BAGIAN 18

343 48 14
                                    

Happy Reading!

Jangan lupa follow Authornya!

Silahkan curcol dikolom komentar!

***

Dibagian paling ujung bangunan Trojan Senior High School terdapat sebuah gudang penyimpanan barang-barang yang tidak terpakai. Biasanya gudang itu dipakai murid-murid badung disekolah itu untuk berkumpul sembari merokok, bermain-main dengan para siswi centil, ataupun melancarkan aksi bullying mereka. Dan seperti saat ini gudang itu sudah diisi oleh beberapa murid badung dengan tiga orang siswi berwajah cantik namun dengan make-up yang lumayan tebal serta tiga orang siswa yang tengah diseret oleh beberapa murid badung itu.

Bruk!

Dengan kasar murid badung itu mendorong ketiga siswa dengan tampang lemah itu hingga jatuh tersungkur memalukan dihadapan seorang laki-laki bertubuh gendut yang tengah melingkarkan lengan besarnya pada pinggang kecil seorang siswi yang terlihat lebih natural dari kedua siswi lainnya yang bermake-up tebal.

"Yo, anjing liarku Alean. Gimana rasanya seminggu ini gak ada gue? Senangkan lo?" Ucap laki-laki bertubuh gendut itu seraya dengan kurang ajar menginjak kepala seorang laki-laki baby face dengan salah satu kakinya.

Melihat adegan itu mereka semua tampak terbahak geli minus seorang siswi yang berada dalam pelukan si laki-laki gendut itu dan dua siswa yang berada disamping kanan-kiri laki-laki berwajah bayi itu yang tidak lain adalah Alean. Mereka tampak terdiam dengan keringat dingin membasahi dahi mereka. Bahkan siswi yang berada didalam pelukan si gendut itu merasa tak nyaman dengan adegan yang tersaji didepannya itu.

Sedangkan Alean yang menjadi bahan olokan si gendut pun mendongakkan kepalanya. Melemparkan tatapan penuh dendam. Namun tatapan itu tidak berlangsung lama saat sebuah tamparan melayang keras dirahangnya. Disusul dengan makian tak senonoh keluar dari mulut laki-laki gendut itu.

"Anjing lo Alean! Berani banget lu natap gue kayak gitu! Mata lo mau gue colok, hah bajingan?! Jangan sombong lo karna dibela sama perek sial kayak Alora!"

Alean yang terkena tamparan dari si gendut itu bukannya takut malah dia kembali melayangkan tatapan tajamnya sembari berujar.

"Jaga omongan lo Bobi. Alora bukan cewek murahan. Dan apa lo lupa? Cewek yang lo hina itu pernah buat kepala lo bocor? Gue tau Bobi, lo lakuin ini karna lo sakit hatikan? Gak bisa balas Alora yang udah mukul lo depan umum dan malah melampiaskan semuanya sama gue dan teman-teman gue."

Si gendut itu. Atau Bobi. Tampak begitu berang mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Alean. Sepertinya semua ucapan yang dilontarkan Alean adalah kebenaran yang ada. Terbukti dari Bobi yang kini dengan bringas menarik surai cokelat Alean.

"Makin lama lo makin kayak anjing ya Alean. Gue tinggal selama seminggu lo udah sok jagoan. Kayaknya anjing liar macam lo harus dilatih dulu biar nurut sama majikannya." Dengan kasar Bobi menghempaskan tubuh Alean yang lebih kecil darinya itu. "Ambilin gue tongkat." Titah Bobi kepada antek-anteknya itu.

Dengan sigap salah satu dari mereka mengambil sebuah penggaris bekas yang terbuat dari kayu yang cukup panjang. Menyerahkan penggaris itu kepada si gendut yang diterima dengan senang hati olehnya.

"Saatnya memberikan pelajaran untuk anjing liar ini," ucap Bobi dengan seringai menyebalkannya sembari mengangkat tinggi-tinggi penggaris kayu itu.

KAIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang