Seri pendek ya kak
Lgi ga mood tpi keluar ide
Maaf ya kalau kecewa
Jaemin terlalu fokus pada game miliknya. Menghiraukan Yuta yang sedari tadi bersamanya. Mencoba membuat Jaemin makan. Namun usahanya nihil. Kekasihnya terus bermain game dengan alasan akan ada lomba game e-sport."Jaem, ini sudah dua hari kamu bermain game. Istirahat sebentar dan makan kalau sakit ga bisa main lho nanti." Yuta terus membujuk agar Jaemin mau makan. Namun soal karakter yang dimainkan Jaemin mati.
"Kamu bisa diem dulu kan. Lihat kan aku sibuk ngapain. Makan atau nggak itu urusanku Yuta. Mending kamu pulang, aku ga butuh ocehanmu." Jaemin dengan nada dan sorot mata dinginnya mampu membuat Yuta merasakan hatinya berdesir nyeri.
"Aku minta maaf. aku pamit." Hanya dua kalimat. Sebelum Yuta menyampaikan tas ransel dan meninggalkan Jaemin yg kembali terfokus pada ponsel pintarnya. Berjalan ke arah pintu keluar.
"Semoga pergiku membawa bebasmu." Yuta menoleh ke belakang. Memastikan bahwa Jaemin masih ditempatnya tidak ada niatan mencegah dirinya pergi.
Skip~
Dua hari Yuta menghilang, dan dua hari itu pula Jaemin merasa kosong. Tidak ada ucapan selamat pagi ataupun sebuah foto tentang Yuta yg beraktivitas. Kini ia harus terfokus pada e-sport yg sebentar lagi dilaksanakan.
Jeno menepuk pundak Jaemin. Menunjuk seseorang dengan dagunya.
"Dia datang, jangan khawatir. Permainanmu harus bagus. Setidaknya jangan buat dia kecewa"
Disana, diantara puluhan orang yang hadir. Sosok Yuta berada disana. Hanya duduk dengan wajah datar dan tangan terlipat. Tanpa ada senyum.
Selama permainan, sering kali Jaemin terbawa emosi dan mudah terpancing jebakan lawan. Disaat ia gelisah, sempat mencuri pandang pada Yuta. Ia tersenyum dan mengangguk. Mengatakan seolah semua akan baik-baik saja.
Senyum manis itu, hangatnya dirindukan. Tidak, sosoknya yang dirindukan Jaemin. Semua yang ada pada pria Jepang itu. Mata bulatnya bersinar, ingin sekali Jaemin terus memandangnya.
"Jaemin fokus!" Teguran dari Taeyong membuat Jaemin tersadar dan kembali fokus pada gamenya. Tak berselang lama. Kemenangan memihak pada timnya. Ia bahagia namun juga sedih. Saat menoleh untuk mendapati kursi yang Yuta tempati telah kosong. Raut kecewanya begitu ketara.
Jaemin kembali pulang. Berharap mendapati Yuta di apartemen nantinya. Hatinya berteriak marah dan kecewa, merindukan sosok yang lebih tua darinya itu.
"Aku merindukanmu, kembalilah tolong." Terdengar begitu putus asa. Katakan saja ia hidup seperti mayat. Seolah hilang semangat hidupnya.
...
Maaf nih ganggu kalian, pernah ga sih kalian baper ama cerita yg aku tulis? Maksudnya kayak suka banget gtu lho
..."Hei aku pulang." Runtuh sudah pertahan Jaemin. Menangis tersedu ditangga ketiga. Setiap pulang Yuta menyambutnya, kini hanya terganti sunyi. Seorang Jaemin menangis.
Klek-!
Pintu terbuka menampilkan sosok yang dirindu si pemilik rumah. Siapa lagi kalau bukan seorang Na Yuta.
"Jaem, apa kamu menangis? Tunggu apa ada hal buruk? Jaem ada ap-"
Yuta terhenti dengan gerakan Jaemin yang memeluknya erat. Menangis pilu pada bahunya. Kebingungan tentunya. Tapi Yuta hanya bisa mengelus punggung orang terkasihny itu.
"Aku disini, maaf aku meninggalkan mu kemarin. Jangan menangis, kekasihku lebih suka tersenyum jadi dimana senyum manisnya itu?"
Jaemin memeluk Yuta lebih erat. Bahkan sedikit mengangkat tubuh ringan Yuta. Membuat Yuta terpekik kaget.
"Maafkan aku Yuta, aku salah. Tidak seharusnya aku menomor duakan mu. Maaf aku egois, tolong tetap disini. Tetap jadi alasan aku tersenyum bodoh karena pesan yang kamu kirimkan. Tetap disini Yuta, aku memohon dengan sangat."
Dan selanjutnya, Yuta mengangguk. Jaemin yang merasa maafnya diterima tentu bahagia. Memutar tubuh Yuta dalam gendongannya. Tertawa bersama. Sore itu, dinginnya angin sore telah terganti dengan hangatnya senyum Na Yuta.
End ( harap kalian suka)
KAMU SEDANG MEMBACA
Na Yuta Uke
Fanficisinya cerita Yuta Uke bxb jadi kalo kalian salah lapak pergi aja ya