BAGIAN 29

201 34 4
                                    

Happy Reading!

Please sebelum baca mohon follow!

Silahkan curcol dikolom komentar!

***

Hujan deras mulai membahasi kota. Jalanan yang semula terlihat gersang dan berabu pun seketika becek dan lembab. Kendaraan-kendaraan yang semula meramaikan jalan raya dengan kebisingannya kini mulai terhalau suara rintik hujan. Banyak dari mereka yang meneduh dihalte bus ataupun emperan toko. Hanya segelintir pengendara yang berani melajukan kendaraan mereka ditengah lebatnya serangan hujan. Namun ada juga satu atau tiga pejalan kaki yang nekat berjalan karna siap siaga membawa payung.

Banyak orang yang berdecak kesal melihat hujan yang turun. Tidak ada raut wajah bersyukur dari ekspresi mereka. Hanya segelintir remaja ataupun seorang bapak-bapak yang bersyukur atas turunnya hujan. Karena itu bisnis mereka berjalan. Mereka yang bersyukur dengan senang hati menawarkan ojek payung kepada orang-orang yang tidak membawa payung. Merasa senang saat orang-orang yang tak bersyukur itu memakai jasa mereka.

Meski tubuh mereka terkena rintik hujan hingga membasahi seluruh tubuh mereka tetapi tidak ada raut jengkel yang ada malah wajah senang penuh rasa syukur ketika orang-orang itu memberikan beberapa uang receh setelah memakai jasa ojek payung mereka.

Ditengah kesibukan itu terlihat seorang gadis yang tampak kacau berlari seperti orang ditagih utang. Orang-orang yang melihatnya menggelengkan kepala seraya mengucapkan tebakan asal ataupun menggiring opini jika gadis itu adalah orang gila. Itulah manusia, berani menghakimi meski tidak tau kebenaran yang ada.

Sementara gadis dengan pakaian yang seluruhnya basah dengan rambutnya yang acak-acakan terus saja berlari. Tidak menghiraukan beberapa orang yang tidak sengaja disenggolnya hingga mendapatkan beberapa umpatan kesal. Gadis itu juga tak menghiraukan seorang remaja seusianya yang menawarkan ojek payung kepadanya dan tersungkur jatuh karena tak sengaja disenggolnya.

"Maaf!" Hanya satu kata itu yang  terus-terusan dia ucapkan saat tubuhnya tidak sengaja menabrak orang-orang disekitarnya.

Dengan derai air mata yang terus jatuh membasahi pipinya dan membaur menjadi satu dengan air hujan gadis itu terus berlari terburu-buru. Ada tempat yang ingin dia tuju. Berharap tempat itu bisa menjadi penolong terakhirnya.

Gadis itu yang tidak lain adalah Nara. Sehabis menangis histeris meratapi nasib buruknya langsung berlari keluar dari rumahnya. Berniat mencari pertolongan ke seseorang yang dia harap bisa membantunya untuk membayar biaya perawatan ayahnya itu.

Sudah ada satu jam Nara berlari seperti orang gila ditengah lebatnya hujan. Hingga akhirnya kedua kakinya berhenti didepan sebuah ruko yang dulunya dijadikan tempat warnet. Dengan langkah tertatih akibat rasa sakit dan lelahnya yang tiba-tiba langsung menyerang kedua kakinya Nara memasuki ruko itu. Berkeyakinan tinggi jika orang yang dia cari sedang berada didalam ruko.

Sayup-sayup Nara mendengar suara tawa dan makian dari dalam ruko. Semakin lama suara itu semakin terdengar jelas ditelinga Nara saat kedua kakinya semakin dalam memasuki bagian ruko itu.

"Semuanya aman bos! Gue sama Renal udah ngelakuin apa yang lo perintahkan!"

"Gak lama lagi pasti rencana kita akan berjalan sesuai kemauan bos!"

"Good job, good job!"

Nara semakin yakin jika orang yang sedang dia cari itu sedang berada didalam ruko ini.

Benar saja. Ruko yang awalnya tempat usaha warnet pun dirombak menjadi markas beberapa anak-anak nakal. Terlihat ditengah ruangan terdapat sebuah single sofa, beberapa kursi dan meja yang diatasnya berserakan rokok, asbak rokok beserta gelas-gelas kecil yang berisi cairan alkohol. Dan disetiap kursi itu disisi oleh orang-orang yang dikenalnya.

KAIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang