BAGIAN 21

275 38 5
                                    

Happy Reading!

Jangan lupa follow Authornya ya!

Yuk bisa yuk ramaikan kolom komentar nya :)

***

Terhitung sudah 2 minggu Nara melakukan pekerjaan yang ditawarkan oleh Bobi. Pada permulaannya Nara masih takut-takut dan risih memposting foto dan video vulgarnya. Tetapi seiring waktu berjalan serta bujuk rayu yang terus-menerus dilontarkan oleh Bobi dan kawan-kawannya membuat Nara semakin percaya diri. Kini yang dirasakan oleh Nara adalah perasaan penuh rasa syukur dan terima kasih kepada Bobi karena telah memberikannya pekerjaan yang mudah dengan penghasilan fantastis.

Hanya kurun waktu 2 minggu saja Nara sudah mendapatkan reward yang luar biasa. Kini apapun yang diinginkan olehnya bisa dia beli tanpa harus menabung lama. Dari pakaian, aksesoris, bahkan makanan pun dengan mudah Nara dapatkan untuk saat ini. Dia tidak perlu lagi menahan diri dan penuh rasa iri saat melihat orang-orang disekitarnya bisa mendapatkan apapun yang mereka inginkan. Karena diapun juga bisa.

Dengan bangga Nara memandangi barang-barang branded yang dia beli dari hasil pekerjaannya. Sedikit puas dengan apa yang dia miliki sekarang. Jari-jari lentiknya dengan penuh damba mengelus tas-tas serta aksesoris branded yang baru saja dia beli itu. Sekarang tidak akan ada lagi orang yang akan menghina dirinya miskin.

Dengan langkah gemulai Nara berjalan mendekat kearah lemari bajunya yang terdapat cermin full body. Berdiri bangga dengan terselip rasa angkuh saat memandangi tubuhnya yang masih terbalut kostum maid yang dia kenakan tadi untuk mengambil beberapa foto dan video vulgar yang nantinya akan dia upload ke situs Heaven's Passion.

"Liat aja gue bakal jadi primadona di Heaven's Passion. Gue bakal buat mereka semua iri sampai mati. Liat aja, Nara si miskin yang selalu kalian hina akan buat kalian sujud dibawah kakinya. Siapa sih yang gak akan terpesona sama kecantikan gue? Gue percaya diri jika semua laki-laki akan bertekuk lutut saat liat gue. Dan dengan itu gue bakal berdiri dipuncak kemenangan," monolog Nara penuh percaya diri.

Setelah puas mengagumi keindahan wajah dan tubuhnya Nara segera mengganti kostum maidnya dengan baju santai. Lalu dengan langkah tenang Nara berjalan menuju ruang tengah. Dirumahnya ruang tengah itu adalah tempat santai dirinya dan ayahnya. Disana mereka akan menonton televisi sembari makan malam. Mereka tinggal berdua. Hanya ada Nara dan ayahnya, tidak ada sosok ibu. Nara hanyalah anak piatu yang dirawat ayahnya seorang diri dari kecil. Ibunya telah lama meninggal akibat pendarahan hebat paska melahirkan.

Nara tersenyum lebar saat mendapati ayahnya yang tengah sibuk menata makanan yang telah dimasak pria paruh baya itu sendiri.

"Ayah...." Dengan langkah pelan Nara menghampiri ayahnya.

Pria paruh baya dengan banyak uban dikepalainya itu mendongak. Tersenyum sumringah saat mendapati keberadaan Nara.

"Baru aja ayah mau panggil Nara. Sini-sini cepat! Ayah udah masakan makanan kesukaan Nara."

Kedua mata Nara berbinar senang saat melihat meja kayu itu dipenuhi oleh makanan kesukaannya. Dari sup ayam sampai salad buah. Dengan penuh semangat Nara mencicipi masakan ayahnya itu.

"Amazing! Masakan ayah gak ada duanya! Ayah adalah chef favorit Nara!" Puji Nara sepenuh hati.

Mendengar pujian tulus dari anak perempuannya, pria paruh baya itu Han, tersenyum sumringah. Hatinya terasa hangat diselingi dengan rasa bangga yang membuncah. Puas saat mendapati ekspresi bahagia dari putri satu-satunya itu.

"Kalau gitu Nara harus makan yang banyak! Biar nanti pas kamu ngajar murid-murid kamu ga loyo!" Ucap Han seraya sibuk menyendokkan sup ayam itu ke dalam mangkuk Nara.

KAIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang