"Permisi pak, ada yang ingin bertemu" Ucap sekertaris heeseung barusan.
"Suruh masuk aja" Perintah heeseung dan sekertaris itu pun keluar,
"Mas, silahkan masuk ya, sudah di izinkan pak Heeseung"
Hyunseok membungkukkan badannya, "Terimakasih ya mba"
Dengan jantung berdetak hyunseok pun masuk ke dalam ruagan heeseung, "Selamat pagi pak"
Heeseung mendengar suara itu tidak asing di telinganya, dia dengan cepat mendongak dan menatap Hyunseok. Sangat dibuat terkejut..
"Sunghoon?"
Hyunseok yang hendak duduk di kursi pun tertahan sebentar, "Bukan pak, Hyunseok"
Masih menatap Hyunseok dengan heran, heeseung pun tersadar. "Ah iya Hyunseok anaknya Pak Hanbin ya?"
Hyunseok mengangguk, "Bener pak"
Berusaha untung relax, heeseung meminta berkas berkas milik hyunseok untuk memeriksanya kembali.
"Baik, kamu boleh mulai bekerja disini. Nanti sekertaris saya yang arahin ke ruangan kamu"
"Terimakasih pak, saya permisi ya"
"Tunggu dulu Hyunseok"
Hyunseok kembali duduk di kursinya, "Ada apa ya pak?"
"Kamu kenal Sunghoon? Saudara Park Sunghoon?" Tanya heeseung.
"Sunghoon? Jangankan saudara pak.. kenal dia aja enggak saya mah" Jawaban Hyunseok semakin membuat heeseung bingung, kenapa Hyunseok ini 100% mirip sekali dengan temannya.
"Kamu serius?"
"Serius pak, emangnya ada apa sih pak sama si Sunghoon Sunghoon itu, saya tadi masuk ke kantor ini denger bisik bisikan Nama Sunghoon dari karyawan karyawan sini"
Haduh si Hyunseok ini, malah ngajak ngerumpi.
"Sunghoon itu teman saya, dia sudah meninggal beberapa bulan yang lalu. Dia mirip sama kamu, seratus persen miripnya, bahkan saya aja kaget tadi liatnya"
Hyunseok menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Mirip? Semirip apa?"
"Mirip, banget. Ngomong ngomong, rambut mu itu sebelumnya berwarna hitam atau tidak?"
"Tidak, memang dari lahir warnanya seperti ini, kadang pun berubah sendiri"
"Berubah? Gimana gimana?"
"Berubah maksud mu gimana?"
"Sekarang warnanya silver nih, kadang dia berubah jadi blonde, putih gitu lah pak, saya juga ngeri"
Heeseung terdiam lagi, dan tiba tiba mengangguk dengan senyum yang menyeringai.
"Oke baiklah, saya mau kamu panggil saya dengan sebutan nama saja, tidak usah menggunakan pak"
"Tiba tiba? Saya gak enak lah pak manggil nya begitu"
"Tidak apa, Hyunseok. Hanya untukmu" heeseung memberikan selembar kertas yang berisi nomor telepon miliknya.
Hyunseok melihat ke arah kertas tersebut, "Nomor bapak?" heeseung mengangguk, "Simpan, nanti chat saya ya", Laki laki itu pun mengangguk perlahan, sangat dibuat bingung.
"Baik, silahkan Hyunseok, sekertaris saya sudah di depan"
"A-ah baik pa–Hee, makasih yaa, saya permisi" Hyunseok pun keluar dari ruangan heeseung dan pergi menuju ke ruangan nya dengan arahan sekertaris.
Heeseung tersenyum melihat kepergian hyunseok, dia menggelengkan kepalanya tak menyangka, "Kim Hyunseok, putra satu satunya dari Kim Hanbin..."
Drrt Drrt!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake and Love / END
Dla nastolatkówLearn from a mistake that has happened. Make mistakes a lesson for urself, because u also have to be able to control urself so u don't keep making mistakes ❝Gue bakal selalu jadi papa yang baik buat anak anak, gue mau liat anak anak bahagia sama pil...