Taehyung masih setia dengan diam nya. Membisu dan membuat Jungkook semakin menunggu, dia butuh penjelasan, Jungkook berharap mendengar itu langsung dari mulut Taehyung.
"Jangan lupa jika aku masih menunggu jawaban mu, aku ingin mendengar nya, apakah itu benar?" Tanya Jungkook.
"Ya, malam terakhir kita bertemu di depan apotik. Sesaat sebelum aku benar benar kehilangan mu setahun kebelakang ini."
"Kehilangan ku? Kehilangan dalam arti apa?"
"Segalanya, karena bagiku dan Arjun kau adalah segalanya. Ingatan mu rusak, semua memori yang pernah kita buat hilang kan? Aku tidak bisa bicara apa apa lagi, ini sulit."
Taehyung membuang pandangannya, meneteskan air mata yang tidak ingin Jungkook lihat. Meremat mantel itu kuat kuat kala ingatan nya tentang Arjun kembali terukir, bocah kecil itu rindu Daddy nya, tapi Taehyung tidak bisa banyak bicara dan memaksa Jungkook untuk ingat lebih jauh.
"Maksud mu sebelum ini kita pernah berhubungan?"
"Tidak, lupakan saja, sudah malam sebaiknya bapak tidur. Saya juga harus beristirahat."
"Taeh-, aaargh."
Belum sempat menyebut nama Taehyung sepenuhnya, Jungkook meringis, dia menggeram memegang kepalanya yang terasa begitu nyeri. Melihat itu Taehyung bergegas menghampiri Jungkook. Dia merengkuh tubuh laki laki itu yang hampir terjatuh.
"Pak, anda baik baik saja?"
"Aaaaaarrrggghk, kepala ku."
Taehyung panik, dia mengguncang kan kaki Namjoon yang sedang terlelap hingga mengusik tidur kakaknya itu. "Jungkook, dia kambuh."
Namjoon bergegas bangun mendengar adiknya mengatakan hal itu. Meraih botol air mineral kemasan dan memberikannya nya pada Jungkook. Membantu menopang tubuh Alpha itu, Namjoon membawa Jungkook kembali duduk di velbed nya.
"Kau baik baik saja? Aku akan memanggil tim medis." Ucap Namjoon.
Sreeeeek.
Lengan Jungkook menahan kemana Namjoon hendak pergi saat itu. Dia menatap matanya, begitu juga bergantian pada netra Taehyung.
"Tidak perlu, aku hanya butuh istirahat saja." Ucap Jungkook.
"Baiklah, kalo begitu aku akan bantu anda untuk istirahat."
Taehyung hendak membantu Jungkook meluruskan kakinya, dia meraih sepatu yang masih Jungkook kenakan."Kenapa kau melakukan nya?" Jungkook bertanya sesaat setelah melihat apa yang Taehyung lakukan. Begitu juga dia bergantian menatap mata Namjoon.
"Karena bapak adalah atasan saya, jadi hal seperti ini wajar."
"Benarkah? Hanya itu alasan mu?"
"Tentu, tidak ada hal lain yang ingin saya katakan saat ini."
Jungkook kembali diam, tidak lagi menjawab seraya merebahkan tubuhnya. Taehyung beranjak pergi, laki laki itu sempat mengatakan hendak buang air kecil, begitu juga Namjoon yang mengikutinya.
Kembali bergelut dengan pikiran pikiran nya, Jungkook perlahan memaksa untuk memejamkan mata. Rasanya sulit, setiap kali dia mengingat hal baru, kepalanya ini terasa begitu pening. Nyeri itu terus menerus menyiksanya, Jungkook merasa kepalanya akan pecah saat itu juga.
"Apa yang kau katakan? Kenapa dia bereaksi begitu?" Namjoon berbisik pada Taehyung.
Dia cemas, tentu saja! Saat ini Jungkook juga Namjoon tengah berada dalam tugas negara, jika kesehatan nya terganggu, bukan hanya Jungkook saja yang di rugikan.
