12

2.4K 360 170
                                    

Pagi ini rumah sudah sepi, hanya tersisa Nadhira saja dirumah.

Sunghoon sudah berangkat kerja, dan anak anaknya pun sama. Si kembar sekolah, dan Jaeyun kuliah.

Nadhira sejak tadi hanya terdiam di ruang tamu, tetapi entah apa yang dia pikirkan, nadhira menuju ke kamar dan membuka lemari lama, banyak pakaian bayi dan peralatan lainnya.

Mengeluarkan semuanya dari lemari dan duduk di kasur, dia menata pakaian pakaian itu dengan rapih.

Terlihat jelas sekarang, di sebelah kanan sudah ada pakaian jaeyun saat masih bayi. Dan di tengah dan ujung kiri sudah ada pakaian saat jungwon dan ni-ki masih bayi.

Nadhira memandangi terus pakaian pakaian itu, rasanya sangat rindu.. rindu saat dia mencuci semuanya, saat memakaikannya pada jaeyun, jungwon dan juga ni-ki.

Waktu sangat berjalan dengan cepat, anak anaknya kini sudah dewasa. Bahkan Nadhira merasa Jungwon sangatlah berubah, nadhira selalu berfikir bahwa jungwon adalah anak yang keras kepala, sedangkan jaeyun, dia merasa jaeyun itu anak yang hanya mengikuti keputusan orang lain, tetapi dia akan bertindak di akhir. Dan ni-ki, nadhira rasa dia aka berubah jika keadaan sudah membuatnya muak.

Nadhira juga sama sekali tidak habis pikir, kenapa setiap hari pakaian sekolah jungwon bau asap rokok? dia terlalu percaya pada anaknya kah? bahwa asap itu milik teman jungwon, yaitu haruto.

Atau ternyata anaknya juga merokok?

Tetapi Sunghoon ataupun dia sama sekali tidak pernah mengajarkan hal itu, bahkan Sunghoon selalu melarang jungwon agar tidak melakukan hal hal yang membahayakan kesehatan dan dirinya.

Entahlah, Nadhira malas berfikir.

Dia menatap ke arah Hoodie berwarna merah di sebelahnya, itu milik sunghoon.. iya, itu punya Sunghoon dan sunghoon yang memakaikan padanya.

Flashback On.

"Fuck.. ini Nadhira, bodoh sunghoon bodoh"

Tubuh lelaki itu bergetar, keringat sudah dimana mana. Dia menatap perempuan yang sudah terbaring lemah di ranjang hadapannya.

Sunghoon dengan cepat menggunakan kembali pakaiannya, dia menggunakan hoodie merah miliknya untuk Nadhira kenakan.

Tiba tiba Nadhira membuka matanya, dan langsung mendorong sunghoon. Dia memojokkan diri.

"Bajingan! Brengsek! Lo—hiks.. LO BRENGSEK!"

"Nadh, g-gue minta maaf" Sunghoon berusaha mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan Nadhira.

Namun perempuan itu semakin menangis, Tubuhnya sudah bergetar hebat. Rambutnya acak acakkan, racau sekali.

"Gue anter pul—

"GAK! MINGGIR!" Nadhira pun keluar dari kamar Bar itu, sunghoon dengan cepat mengejarnya, dia tidak mau adik kelasnya itu kenapa napa.

"Woi hoon!"

"NANTI GUE BAYAR!"

Jeno hanya menggidikkan bahunya, heran sama temannya itu, baru saja melakukan hal yang nikmat dan tiba tiba mengejar pasangannya, bertengkar kah?

Nadhira terus berlari, kakinya terasa sakit karena sepatunya tertinggal di kamar itu. Dia menyadari bahwa baju yang dia kenakan ini milik si brengsek itu.

Lelah, Nadhira lelah berlari. Dia terjatuh di pinggir jalan dan meringkuk, memeluk lututnya dengan kuat, menangis sekencang mungkin, dia ingin berlari lagi saat mendengar suara sunghoon yang sudah dekat dengannya, namun kakinya lelah.

Mistake and Love / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang