"Jeong, sibuk ngga?"
Pagi itu Jeongin yang sedang sibuk mempersiapkan segala peralatan sekolahnya menoleh kearah pintu kamar, Lee Felix nampak menongolkan kepalanya dari celah pintu yang dibalas gelengan oleh termuda.
"Masuk aja bang"
Felix memastikan terlebih dahulu keadaan kamar senyap lantas menutup pintu perlahan sedangkan Jeongin kembali sibuk dengan peralatan sekolahnya.
"Je, maaf gua kesannya nuduh lo sesuatu tapi apa lo tahu kenapa sama Jisung?"
Gerakan tangan Jeongin terhenti, bayangan saat Felix memanggilnya untuk makan kemarin malam terngiang begitu saja.
"G-gua gatau apa apa" Jawab Jeongin, walau terdengar gugup ditelinga Felix.
"Kenapa sama nada lo? Whatever, Kemaren apa yang lo sembunyikan?" Tanya Felix masih berdiri membelakangi pintu.
"Hahhh" Jeongin sepertinya memang harus jujur.
"Kemaren Park Jisung yang ngasih gua itu. Katanya buat isengin Bang Jisung tapi udah gua buang di ember sampah depan kelas" Jelas Jeongin. Felix melebarkan matanya.
"Kemaren gua liatin dia ngacak-ngacak ember sampah kelas lo, jangan-jangan dia yang buat Jisung pingsan?"
Jeongin memandang Felix lama lalu menggertakan giginya kesal. "Bisa jadi"
Ia segera membereskan tasnya lalu menyampirkan di bahu. "Kalo yang lain nanya, bilang aja gua ada urusan " Jeongin melangkah ke arah pintu, Felix bergeser melihat tubuh bongsor itu mendekat dan membuka pintu sebelum memilih melangkah keluar kamar.
─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙
Bangchan mengedarkan tatapan nya ke segala arah sebelum mengernyit, satu sosok tidak ada di meja makan bersama mereka.
"Maknae kemana?"
Felix menggigit bibir bawahhya sedikit gugup untuk menjawab. "Umm katanya ada urusan"
Namun gelagat itu jelas tertangkap mata Changbin membuat tertua memicingkan matanya sedikit curiga dengan Felix.
Bangchan juga gak se bego itu buat ngga menyadari gelagat Felix, hanya saja ia tak ingin terlalu memusingkan nya, Jisung dan Minho saja sudah cukup membuat Chan stress karena memikirkan tingkah mereka.
"Lix, nanti pergi bareng gua ya. Gua harus pergi ke suatu tempat dulu"
Felix memandang Changbin bertanya lantas mengangguk kan kepalanya sebagai jawaban tanpa bersuara.
"Sung Lo yakin mau sekolah" Suara Hyunjin mengalihkan perhatian seluruh orang kepada Jisung yang tengah sibuk makan. Pemuda berpipi tupai itu mengangkat kepalanya dan mengangguk.
"Lo istirahat aja dirumah ya" Hyunjin lagi-lagi bersuara membuat Jisung menggeleng.
"Gak ah, sepi. Mending sekolah"
Hyunjin menghembuskan nafasnya pasrah. Seungmin nampak menghembuskan nafasnya sebelum menaruh sendok diatas piring kosong.
"Gua berangkat duluan ya? Gua harus ke perpus pagi ini buat rangkum soal" Seungmin segera berdiri dan meraih tasnya sebelum berlari pergi dengan terburu-buru.
"Ini perasaan gua aja atau emang kondisi rumah jadi membingungkan gini"Gumam Minho menyandarkan punggung, ia jadi tak bernafsu untuk makan.
"Lo fikir sikap lo gak membingungkan"
Seluruh mata memandang Bangchan yang nampak santai memakan makanan nya sedangkan Minho memilih diam, tak berniat menyahuti sehingga suasana di meja makan pun berubah menjadi sunyi seketika.
─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙
Park Jisung baru saja memasuki kelasnya dengan sebuah senyuman ramah terpatri pada bibir tipisnya, namun senyuman itu langsung hilang digantikan oleh ringisan dari kedua belah bibirnya.
Yang Jeongin baru saja menariknya dengan kuat saat memasuki pintu kelas yang masih sepi lalu mendorongnya hingga punggung sang pemuda Park bertubrukan dengan dinding. Rasanya sakit jika kau tanya.
"Ah-!! Apa - apaan sih?!" Tanya nya marah memandang Jeongin yang juga memandang tajam dirinya.
"Elo yang apa-apaan bangsat! Bisa-bisa nya lo nyakitin Bang Jisung!" Nada Jeongin meninggi dengan emosi yang ada di ubun-ubun. Jeongin jarang murka pada seseorang namun apa yang diperbuat si Park ini berhasil memancing emosi nya.
"Lo gak bisa kan? Yaudah gua yang lakuin. Harusnya lo seneng liat hama di hubungan lo sama Hyunjin sakit"
Buaghh
Tidak! Tinjuan itu bukan berasal dari Jeongin melainkan sosok lain yang entah sejak kapan berdiri di daun pintu tepat disamping keduanya.
Kim Seungmin nampak mendengus. "Jangan jadikan Jeongin alasan. Lo benci Jisung karena deket bang Abin kan?"
Jeongin melepaskan genggaman pada kerah pakaian sang Park dan digantikan digenggam oleh tangan Seungmin. Ia merinding merasakan aura Seungmin sangat mengintimidasi melalui tatapan nya.
"Sakitin orang terdekat gua lagi, gua pastiin lo masuk penjara" Gumam Seungmin yang membuat Park Jisung menatapnya kesal.
"Oh ya? Lo bisa gitu jebolin ke penjara? Emang lo ada bukti ha?"
Salah satu sudut bibir seungmin naik, ia mengangkat dagunya dan memandang merendahkan Jisung.
"Cctv kantin dan jembatan keknya cukup jeblosin lo ke penjara. Jangan main-main sama gua jika lo lupa, keluarga gua lebih berkuasa dari keluarga lo" Seungmin menarik tangan Jeongin. "Ayo lo sarapan dulu Jeong"
Jeongin menurut ketika Seungmin menariknya pergi dari ruangan, ia menatap Park Jisung dan memeletkan lidahnya melihat sang pemuda Park hanya terdiam dengan tangan mengepal menahan emosi.
Senang juga melihat pemuda bermuka dua itu kalah.
─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙
Felix melangkah berdampingan dengan Changbin menuju persimpangan lorong kelas Changbin dan Felix. Kelas Changbin setingkat diatas Felix.
Awalnya Changbin ingin mengantar Felix namun dengan cepat pemuda itu menolaknya, kasihan aja gitu kalo disuruh bolak balik ntar makin bantet Changbin.
"Yaudah lo belajar yang rajin ya?" Changbin mengusap pucuk kepala Felix membuat termuda menatapnya tak berkedip. Antara terkejut dan juga senang.
"Y-yaudah kakak juga " Duh Felix gugup, padahal dia udan berusaha Move on tapi Changbin merusak niatan nya dan malah membuat Felix makin jatuh cinta.
"Yaudah gua duluan" Changbin tersenyum kecil, ia melangkah naik kearah tangga meninggalkan Felix yang memegang dadanya sendiri.
"Gila, gua udah jadi homo gegara kak Abin" Gumamnya sembari tersenyum, ia berbalik namun sebelum bisa melangkahkan kaki nya. Ia terdiam melihat Park Jisung memandang nya.
"Lo sejak kapan?" Tanya Felix.
"Baru aja, oh iya kenapa kemarin gak datang?" Tanya Jisung memiringkan kepanya bingung. Ah Felix teringat undangan sang pemuda Park yang Changbin larang datang kemarin.
"Kemarin Jisung sakit. Gua gak inget " Bohong Felix.
"Besok ya, datang pleasee ada yang mau gua katakan soal kak Changbin. Ini penting"
Felix menggigit bibir bawahnya, Changbin melarang nya namun ia pun juga penasaran sama apa yang akan dibahas sang pemuda Park.
Apapun menyangkut Changbin selalu membuat Felix ingin tahu.
Ia memandang Park Jisung yang nampak menanti jawaban nya.
"Oke besok gua dateng"
─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙
Kau adalah topik paling aku sukai
Dibanding diriku sendiri
-Lee felix-
![](https://img.wattpad.com/cover/257554612-288-k773057.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAYKIDS LOVE STORY; 30 days [✔️]
FanfictionLee felix yang harus mengikuti pertukaran pelajar di korea dan terpaksa tinggal di rumah yang sudah disediakan selama 30 hari bersama 7 pria lainnya yang berasal dari sekolah berbeda. Gak papa sih sebenernya tapi mengingat mereka HOMO membuat Felix...