Pagi ini Felix menghela nafas saat Jisung baru selesai mengganti perban pada tangan kanan nya, di pandang nya Jisung yang nampak dengan telaten menaruh kembali peralatan ke kotak p3k, sadar dengan helaan berat dari si manis segera Jisung alihkan atensi pada Felix.
"Kenapa Lix?"
Felix menggeleng, entahlah ia sendiri tak tahu harus menjawab apa pertanyaan yang di berikan Jisung padanya.
"Gatau, cuman flat aja hidup gua"
Jisung menaikan salah satu alisnya. Bingung dan tak mengerti maksud dari ucapan Felix.
"Ah gatau deh gimana gua jelasin nya, inti nya gitu"
Yaudahlah Jisung bagian mangut-mangut aja walau dia sama sekali tak mengerti maksud Felix.
Tok tok tok. . .
Keduanya menoleh kearah pintu yang memang tidak di tutup, Bangchan nampak tersenyum pada keduanya.
"Sung, dicariin Hyunjin. Dan oh iya Lix temenin gua ngeteh di teras dong"
Felix dan Jisung mengangguk secara serempak, Jisung berdiri sembari menenteng kotak p3k. "Gua nyimpen ini dulu baru samperin si Dower, Nikmati waktu ngeteh kalian ya"
Jisung melambaikan tangannya sembari melewati Bangchan di daun pintu, pergi untuk menyimpan kotak p3k di tempat nya, meninggalkan Felix dan Bangchan yang sama-sama terdiam.
"Ah ayo Bang" Felix yang merasakan suasana hening melingkupi keduanya segera bangkit dari duduk nya di atas kasur dan menghampiri Bangchan yang mengulurkan tangan pada Felix, dengan ragu Felix genggam uluran tersebut.
Keduanya berjalan menuju teras bawah dan itu tak luput dari pandangan seseorang yang baru saja hendak naik menuju lantai dua. Ia mengurungkan niatan nya dan lebih memilih pergi menuju dapur.
Changbin masih terlalu malu untuk berhadapan dengan Felix.
─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙
"Gua rasa lo bener, gua suka sama Minho"
"Begitu ya"
Felix mengantupkan bibirnya, otomatis terdiam mendengar jawaban Chan. Ia tersenyum sembari memperlihatkan deretan gigi nya ke arah Chan.
"SEMOGA KALIAN BERJODOH!!"
Chan agak terkejut dengan teriakan si manis, ia kemudian ikut menarik sudut sudut bibir nya, membentuk kurva keatas yang disebut senyuman. Felix selalu terlihat menarik di mata nya.
"Lo, apa lo gak mau nyatain perasaan pada Changbin?"
"Eh?"
Felix menatap Chan dengan pandangan bertanya, lalu kemudian ia menatap lantai dibanding menatap partner minum teh nya saat ini.
"Entahlah, gua sedikit ragu menyatakan perasaan" Felix menarik nafasnya sembari bertopang dagu, menatap Chan dengan pandangan memelas.
Tangan besar Chan jatuh ke helaian halus Felix, mengusak nya lembut. "Nyatain perasaan lo Lix, ini hari terakhir kita di rumah ini hanya ada dua kemungkinan"
Felix melipat kedua tangan nya di atas meja, ia taruh pipi bya bersandar di atas lipatan tangan sembari menatap Chan bingung.
"Pertama, kita hanya akan kenal dan terlupakan atau sebagai teman lama yang tak akan akrab lagi di masa depan" Chan tersenyum sembari menjawil hidung Felix membuat si empunya menjerit tak terima.
"Ini tahun terakhir gua, Minho sama Changbin. Kemungkinan di pertukaran selanjutnya bakal beda orang Lix"
Felix merenggut, yang Chan ucapkan adalah fakta yang coba ia sangkal. Ini adalah kesempatan terakhir Felix dan Felix tak seharusnya ragu ragu. Ia harusnya berani mengambil resiko dan menyatakan perasaan pada Changbin.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAYKIDS LOVE STORY; 30 days [✔️]
Fiksi PenggemarLee felix yang harus mengikuti pertukaran pelajar di korea dan terpaksa tinggal di rumah yang sudah disediakan selama 30 hari bersama 7 pria lainnya yang berasal dari sekolah berbeda. Gak papa sih sebenernya tapi mengingat mereka HOMO membuat Felix...