23

2.1K 360 54
                                    

"Sialan, wonyoung!"

"Apasih kak, gak usah teriak teriakan bisa?"

"Kamu apain laptop kakak?!" Sunoo memarahi adiknya, karena tiba tiba saja laptopnya tidak bisa menyala, sudah di charger pun masih tidak bisa. Tadi malam Wonyoung habis memakai laptop nya.

"Aku cuman nonton doang kok! Gak ngapa ngapain lagi!" Balas Wonyoung

"Ya terus ini kenapa mati! Kamu pasti mencet apa apa, hati hati bisa gak?! Ini disini banyak kerjaan kakak!"

"Aku gak tau kak! Aku gak pencet apa apa, aku cuman matiin kayak biasa!!"

Heeseung yang hendak berangkat ke kantornya, melihat dan mendengar anak anaknya yang sedang bertengkar.

"Hei hei hei, ada apa pagi pagi ribut begini?" Heeseung menghampiri kedua anaknya dibawah.

"Itu kak sunoo nuduh nuduh aku paa!"

"Loh kok nuduh?! Kenyataan kan? Tadi malem kamu mainin laptop kakak!" Sunoo ini sudah di penuhi amarah.

"Aku gak pencet apa apaa!"

"Sudahh!" Bentak Heeseung.

Sunoo dan wonyoung bungkam, tidak berani beradu mulut. Tapi kedua mata mereka saling menatap tajam.

"Udah. Sunoo sini laptopnya, papa mau bawa benerin, kamu pake laptop papa di kamar sana"

"Ah paa, biarin wonyoung yang tanggung jawab lah!"

"Sunoo! Adik kamu pasti gak salah, sudahlah, ini juga mau papa benerin kan, jangan bikin ribut pagi pagi. Kasian yang lain keganggu"

Wonyoung tiba tiba memeluk Heeseung, "Males sama kak sunoo"

"Apaan banget lo" ketus sunoo, dan anak itu pun pergi ke kamar Heeseung.

"Udah sayang, papa mau kerja nih nanti telat, wonyoung lanjut bikin sarapan sana, bangunin jungwon, ni-ki, sama jaeyun ya"

Wonyoung hanya mengangguk, Heeseung pun berangkat pergi ke kantornya.

***

Brak!

"Bangsat, park jungwon!"

"Nik.. ampun"

Tubuh jungwon terhempas kasar ke kasur, bukan di atas kasur, tapi di bawah, kepalanya sudah terbentur tembok berkali kali tadi, dan sekarang punggung nya terkena pinggir kasur yang terbuat dari kayu.

Bugh!

Ni-ki memukul wajah jungwon lagi, dia tidak ada henti-hentinya memukuli wajah kembarannya itu.

Jungwon pasrah, tidak bisa melawan, luka luka di hari sebelumnya bahkan belum hilang dan mengering.

"Lo juga harus ngerasain apa yang gue rasain dulu, lo pikir gue di giniin sama lo gak sakit? sakit goblok, sakit!"

Brak!

Ni-ki melempar kayu penahan pintu ke jungwon, lebih tepatnya memukul jungwon menggunakan kayu itu.

"Akh! shh- ni-ki udah.. maafin gue, ampun nik" jungwon terus memohon, mengepalkan kedua tangannya, menggenggam tangannya di hadapan ni-ki.

"Gue salah, iya gue pembunuh. Tapi stop, sakit nik sakit"

"LEBIH SAKITAN GUE KAK!"

Mistake and Love / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang