O1

6.6K 744 289
                                    

Tangisan bayi mengisi ruangan operasi tersebut, anak pertama dari pasangan muda akhirnya lahir ke dunia.

Tangis haru pria berusia 21 tahun itu pecah saat melihat anaknya yang baru saja lahir, masih dengan sedikit darah di tubuhnya, dengan perlahan dia menggendong anaknya.

Mendekati sang istri yang masih terbaring lemah di ranjang, Sunghoon mengecup kening istrinya dengan lembut, meletakkan bayi itu di antara mereka.

"Terimakasih, terimakasih sudah berjuang sekeras ini, aku janji akan terus sama kamu selamanya, kita besarin anak kita bareng bareng ya" Ia mengusap rambut istrinya yang masih basah karena keringat yang mengalir saat persalinan tadi.

"Maaf mas, anaknya ingin saya bersihkan" Mendengar ucapan itu, sunghoon pun memberikan anaknya pada suster, tidak apa, dia akan melihatnya lagi.

Kini sunghoon kembali lagi pada istrinya, ia masih terpejam, sunghoon meraih tangan Nadhira untuk di genggam, dia mengecupi halus tangan itu, "Aku sayang kamu, makasih nad, anak kita lahir dengan baik, maaf aku bikin kamu sakit begini" entahlah, sunghoon merasa bersalah, sangat.

Nadhira merasakan sakitnya sedikit mereda, dia berusaha membuka matanya, sedikit terkejut saat mendapatkan sunghoon sedang menangis di depannya, segera dia mengusap air mata suaminya, "Kamu kenapa nangis?"

Sunghoon menatap nadhira dalam, dia hanya terdiam lalu memeluk istrinya itu dengan erat, Nadhira tidak segan segan membalas pelukan Sunghoon, dia tersenyum lalu mengusap surai milik sunghoon.

"Hei udah dong nangis nya, cengeng ah" Nadhira menangkup wajah sunghoon, dia merasa geli saat melihat wajah suaminya itu merah, berapa lama Sunghoon menangis?

"Sakit ya? Maafin aku nad"

Nadhira menggeleng pelan, "Ini emang sakit, tapi saat denger tangisan anak kita, sakitnya hilang" mengusap rambut sunghoon yang sedikit berantakan, lalu mencium pipi Sunghoon perlahan, "Makasih udah nemenin aku disini, aku kuat kalo ada kamu."

Sama, Nadhira pun tidak tahan menahan tangisannya, dia kembali memeluk leher Sunghoon, mereka berpelukan lagi, hanya sebentar karena tiba tiba perawat datang.

"Permisi mas, ibu. Anaknya ingin di beri nama siapa ya?"

Sunghoon melirik Nadhira, dan Nadhira mengangguk yakin saat mengerti maksud dari tatapan Sunghoon.

"Park Jaeyun, sus" jawab sunghoon dengan yakin, dan di balas dengan anggukan perawatnya. "Baik, ibu Nadhira nya ingin kami bersihkan, jadi mas saya perintahkan untuk keluar sebentar ya"

"Ah, baik. Nad, aku keluar dulu ya" Sebelum keluar, Sunghoon mengecup kembali kening Nadhira, istrinya itu hanya tertawa pelan.

« MISTAKE AND LOVE »

Sunghoon keluar dari ruang persalinan, dia menatap orang yang ada di luar ruangan itu.

"Sunghoon, gimana nadhira?"

"Aman yah, nadhira sama anak Sunghoon baik baik aja" Sunghoon tersenyum tipis.

"Syukurlah.. siapa nama cucu bunda hoon?"

"Park Jaeyun, bun"

"Nama yang bagus" Bunda hanya bisa menggenggam tangannya sendiri, merasakan bahagia yang begitu banyak, cucunya telah lahir selamat, laki laki pula, aih betapa tampannya anak itu.

Tiba tiba ayah memeluk Sunghoon, dan menepuk pundak Sunghoon, "Jagain Nadhira, ayah percaya sama kamu, tepati janji kamu, Park. Cukup ini kesalahan yang kamu perbuat, jangan lagi."

Mistake and Love / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang