Empatbelas.

3.7K 506 90
                                    

Taehyung ada di dalam ruangan praktek ibu Jungkook. Jangan khawatir, saat ini tugasnya sebagai seorang dokter anak telah usai. Tidak akan ada lagi pasien yang masuk untuk menunggunya memeriksa.

"Ibu, lain kali coba untuk tenang, jangan begitu, nanti hipertensi mu kambuh." Ucap Taehyung, seraya memberikan segelas air yang dia bawa.

"Astagaaa, ya tuhan dosa apa putraku di kehidupan sebelumnya. Taehyung rasanya aku ingin melempar wanita gila itu ke dalam kandang singa. Kepalaku pusing bahkan hanya melihat wajahnya."

"Ibu, tenanglah."

"Oma, are you okay? Tante tadi terlihat tidak baik, aku tidak suka."

"Ya ya Arjun, balita seperti mu suci dan tau mana yang baik dan buruk. Astaga, Oma hampir gila hari ini."

"Oma, Papa said, if we're not in a good mood, sebaiknya kita datang ke gereja untuk berdoa. Atau memakan sup ayam yang hangat. Oma mau? I will make it with papa at home."

"Oh ya tuhan, manis nya cucu ku, ini benar adalah cucu ku! Tidak terbayangkan bayi apa yang terlahir dari wanita seperti dia. Aku rasa saat lahir, bayi itu sudah pandai memaki. Ya ampun, tuhan maaf kan aku."

Ibu Jungkook memeluk Arjun begitu erat. Dia teringat saat Maudy berprilaku tidak baik pada cucunya tadi. Rasanya benar, ibu Jungkook ingin sekali menghantam pala nya dengan balok kayu, bila perlu balok es sekalipun.

Di tempat lain, di ruangan Jungkook lebih tepatnya! Wanita itu tengah duduk persis di sisi ranjang Jungkook saat ini.

"Jungkook, jangan diamkan aku begini."

Masih tidak menjawab, Maudy terus berusaha mencari perhatian laki laki itu. Meraih lengan Jungkook, dia berusaha membujuk laki laki itu sebelum kembali Jungkook tarik, pergelangan tangan nya dari genggaman Maudy.

"Hentikan! Bisa kau berikan aku waktu? Aku butuh istirahat! Aku harus kembali bertugas dan bekerja. Bukan hanya mendengar omong kosong seperti ini."

"Kanapa kau kasar begini padaku? Kau sudah tidak lagi mencintai ku?"

"Ayolah! Apa bedanya, hmm? Kau kasar pada putraku tadi."

"Jungkook, dia-"

"Berhenti menyebutkan kata dia! Putraku memiliki nama."

"Maksudku, Arjun merengek saat aku berbicara. Dan aku tidak suka itu."

"Aku juga tidak suka rengekan mu, jadi sebelum aku semakin kasar, sebaiknya kau keluar!"

Jungkook menekan bel yang ada di samping ranjang nya. Tidak lama perawat datang, memeriksa apa yang Jungkook butuhkan.

"Tuan, ada yang bisa saya bantu?"

"Ya, katakan pada dokter aku ingin pulang besok!"

"Tuan, harusnya anda ada di sini sampai lusa. setidaknya sampai benar benar pulih."

"Tidak bisa, aku ingin pulang besok dan jangan khawatir, aku sudah pulih. Katakan saja aku ingin di buatkan surat pulang."

Perawat tadi hanya mengangguk. Baiklah, apa lagi yang mau di debat kan? Jungkook bayar di sini, dia minta untuk pulang? Sebagai pertimbangan, pihak rumah sakit tentu membuatkan surat pernyataan.

Setelah perawat tadi keluar, Maudy hendak kembali duduk. Sebelum ucapan Jungkook menghentikan nya.

"Pulang! Keluar dari sini dan biarkan aku istirahat. Tolong, tolong tinggalkan aku sendiri. Jika kau mau aku bertanggung jawab, pergi dan turuti mau ku!"

"Kau sungguh akan bertanggung jawab?"

"Ya! Itu yang kau mau? Kalo begitu pergi! Karena aku ingin istirahat."

APOLLOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang