Felix mengerang malas, badan nya terasa sakit semua saat terbangun tadi pagi. Entah efek menangis sampai larut malam karena patah hati atau karena hal lain. Felix tak perduli walau harus sibuk mengompres mata nya pagi ini.
Kegiatannya hanya tidur diatas kasur sembari memegang es batu dan menggerakan balok beku tersebut disekitar area kelopak matanya yang membengkak pagi ini.
"Aaaaaaaah sial sekali" Felix menghembuskan nafasnya gusar.
"Jauhin kak Changbin murahan"
"Jangan jadi hama di hubungan orang lain"
"Gua tunangan Seo Changbin"
Felix menghembuskan nafasnya, sesuatu dengan kasar meremas jantungnya hingga sesak mendera nya kembali. Ia tak bisa melupakan ucapan Park Jisung sebelumnya soal jika pemuda itu adalah tunangan Changbin.
"Gua udah tahu padahal tapi kalo dari mulut dia kenapa rasanya tetep sesak sih"
─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙
Changbin melangkahkan kaki nya menuju sekolah dengan perasaan marah, langkahnya membawa nya menuju kelas Jeongin dan Park Jisung berada. Dibelakang nya Han Jisung berlari tanpa mampu mengejar kaki kaki pendek Changbin.
"Bang, sabar dulu" Jisung menyentuh dadanya yang sangat sesak akibat kesulitannya bernafas saat berlari. Sedangkan Changbin didepan sana sudah membuka tanpa perasaan pintu tersebut.
Jisung baru saja sampai didepan pintu kelas sepuluh dengan tangan Changbin sudah menarik kerah baju Park Jisung. Seluruh murid yang telah hadir hanya mampu membisu merasakan aura menakutkan menguar dari tubuh Changbin.
"Maksud lo apa ngikutin Felix ke toilet kemarin? Gegara lo dia hindarin gua"
Sang pemuda Park hanya memandang Changbin dengan salah satu alis terangkat.
"Oh itu?" Jisung melepaskan tangan Changbin pada kerahnya sembari tersenyum.
"Aku hanya memberi tahu dia saja jika dia itu hama di hubungan kita"
Buaghhh
"BANG ABIN!!" Han Jisung berlari memeluk bisep Changbin, saking kuatnya emosi Changbin hingga bukannya turun tangan itu tubuh Han Jisung malah terangkat beberapa senti dari lantai.
"Bang udahhh tenangin diri lo"
Changbin menatap Han Jisung yang menatapnya dengan tatapan memelas membuat nya luluh. Ia menghela nafas dan menurunkan tinju keduanya yang belum melayang kewajah sang tunangan.
"Ck"
Jisung melepaskan pelukan nya pada tangan Changbin dan mengusap bahu sosok yang ia anggap kakak tersebut.
"Gua mau ke kelas"
Park Jisung menatap punggung Changbin yang menjauh sedangkan dihadapan nya Han Jisung menatapnya dengan tatapan datar.
"Park Jisung si muka dua, jangan ganggu Felix atau lo ngerasa kalah sama Felix huh?" Sang pemuda bermarga Han melipat tangan nya didepan dada membuat sang pemuda Park memandangnya dengan tatapan marah.
"Murahan lo sih ngejar ngejar dia, gak malu?"
Jari itu menunjuk nyalang Han Jisung yang menatapnya merendahkan dengan seringgai puas pada bibirnya.
"Lonte" Bisik - bisik mulai terdengar saat sang pemuda Han pergi meninggalkan kelas tersebut diikuti tatapan penuh emosi dari si pemuda Park.
"Awas aja lo Han"
─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙
"Hai Jeongin"
Jeongin yang tengah membaca sebuah novel langsung mendongak, menurunkan kaca mata bacanya sembari menatap Park Jisung yang tengah berdiri didepan nya.
"Gua denger lo gak seneng temen lo yang deket Kak Hyunjin"
"Gak juga" Jeongin menyandarkan punggung nya lantas menaruh kaca mata baca nya diatas meja bersama sang buku, tangannya terlipat sembari menatap Jisung yang nampak mendengus.
"Lo kesini mau ngomong itu doang?"
Park Jisung menaruh sebuah botol kecil diatas meja Jeongin, hari ini hujan dan sudah jam pulang sekolah. Hanya tersisa Jeongin dan Park Jisung di kelas tetsebut.
"Ini obat pencahar, lo bisa kasih ini ke temen lo kalo lo mau"
Jeongin memandang botol obat tersebut lantas Park Jisung bergantian, Jisung hanya mengedikan bahunya sembari menyeringgai.
"Kalo gitu gua duluan ya, dadah"
Jeongin menghela nafas, mengambil obat tersebut dan memandang botolnya lamat-lamat.
"Jeong yuk pulang"
Jeongin terkejut dan segera memasukan botol tersebut kedalam tasnya saat melihat sosok Sanha sang teman sebangku masuk kedalam kelas. Nampaknya dari kantin.
"A-ah iya San, bentar gua beresin meja dulu"
─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙
"Jeongin kemana?"
Minho nampak menggeleng tak tahu menjawab pertanyaan Bangchan. "Mungkin belajar, Lix coba panggil dia deh"
Felix mendongak kan kepalanya lalu mengangguk. Ia dengan segera berdiri dari duduknya dan berjalan menuju kamar Jeongin.
Ia berdiri di hadapan pintu kamar Jeongin dan Changbin namun sebelum tangannya membuka pintu yang sedikit terbuka sebuah suara menghentikan nya.
"Apa iya gua harus kasih obat pencahar ini?"
Felix mendekatkan telinganya guna mendengar lebih jelas monolog Jeongin.
"Jahat banget gak sih kalo gua kasih Bang Jisung obat pencahar?"
Didalam sana Jeongin tengah duduk di meja belajar sembari memandang botol kecil ditangannya tersebut, memandang benda itu tanpa bosan sendari tadi.
"Gua emang suka sama Bang Hyunjin tapi gak mungkin gua celakain Bang jisung, dia gak tahu apa apa"
Jeongin menghela nafas berat. "Gak tahu deh, ngapain pula Park Jisung ngasih gua beginian. Mending gua buang ke toilet deh"
"Jeong"
Jeongin terperajat entah keberapa kalinya dalam satu hari ini, ia menaruh botol tersebut didalam nakas meja belajarnya lalu berbalik memandang Felix dengan wajah penuh keringat.
"Udah waktunya makan malam"
"Oh oke gua nyusul"
Felix memandang Jeongin yang nampak menggerakkan matanya kesana-kemari guna menghindari tatapan Felix.
"Yaudah buruan"
Jeongin menghembuskan nafasnya lega saat sosok Felix berbalik pergi. Di ambilnya benda tersebut sebelum memasukan nya kedalam tas sekolahnya.
"Besok aja deh gua buang di sekolah"
Jeongin pun beranjak dari duduknya dan berjalan menuju ruang makan berada.
─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙
Mencintaimu, hampir membodohiku
-Yang Jeongin-
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAYKIDS LOVE STORY; 30 days [✔️]
FanfictionLee felix yang harus mengikuti pertukaran pelajar di korea dan terpaksa tinggal di rumah yang sudah disediakan selama 30 hari bersama 7 pria lainnya yang berasal dari sekolah berbeda. Gak papa sih sebenernya tapi mengingat mereka HOMO membuat Felix...