6 tahun sudah kejadian berlalu. Kini anaknya sudah mau memasuki sekolah dasar. Kalo dipikir pikir anaknya mirip sekali dengan Mark.
Setiap melihat wajah anaknya ia merasa takut, seperti trauma. Waktu dia mengandung sampai anaknya berusia 1 tahun, dia sempat depresi. Sampai waktu anaknya lahir dia tidak mau mengendong ataupun menyusui.
Karena anaknya sangat sangat seperti Mark. Namun setelah 1 tahun dia mulai membuka diri pelan pelan untuk sang anak.
Dia mulai belajar menerima anaknya. Karena dari awal dialah yang mau mempertahankan anaknya. Dibantu oleh sang mama, Irene. Akhirnya Jane bisa merawat anaknya sendiri sampai sekarang.
Kalau kalian tanya dimana keberadaan Mark?. Jane juga tidak mengerti. Terakhir kali dia dengar kabar, Mark pindah dari Canada. Entah sama siapa.
Bundanya Mark, Wendy sudah tidak mau melihat wajah anaknya lagi karena tidak mau bertanggung jawab kepada Jane.
Hubungan Antara Irene dan Wendy masih terjalin. Bahkan Wendy sesekali menjenguknya ke Korea dan bermain bersama cucunya.
Wendy sangat menyayangi anaknya Jane. Mau berkenalan dengan anaknya?.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dia anak Jane. Putri satu satunya, hartanya, segalanya, hidupnya. Anak tak berdosa yang sempat ia buang. Kini sudah beranjak besar menjadi seorang putri yang sangat cantik.
Makeysha Kim. Nama putrinya. Cantik bukan putrinya?. Sangat mirip dengan Mark.
Semua wajah persis dengan Mark. Bahkan putrinya itu sangat gemar dengan buah semangka. Mengingatkan dirinya kepada Mark. Tanpa sadar Jane meneteskan air mata.
"Bunda." Jane terkejut lalu menghapus air matanya. "Ah iya sayang? Makeysha mau apa?."
"Bunda kenapa nangis? ada yang jahat sama bunda? bunda abis dijahatin lagi ya sama olang olang?." Jane terkekeh. "Engga sayang, bunda gapapa bunda cuma lagi inget masa kecilnya Makeysha."
"Bunda ga nyangka Makeysha udah sebesar ini sekarang, dulu masih bunda gendong gendong bareng oma sama nenek sekarang Makeysha udah ga mau lagi bunda gendong."
Makeysha memeluk sang bunda. "Bunda jangan sedih, ada Makeysha disini bunda." Jane tersenyum kecil. "Iya sayang, Makeysha udah laper? should i make something?."
Diumur yang masih terbilang kecil, Makeysha sudah pintar berbahasa asing. Dirinya cukup bangga dengan kepintaran Makeysha. Andaikan Mark tau Makeysha tumbuh dengan baik, akankah ia mau menerima Makeysha?.
"I'm not hungly yet, bunda." Jane mengangguk. "So what do you want? Makeysha mau apa?." Makeysha tersenyum lompat lompat. "I wanna go out! let's go bundaaa!!!!."
