BAGIAN 31

192 29 7
                                    

Happy Reading!

Follow dulu baru baca!

Silahkan curcol dikolom komentar!


***

Kaiden muak. Sangat muak! Melihat sikap keras kepala yang ditunjukkan oleh Kerry. Saking muaknya Kaiden mungkin sanggup memukuli Kerry didepan semua orang ini. Gadis itu benar-benar sangat menyebalkan.

"Pergi Kerr. Pergi lo dari sini." Kaiden mengucapkan semua kalimatnya itu dengan penuh penekanan. Tatapannya juga sarat akan kebencian.

Rachel yang berada disamping Kaiden pun seketika merinding. Bahkan perlahan tangannya yang semula melingkar dilengan Kaiden dia jauhkan. Takut jika dirinya akan kena imbasnya.

Namun Kerry tetaplah Kerry. Gadis itu tampak begitu keras kepala. Bahkan beberapa pengunjung cafe sudah berniat untuk menyeret gadis itu keluar dari dalam cafe. Menghentikan aksinya dalam mempermalukan dirinya sendiri. Hei, jika laki-laki itu tidak menyukaimu maka pergilah dari sisinya. Kau gadis bodoh berhentilah mengemis cinta pria itu! Pikir semua pengunjung saat menyaksikan drama picisan yang sedang berlangsung itu.

"Lo ini benar-benar gak tau malu ya? Kaiden udah berulangkali usir elo tapi lo masih bisa duduk santai disini? Disimpan dimana otak lo? Serius gak malu?" Celetuk Rachel menatap jijik kearah Kerry yang masih setia menundukkan kepalanya.

Sedari tadi banyak bisik-bisik yang terdengar sayup-sayup dari para pengunjung cafe. Bahkan beberapa pelayan yang tadi sibuk melayani pelanggan malah diam ikut menyaksikan drama yang tersaji di cafe tempat mereka bekerja. Sedangkan Alora yang semula berniat ikut campur dalam drama itu mengurungkan niatnya. Dan bersembunyi di dapur. Sembari tangannya dengan lincah mengetik sesuatu pada keyboard ponselnya.

Drrtt.....drrtt....

Merasa getaran pada saku jaket jeansnya reflek tangan Kaiden merogoh saku jaketnya. Mengambil ponselnya yang saat ini tertera sebuah pesan masuk.

Sebisa mungkin Kaiden untuk menahan senyumnya yang ingin terkembang sesaat membaca message yang dikirimkan oleh Alora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebisa mungkin Kaiden untuk menahan senyumnya yang ingin terkembang sesaat membaca message yang dikirimkan oleh Alora. Benar-benar anak itu, pikir Kaiden.

"Kai....."

Panggilan pelan dari Kerry berhasil membuat atensi Kaiden teralih dari ponselnya dan kembali fokus kepadanya. Kini tatapan geli yang sempat ada pada netra hitam Kaiden sudah sirna. Digantikan dengan tatapan akan sarat kebencian menghunus Kerry yang tertegun.

Sejujurnya Kerry sempat melihat tatapan geli yang terpancar dari netra hitam Kaiden. Maka dari itu tanpa sadar Kerry memanggil Kaiden. Tapi sayang sekali tatapan itu malah berubah saat dia memanggil. Dan hati Kerry berdenyut sakit saat tau betapa bencinya laki-laki itu pada dirinya.

"Kerr kepala lo terbuat dari apa? Keras kepala banget lo sumpah, muak gue Kerr." Kaiden mendecih muak.

Kerry terdiam. Kepalanya yang sempat mendongak kembali tertunduk. Tidak berani mendapatkan lebih banyak kebencian dari laki-laki yang disukainya.

KAIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang