berada dihadapannya. tentu ponsel yang sedari ia genggam kini tersimpan aman dalam saku celana. berganti dengan jemari halus nan cantik milik Yuta yang ia genggam.

"Haechan kalah, padahal tadi udah sombong teriak-teriak bakal kalahin aku." Yuta berceloteh dan tentu Johnny mendengar seksama. tak lupa beberapa kali ia juga menanggapi. pemandangan orang pacaran di lorong kadang bikin iri kaun jomblo.

"Jhoo, dengar tidak? daritadi diem aja. ngelamunin apa sih?" pertanyaan penuh selidik terselip khawait disana. walau tak secara terang-terangan. tapi Jhonny tau tiap kali ia menguarkan aura sendu tentu Yuta bagai pahlawan akan membantunya kembali ceria.

"Tidak ada apa-apa anak manis, apa sudah selesai bermainnya? Saya bisa menunggu kamu lebih lama." jelasnya pada Yuta setelah menatap jam tangan hadiah dari Taeil selaku atasannya.

"Sudah, Jhoo-"

"Yes, pretty boy."

"Bukan pretty boy! your boy😡." gombal Yuta dengan wajah galaknya. tentu Jhonny terkekeh sambil menahan gemas. dikiranya Yuta akan mengatakan bahwa ia lebih tampan dari Jhonny tapi sungguh ini diluar ekspektasi.

"Haha, iya iya. my boy."

"Jhoo."

"Iya? Demi apapun jangan membuatku penasaran. katakan saja dengan gamblang."

"apa kau suka saat aku menciummu?"

"hah?"

Seperkian detik selanjutnya, Yuta telah mencium bibir Jhonny. menutup matanya. elusan pada tengkuk Jhonny membuat si empu tersadar bahwasannya ia sedang berciuman. Jhonny membalas. keduanya terlalut dalam cumbuan menuntut dan panas. 

bruk!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bruk!

Ciuman keduanya terlepas, ketika terdengar benda jatuh. Keduanya menoleh, mendapati Mark disana dengan wajah merah. siapa yang tidak kaget saat ini kancing baju Jhonny saja sudah tandas terlepas belum lagi tangan jhonny yang sudah berada di atas pusar Yuta. Mengapa ia harus memergoki pasangan yang hendak membuat bayi untuk dipanggilnya "keponakan". buru-buru Mark mengambil barang tersebut dan segera pergi.

"Hm? maaf saya harusnya menahan diri, tapi bukan salah saya sepenuhnya kan? kamu terlalu manis hingga rasanya candu."

"Ishh diamlah! kalau dilanjut nanti kucium lho."

Jhonny mengernyitkan dahi. tapi tak ada salahnya mencoba ancaman Yuta. toh hanya ciuman.

"tapi benar bukan, rasanya amat memabukkan. ciuman pada bibir seindah senja. bahkan jantungmu sudah pasti ikut berdeb-"

yap terpotong sudah kalimat Jhonny, Yuta benar-benar menciumnya. bahkan kini ia tak menutup matanya. setelah dirasa Jhonny tak akan bersuara Yuta menarik diri.

"Jhoo, aku suka suaramu tapi lebih baik untuk kita tidak buang waktu dan lekas kembali ke apartemen milikmu."

"Baiklah, saya tidak akan melewatkan barang sedetik pun untuk mendengar teriakan kamu diatas ranjang nanti."

Jhonny dengan entengnya menggendong Yuta layaknya karung beras. menaruhnya pada bahu kokohnya itu. berjalan melewati para member lain . melambaikan tangan diikuti yuta yang tersenyum manis. sementara Mark ia tertunduk mengingat kejadian tadi.

"kurasa Mark berkata jujur, okey mari bersiap untuk menyambut anak dari pasangan itu."

end

Na Yuta UkeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang