꒰⑅' ˘ '⑅꒱Hari kedelapanbelas⊹˖♡̷

519 61 4
                                    

Keheningan memenuhi seisi ruangan, hanya diisi oleh suara alat bantu kehidupan yang terpasang pada tubuh pemuda yang terbaring tak berdaya diatas kasur rumah sakit. Satu lagi pemuda hanya terduduk disamping kasur sang pemuda dengan selimut rumah sakit membungkus tubuhnya.

Tangan nya menggenggam erat tangan yang lebih dingin, tak perduli keadaanya sendiri yang terlihat kacau dengan kaki yang di perban. Ia yakin tak akan bisa berjalan untuk beberapa hari kedepan.

"Ji, bangun" Gumam Hyunjin yang entah ke berapa kalinya malam ini. Air mata telah kering sejam yang lalu dan hampir berjam-jam Hyunjin memangis malam ini karena khawatir pada keadaan Jisung.

Brakkk

Pintu terbuka mengalihkan pandangan Hyunjin, disana teman-temannya dengan pakaian piyama nampak panik sepertinya mereka tak sempat mengganti baju apalagi keadaan mereka nampak setengah basah.

"JISUNG!!" Jerit Changbin.

─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙─͙

Pagi ini hujan masih belum berhenti namun sekarang berubah jadi gerimis yang menyatu dengan sinar matahari, membuat setiap dedaunan dan tumbuhan terlihat segar dipandang mata.

Namun berapa pun indah pagi ini, menurut Hyunjin ini sama sekali tidak indah. Ia baru saja menjalani penggantian perban tepat di samping kasur Jisung. Iya Hyunjin juga dirawat karena kakinya lecet dan berdarah.

"Jadi lo kenapa? Lo belum cerita apapun" Tanya Seungmin menancapkan garfu pada potongan apel lantas menyuapi Jeongin lebih dulu. Btw Seungmin bisa nyampe kesini gegara panik dia jadi lupa kalo kakinya juga lagi sakit.

"Kemaren sore setelah Hujan gua lagi di kota, nyariin Jisung maybe dia disana karena seharian. Gua gak liat dia disekolah" Hyunjin menghentikan ucapan nya, menerima suapan apel dari Seungmin.

"Terus gua dapet telfon dari Bang abin kalo Jisung di jembatan. Jadi tanpa fikir panjang gua kesana tapi gua telat, ada orang dorong Jisung tapi gua gak terlalu liat dia karena lebih fokus ke Jisung" Hyunjin menghela nafas berat.

"Gua langsung terjun gegara gak bisa mikir apapun, untung nya gua jago berenang jadilah gua bisa selamatin Jisung tapi gak ada bantuan disana karena suasana sepi habis hujan, jadi gua gendong Jisung sambil lari untungnya ada mobil polisi gak jauh banget yang bersedia anter kami ke rumah sakit dan beritahu kalian"

Hampir semua orang menahan nafasnya mendengar cerita Hyunjin. Minho menggigit bibir bawahnya menatap kaki Hyunjin.

"Kaki lo?"

"Sepatu gua lepas pas nolongin Jisung jadi gua lari sekuatnya tanpa alas ya gitu ada beberapa benda asing yang gores kaki gua dan buat telapaknya luka lumayan parah kata dokter " Jelas Hyunjin.

"Kalian sekolah gih, lo juga Minho, udah beberapa hari lo izin gegara ngurus Chan sama Seungmin. untuk Hyunjin, Seungmin sama Jisung biar gua yang urus" Ujar Changbin menatap yang lainnya. Ia menatap Bangchan.

"Lo kalo masih ngerasa sakit dirumah aja. Masak apa kek buat sarapan Hyunjin, gua ngerasa kasihan kalo dia diharuskan makan makanan rumah sakit" Ujar Changbin pada Chan yang mengangguk.

"Pake mobil gua, anterin mereka sekolah dan kasih tahu aja alasannya sambil minta izin kalo Hyunjin sama Jisung gabisa masuk" Lanjutnya.

"K-kak" Felix mencicit membuat atensi semuanya mengarah pada nya. "Gua boleh izin? Gua pengen pastiin Hyunjin sama Jisung baik baik aja"

"Gak Lix, ada Seungmin disini"

"T-tapi Seungmin kan lagi sakit"

"Lix" Changbin terdiam.

STRAYKIDS LOVE STORY; 30 days [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang