Taehyung mengerjapkan matanya perlahan. Kepalanya benar benar terasa begitu berat. Matanya yang sempat terpejam karena kehilangan kesadaran itu membuatnya terlihat kacau. Sayup sayup Taehyung mendengar kegiatan orang orang di luar sana.
Dia melirik ke arah Jungkook yang kini masih tidur di dekatnya. Tidak, mereka tidak lagi ada pada velbed masing masing. Entah sejak kapan Jungkook membuka sebuah terpal yang hanya beralaskan dua selimut milik mereka sebagai alas. Apa yang mereka lakukan? Ingat dengan kejadian semalam Taehyung hendak bangkit dari tidurnya.
Sreeeeek.
Lengan laki laki itu rupanya menahan pergerakan Taehyung. Dia menggenggam tubuh Taehyung yang separuh telanjang. Kembali menekan tubuh sang Omega untuk kembali berbaring di sana.
"Aku tidak melakukan apapun, sungguh. Jika kau tidak percaya, aku akan bawa tim medis untuk memeriksa segalanya."
Jungkook mengatakan itu dengan mata terpejam. Taehyung kembali berbaring dengan kepala yang menempel satu sama lain. Hanya selimut berukuran 120, itu cukup sempit jika di isi oleh dua orang laki laki dewasa seperti mereka.
"Kau khawatir aku melakukan hal hal yang tidak baik? Aku tidak se bajingan itu Taehyung-ah."
"Tidak pak, bukan itu."
"Jungkook! Harus berapa kali aku mengatakan nya padamu, jika sebut saja namaku begitu?"
"Ya, maksud ku bukan begitu Jungkook. Aku hanya terkejut saat pertama kali membuka mata."
"Tubuh mu demam, semalaman aku memeluk nya dan sesekali juga mengompres di beberapa bagian. Pakaian mu aku buka, karena keringat dingin bercucuran aku menempelkan kuli mu dengan kulitku. Setelah di rasa cukup membaik, aku akhirnya ikut tertidur." Jungkook coba menjelaskan situasi malam tadi.
"Keadaan nya benar benar kacau, seseorang datang untuk menerjang mu Karen aroma feromon juga teriakan itu benar benar memancing perhatian. Bersyukurlah Namjoon datang, dia berjaga sepanjang malam di depan tenda sana."
"Aku memindah kan mu ke bawah karena sulit untuk melakukan hal itu di atas velbed yang rapuh. Lagi pula tubuh ku tidak bisa berbaring di situ. Jadi tenang saja, aku sungguh tidak melakukan apapun." Sambung Jungkook.
Taehyung mengangkat salah satu pergelangan tangannya. Meraba dua lubang bekas gigitan Jungkook semalam. Rasanya sakit, perih, panas, masih benar benar Taehyung rasakan. Meringis, sebelum Jungkook akhirnya melirik ke arah Taehyung.
"Heat tanpa obat memang benar benar membunuh mu, setidaknya saat ini tidak akan ada yang berani mendekat." Ucap Jungkook.
Taehyung mengangguk. Dia masih sibuk meraba luka gigitan itu penuh arti. "Kenapa kau tidak melakukan nya?" Tanya Taehyung.
Jungkook memiringkan kepalanya sesaat. Dia menatap penuh arti wajah Omega pria yang kini berbaring di sebelah tubuhnya. "Kau berharap aku melakukan lebih?"
"Tidak, hanya saja aku rasa kau rugi. Menandai ku sebagai mate, tanpa mencicipi tubuhku itu apa sudah cukup?"
"Taehyung-ah, niat awal ku hanya ingin membantu. Jadi aku tidak akan berani menyentuh mu lebih jauh. Terlebih jika aku melakukan nya tanpa izin."
"Jadi? Jika aku mengizinkan mu detik ini juga, apa yang akan kau lakukan?"
Jungkook tampak tersenyum kecil. Membuang nafasnya dengan tawa miring itu kian terlihat kacau.
"Itu hanya akan memperburuk keadaan, jika kau hamil anak ku, apa tidak semakin rumit situasinya? Apa kau bisa menerima calon anak dari laki laki yang tidak kau cintai?" Tanya Jungkook.