14

1.6K 305 28
                                    

“Inupi, duduk dulu di situ, ya.”

Inupi mengangguk. Ia menurut, duduk di sofa menunggu (Y/n) yang masuk ke dapur entah ingin apa.

Padahal mereka baru saja tiba di apartemen milik gadis itu.

Tanya tentang Koko? Pria itu dipanggil oleh Mikey ke kantor. Katanya ada sesuatu yang harus dibicarakan.

Haha, biarkan saja si ATM berjalan itu sibuk. Biar (Y/n), Inupi yang urus.

Inupi menghela nafas. Melihat beberapa pigura dengan poto (Y/n) dan Koko di sana.

Sakit hati? Jelas.

Yang pertama mengenal (Y/n) itu adalah Inupi.

Ia jelas-jelas memberikan seluruh atensinya pada (Y/n) sebelum Koko merebut gadis itu.

Ini memang salahnya, salah dirinya tak mengungkapkan perasaan dan malah hanya dekat dengan berbagai perhatian diberikan.

Pria itu tau (Y/n) menyukai orang yang berpikiran matang.

Tapi apa Koko berpikiran matang?

Matang tentang uang, iya. Tapi tentang cinta? Koko bahkan belum bisa berpaling dari masa lalunya!

Emang kadang orang-orang tu kaya bagong.

Kecuali (Y/n), ya.

“Inupi, aku kasi minum air putih aja, ya?”

Inupi terkesiap, “Ya, oke, gak apa-apa.”

(Y/n) menaruh segelas air putih di meja lalu duduk di samping Inupi.

“Suka apa?”

“Hah?”

“Inupi suka nonton apa?”

“Bo-”

“Oke, boku-”

“Bola, maaf tadi salah, (Y/n).”

“Nonton bola, gitu?”

“I-iya...”

“Okay, kita nonton voli.”

Hehe, kenapa sih?

Inupi tersenyum sweatdrop.

Tidak apa-apa, (Y/n) kadang memang suka random.

“Sebentar,”

Inupi kembali menatap (Y/n), “Kenapa?”

“Kamu cantik.”

“Makasih yang lebih cantik...”

(Y/n) tertawa pelan. Ia menggigit bibirnya merasa lucu dengan situasi sekarang.

“Ih, (Y/n), ada kurang, deh.”

(Y/n) menaikkan alisnya, “Apa?”

Grep...

“Ini.”

“Nanti kalau Koko liat bisa salah paham, lho.”

“Emang itu tujuannya.”

-- ര ----- ര --

Typo? Blng

𝐈'𝐌 𝐍𝐎𝐓 𝐇𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang