Doyoung as Mas Doy
X
Yuta as Dek Yuta
.....Sweet, bahasa sedikit baku.
Disini Yuta lebih muda dari Doy.....
Kalau misal nih, buat yang ada adegan🔞 kalian suka ga?
......Usapan pada wajah letih tersebut entah sudah yang keberapa kalinya. Intinya sosok pemuda tersebut sudah cukup lelah dengan rutinitas kantornya itu. Tangannya berserak menekan mouse untuk mengarahkan kursor. Menyimpan dokumen di tempat yang seharusnya.
"Sial, Yuta pasti menungguku cukup lama. Dokumen sialan, jika bukan karena gaji aku tak akan menghabiskan waktu bersamamu." Cerca Doyoung pada layar monitor yang kini telah mati.
Mengambil hoodie miliknya dan menenteng tas ransel. Berusaha secepat mungkin sampai di lobi kantor. Khawatir tunangannya sendirian dan diganggu pegawai magang untuk kesekian kalinya.
"Sudah mau pulang Pak Doy?" Tanya Jisung berusaha ramah pada atasannya. Doyoung mengangguk dan mempersilahkan Jisung masuk ke dalam lift.
"Iya, kau sendiri lembur? Jangan lupa beri kabar pada kekasihmu itu." Tepukan pada bahu Jisung sebelum Doy melangkah pergi sepersekian detik setelah pintu lift terbuka. Jisung hanya menggeleng maklum melihat kebucinan sang atasan.
Benar dugaannya, Yuta kembali digoda oleh beberapa pegawai magang. Moodnya yang turun sebab tugas kantor harus semakin turun. Bergumam pelan melepaskan kekesalannya.
"Apa mereka buta tidak melihat Yuta sudah pakai cincin tunangan!"
Melangkah dengan wajah datarnya. Sungguh para pegawai kantor yang melihatnya bergidik ngeri. Sifat dingin Doyoung kembali dan akan terus berulang saat Yuta diganggu oleh orang. Siapapun itu, bahkan pernah sekali terjadi adu jotos dengan Taeyong. Alasannya karena Taeyong terus mengganggu saudara kembarnya itu, dan hal tersebut membuat Doyoung kesal sendiri.
"Mas, kerjaannya udah beres?" Tanya Yuta dengan senyum ramah ketika menyadari Doyoung berjalan kearahnya. Bukannya menjawab Doyoung malah menatap sinis pada para pegawai magang.
"Ngapain kalian disini, ga lihat bagian manajemen pemasaran lagi sibuk?! Mau dikasih SP?! Baru magang udah suka banget ngilang, giliran diwawancara bilangnya niat. Niat buat bangkrut perusahaan kalian semua. Sana kerja, minta gaji gede giliran kerja godain punya orang." Dengan sorot mata tajam nan dingin cukup membuat pegawai magang menunduk takut. Mereka membungkuk serta segera berlalu.
Yuta yang melihat betapa hancurnya mood Doyoung hanya bisa diam. Hanya pelukan hangat dan sedikit usapan pada punggungnya mampus membuat mood pria itu sedikit lebih baik.
"Mas, udah ayo pulang!" Ajak Yuta setelah melepas pelukannya dan menggandeng tangan Doyoung. Dengusan masih saja terdengar tanda Doyoung masih dalam mood yang buruk.
Selama perjalanan pulang hanya terisi keheningan. Rasa hening yang nyaman bagi keduanya. Di dalam kereta juga sedikit penumpang jadilah keduanya tak perlu berdiri.
"Mas, kalau ngantuk sini bubuk(tidur) dulu." Ucap Yuta seraya menepuk bahunya, meminta Doyoung bersandar dan terlelap walaupun sebentar.
Doyoung hanya menurut. Tangan kirinya menggenggam jemari lentik Yuta, sementara tangan kirinya menelusup dibalik hoodie. Bersandar pada bahu kecil Yuta dan menutup matanya.
Setelah melewati tiga pemberhentian barulah keduanya turun. Tak lupa Yuta membangunkan Doyoung dengan tepukan pelan pada pipinya. Jika biasanya Yuta dituntun kini sebaliknya.
"Mas Doy, nanti pulang mandi dulu terus tidur ya. Adek ga mau mas lembur lagi, udah cukup bulan madu sama kertasnya." Omel Yuta sembari membuka pintu apartemen. Doyoung sendiri rasanya sudah ingin tidur saja di lorong.
"Dek, Mas Doy tidur sama kamu ya. Kangen udah ga pernah tidur sekamar lagi gara-gara lembur mulu." Doyoung mencoba membuat penawaran agar ia bisa memeluk Yuta saat tertidur nanti.
"Mandi dulu ta-" Belum sempat Yuta menyelesaikan kalimatnya, Doyoung sudah bergegas masuk ke kamar mandi. Membuat Yuta menggeleng dan tertawa kecil.
Jemari lentik Yuta kini disibukkan dengan membuat segelas teh hangat. Hendak menuju ke kamar, namun dikagetkan dengan penampilan Doyoung yang baru keluar dari kamar mandi.
Kaos tanpa lengan, rambut sedikit basah dan celana training. Okey dunia seperti berhenti saat itu juga. Melihat Yuta yang terpana, lantas Doyoung menggodanya.
"Lihatin Mas gitu banget Yut." Doyoung menghampiri Yuta, memeluk pinggang ramping itu mesra. Mempersempit jarak diantara mereka.
"Diminum dulu tehnya, masih pusing ga?" Yuta menyerahkan teh hangat pada tangan Doyoung yang menganggur. Doyoung mengangguk sedikit membenarkan bahwa ia sedikit pusing.
"Mas kan udah sering minta kamu nunggu di ruangan kerja, kenapa malah nunggu di lobi? Tau kan anak magang mana ada yang tau kalau kamu itu udah tunangan sama Mas."
Yuta mengangguk setuju, hanya saja ia memiliki prinsipnya sendiri.
"Itu kan kantornya Mas Doy, lagian Adek sungkan sama pegawai lain masa iya udah asal masuk ke ruang kerja Mas gitu aja."
Doyoung mendengus tidak suka, lagipula seisi kantor tau bahwa Yuta akan menjadi istri dari Doyoung dalam dua minggu lagi. Mereka juga sangat mengagumi Yuta yang mampu merebut hati atasan mereka.
"Ya deh terserah kamu aja, Mas tidur sama kamu ya?" Doyoung meraih tangan Yuta. Mengecup lembut dan menatap Yuta penuh kasih.
"Ya udah, Adek tidur sama Mas."
"Paling juga, ntar pas Mas udah tidur kamu pindah ke kamar. Nikahnya ga bisa besok aja ya?"
Yuta hanya menatap Doyoung datar. Sementara Doyoung tertawa melihat wajah Yuta yang menurutnya menggemaskan.
End
KAMU SEDANG MEMBACA
Na Yuta Uke
Фанфикisinya cerita Yuta Uke bxb jadi kalo kalian salah lapak pergi aja ya