Felix pagi ini bangun rajin sekali, beberapa hari ini dia tidak memasak jadi Felix ingin memasak kan sarapan untuk orang rumah, ingin melupakan kenapa ia bisa badmood tanpa alasan jelas kepada Seo Changbin.
Menghela nafas untuk kesekian kali nya, ada satu hal yang ia pikirkan saat ini. Apa ia menyukai Seo Changbin? Laki-laki pertama yang ia cium selain ayahnya, laki-laki pertama juga yang mencium nya terang-terang an.
Apa Felix benar-benar sudah tidak lurus lagi karena tinggal bersama 7 pria tampan yang juga memiliki ketertarikan menyimpang?
Ah tapi masa sih.
Felix jadi sering menggunakan otaknya sekarang, memikirkan hal semacam ini yang notabene sih gak berguna banget gitu ya.
Sebuah tangan nampak melingkar di perutnya, sebuah kepala tertaruh dibahu nya. Felix menoleh kan kepalanya sedikit saat tersadar dari lamunan nya. Syukurlah ia sedang menunggu kukusan jadi tak akan ada kejadian gosong karena melamun.
"Nyaman" Suara serak Jisung yang baru terbangun menyeruak di telinga Felix, setahu Felix tadi pagi Jisung sedang menerima telfon. Kira kira dari siapa ya?
"Mandi gih, siap-siap sekolah" Felix mengelus tangan Jisung di perutnya. Felix juga gak tahu kenapa dia terima-terima aja di peluk sama Jisung padahal biasanya dia bakal ngamuk.
Entahlah.
Nyaman.
"Bentar lagi ya" Setelah berujar begitu Jisung menarik Felix yang masih di pelukan nya, ia duduk di kursi sembari menarik Felix agar duduk di atas pangkuan nya.
Felix menurut dan segera duduk di pangkuan Jisung, mengabaikan wajah pemuda itu yang mendusel di dada nya.
Inti nya Felix pasrah.
─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙
Minho membuka kedua matanya, menatap pantulan diri sendiri dari cemin wastafel yang nampak berembun. Menghela nafas gusar kini ia lakukan guna melampiaskan rasa tak nyaman nya.
"Ho?"
Minho menoleh kearah Bangchan yang tengah telanjang bulat dengan handuk yang berada di atas kepala si pemuda serigala, air dengan tak sopan menetes dari ujung ujung rambutnya menuju lantai membuat penampilan nya terlihat begitu sexy sekarang.
Minho berbalik lantas menaruh kedua sikut nya ke belakang, pada kedua sisi tepian wastafel sembari menatap tajam BangChan.
"Gua gak sebodoh itu buat gak sadar ada yang aneh di sini"
BangChan membalas tatapan itu, menyadari apa yang di sampaikan oleh mata Minho, ia menaikan salah satu sudut bibir nya. Seringgai sexy yang membuat Minho me rolling bola matanya malas.
"Jadi lo mau tahu hm?" Bangchan bergerak mendekat ke arah Minho, berdiri di hadapan Minho dengan kedua tangan terangkat dan ditaruhnya di kedua sisi kepala Minho. Menahan tubuh dengan permukaan cermin wastafel dibelakang kepala Minho.
"Akan ku beri tahu tapi-" BangChan mendekatkan wajah nya kearah Minho yang seketika menolehkan kepalanya ke arah lain. Sial posisi kedua nya terlihat aneh dan menjerumuskan kepada salah paham.
"Bakal gua beri tahu jika lo mau muasin gua" Bisik BangChan tepat di telinga Minho, kedua kelereng Minho terbuka lebar sebelum mendorong dada Bangchan menjauh.
"NAJIS!! YA ALLAH!! GILA!!" Minho nampak berteriak histeris merasa geli dengan adegan yang baru saja terjadi di antara nya dan BangChan.
"JAUH JAUH LU HOMO DARI GUA"
Brakhhh!!
Suara pintu kamar mandi terdengar keras saat Minho menutupnya tanpa perasaan, Bangchan mengelus dada nya yang sempat terlonjak kaget akibat suara pintu.
BangChan bergumam lalu berteriak kencang agar bisa di dengar tersangka Lee Minho "Gua juga najis sama elu kali, ELU JUGA HOMO YA LEE MINHO!!"
─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙
Felix mengerang malas, seharian ini sekolahnya menguras otak sekali. Kuis dadakan dan ulangan dadakan adalah hal yang menyebalkan sekali benarkan?
Felix baru saja dari kantin untuk membeli susu, tapi langkahnya terhenti didepan pintu ruang musik.
Ia mengenal suara yang tengah melantunkan sebuah lagu di iringi oleh gitar tersebut, untuk semakin membuatnya percaya apakah orang yang didalam sana benar orang yang dia terka atau bukan maka felix memilih mengintip dari jendela yang setinggi hidung nya itu.
Felix dapat menangkap dengan jelas sosok Jisung tengah memandang sebuah kertas yang ia yakini berisi lirik dan chord gitar yang kini ia mainkan dengan telaten.
Nada nada yang ia lantunkan menyatu padu dengan alunan gitar. Lagu yang sangat nyaman di dengar.
Apakah Jisung berencana ikut lomba? Soalnya ini pertama kali Felix lihat Jisung tidak ke kantin selama istirahat. Atau Jisung sedang menyiapkan hadiah untuk orang yang dia sayang.
"Dor''
Felix terperajat, lantas berbalik memandang Minho yang tengah menahan tawa nya akibat melihat ekspresi terkejut Felix.
"Ngapain Lo diem diem mantau Jisung?"
"Enggak" Felix berbalik kembali, mengintip Jisung didalam ruang musik. "Gua gak sengaja denger dia nyanyi, suara nya bagus"
Minho bergerak menghampiri Felix, bersandar pada dinding dengan tangan terlipat didepan dada.
"Dia berencana mau ikut audisi jadi mulai hari ini, waktu dia bareng kita bakal sedikit"
Felix menatap lurus kearah Jisung sebelum tersenyum kecil. "Ya kalo gitu kita harus semangatin Jisung"
Minho melotot saat Felix meneriakan nama Jisung sembari masuk kedalam ruang musik. Jisung nampak tersenyum akan kedatangan Felix, menerima dengan senang hati susu yang disodorkan oleh Felix.
Minho menunduk sembari tersenyum kecil, Felix benar benar orang yang lucu. Ahh ia tak mau ketinggalan juga.
"YO JISUNG, GUA BAWA SANDWICH NIH LO BELUM MAKAN SIANG KAN"
Sepertinya, hari ini Jisung tak akan bisa latihan dengan tenang, iyakan?
─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙
Bibirku menolakmu
Namun hati ku terus menginginkan mu
Apa aku munafik?
-Lee Minho-
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAYKIDS LOVE STORY; 30 days [✔️]
FanfictionLee felix yang harus mengikuti pertukaran pelajar di korea dan terpaksa tinggal di rumah yang sudah disediakan selama 30 hari bersama 7 pria lainnya yang berasal dari sekolah berbeda. Gak papa sih sebenernya tapi mengingat mereka HOMO membuat Felix...