Anak muda berumur 25 Tahun kini menginjakkan kakinya lagi di tanah kelahirannya.
Dia baru saja pulang dari sekolahnya, aish tidak sabar sekali bertemu dengan kedua orangtuanya.
Saat taksi datang, dengan cepat mobil taksi itu melaju sampai rumahnya.
"Ini pak, ambil aja kembaliannya, lagi baik nih saya" Ucapnya.
"Oke deh, makasih ya mas!"
"Yoi pak! Hati hati nyerempet ayam!" Teriaknya sambil melambaikan tangan kearah taksi yang sudah jauh.
Menyeret dua koper merah dan hitam, lalu memencet tombol hitam kecil di tembok sebuah rumah.
"Ah jelek amat kagak ada orang"
Ceklek!
"Hyunseok?!"
"MAMA!" Hyunseok langsung memeluk ibunya dengan erat, mereka berpelukan dengan hangat, rosè sangat rindu anak laki lakinya ini, anak satu satunya yang berhasil meraih mimpinya untuk sekolah di luar sana.
"Astaga anak mama udah makin ganteng ajaa"
"Maa, masuk dong, malu sama tetangga. Masa ucok di peluk peluk" Rengeknya.
Rosè hanya tertawa mendengar rengekan anaknya, dia membantu hyunseok menyeret dua koper masuk ke dalam rumah.
Lanjut deh mereka berpelukan, hehe.
"Maa, hyunseok kangen mama"
"Mama juga kangen hyunseok, disana baik baik aja sayang?"
"Ga maa, mimpi ucok kecelakaan mulu" Hyunseok melepaskan pelukannya, melepas jaket tebal yang di kenakannya.
"Kecelakaan? Siapa yang kecelakaan?"
"Ucok"
"Loh kok bisa?" Tanya rosè, dia meraih jaket anak nya dan dia lipat.
"Gak tau, di mimpinya tuh ucok ketabrak gara gara ada yang mukulin ucok." Jelas anak itu lagi.
"Kenapa bisa kamu di pukulin?"
"Lupa. Kayaknya ucok maling singkong nya deh, hehe" Rosè hanya bisa tertawa pelan dan menggelengkan kepalanya, kelakuan anaknya ini tidak berubah ternyata, berubah deh.. makin gesrek.
"Papi mana maa? Anjay papi" Hyunseok sudah melepas pakaian tebalnya, dia kini duduk di sofa dan meluruskan kakinya.
"Mandi" Rosè kembali pergi ke dapur untuk memasak.
"Wih anak papa udah sampe~"
Hyunseok berlari ke arah Hanbin dan memeluk papa nya erat erat. "Ucok kangen papa, papa makin tua deh, untung ucok masih ganteng"
"Anak asem kamu cok, lancar nak?"
Hyunseok mengangguk, "Lancar lah paa. Anak papa mama gitu loh, ditambah ucoknya yang pinter"
"Iya deh anak papa pinter"
"Papa udah ada kan tempat kerjaan buat ucok?"
"Ada dong"
"Dimana paa?"
"Di kantor milik Lee Heeseung"
"Heeseung? Lee?" Tanya Hyunseok, di otaknya, nama itu sangat tidak asing.
"Iya Lee Heeseung, kenapa kamu?"
"Kayak nama tukang gado gado" Jawab Hyunseok.
"Heh! Maa anakmu mulutnya astaga"
"Kan dia ngikut kamu bin, kamu sih dulu ngedumel mulu depan dia. Jadinya gitu kan pas gede, untung anak aku ganteng, gak kayak kamu"
Hanbin berdecak, "Masih gantengan aku ini mah, cuman kalah di umur aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake and Love / END
JugendliteraturLearn from a mistake that has happened. Make mistakes a lesson for urself, because u also have to be able to control urself so u don't keep making mistakes ❝Gue bakal selalu jadi papa yang baik buat anak anak, gue mau liat anak anak bahagia sama pil...